Bagian 3

2.9K 336 18
                                    

"Good morning" sapa Baekhyun saat memasuki ruang rekaman ditemani sang manajer, Kim Junmyeon. Hari ini pria itu terlihat lebih bersemangat daripada biasanya, bahkan ia muncul dengan senyum manis untuk menyapa sang produser beserta dua pria lain yang hadir disana.

"Morning Baekhyun" balas dua orang pria itu dengan senyum ramah.

Chanyeol memutar kursi, mengernyitkan dahi mendapati Baekhyun dengan auranya yang begitu cerah "Morning" sahutnya.

"Silahkan duduk, kita akan menunggu Willis dulu sebelum memulai"

Baekhyun memberi anggukan kemudian duduk disalah satu kursi yang tersedia disana. Matanya beberapa kali ia arahkan menuju pintu, sambil melihat jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Pukul sembilan lewat limabelas, ia hanya perlu menunggu sekitar tiga jam lagi.

Semua orang kembali bersiap di tempat masing-masing, musik kembali diputar. Setelah satu persatu bergantian melakukan record, kini kedua penyanyi itu ada didalam sana melakukan record untuk part yang dinyanyikan bersama. Tak ada kendala yang berarti, baik Willis maupun Baekhyun menyelesaikannya dengan sangat baik. Kegiatan berakhir saat hari mulai gelap, matahari telah kembali pulang pada peraduannya.

Si manis Byun yang tadinya nampak bersemangat kini terlihat gelisah dengan manik yang tak henti melirik kearah pintu. Pria itu masih menunggu sosok bocah laki-laki yang belum muncul juga batang hidungnya. Dan, Baekhyun hanya bisa menghela nafas panjang setelah ia menyelesaikan rekaman, anak itu tidak datang seperti janjinya.

"Chanyeol!" Baekhyun memanggil si komposer sekaligus produser dengan ragu. Proses rekaman telah usai, pria itu sedang sibuk berbenah dengan dua pria lainnya.

Pria itu menoleh "Ya? Ada yang bisa kubantu, Baekhyun ssi?" terlalu formal tapi begitulah Chanyeol, selalu profesional dengan pekerjaannya. Tak pernah sekalipun mencampur adukkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.

"Emm.. Jam berapa Jackson akan datang?" tanyanya.

"Tidak, Jackson takkan datang hari ini Jane mengajaknya pergi"

"Pergi? Ah, begitu rupanya" Wajah yang sebelumnya penuh harap itu seketika kehilangan semangat. Padahal Baekhyun sudah memikirkan apa saja yang akan ia lakukan dengan Jackson hari ini semalaman.

Chanyeol tentu melihat raut kecewa itu, tak menampik jika ia merasa kasihan. Hanya saja Chanyeol memilih abai, ia tidak ingin Jackson semakin dekat dengan Baekhyun.

..

Seminggu berlalu dan Baekhyun masih rutin pergi ke agensi, ada banyak hal yang harus ia selesaikan. Tapi entah mengapa hari-harinya kembali kelabu, meski jadwalnya di New York tak sepadat di Korea.

Baekhyun masih perlu melakukan syuting video clip bersama Will dan beberapa photoshoot. Urusan soal lagunya sudah beres, dan itu membuatnya semakin jarang bertemu dengan Chanyeol. Hubungannya juga sama sekali tak ada perkembangan, pria itu memperlakukannya seperti orang asing disini.

Tapi lebih dari Chanyeol sebenarnya Baekhyun ingin bertemu lagi dengan si mungil. Sayangnya sejak hari itu Jackson tak lagi datang mengunjungi ayahnya. Kalau boleh jujur Baekhyun Ingin sekali meminta izin pada Chanyeol agar diperbolehkan menemui putranya, tapi ia terlalu sungkan. Ia merasa tidak pantas, ia tidak berhak meminta itu pada Chanyeol. Jadi, Baekhyun hanya bisa berharap, berharap akan ada kesempatan bertemu dengan Jackson lagi nanti.

..


Jam menunjukkan pukul 10 malam, seperti biasa Baekhyun mengambil air putih dan beberapa obat yang ia letakkan dalam laci. Belum sempat ia minum ponsel miliknya lebih dulu berdering. Deretan angka muncul di layar, sebuah nomor asing. Baekhyun mengernyit, pria itu segera menekan tombol hijau lalu mendudukan diri di samping ranjang.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang