Bagian 24

2.2K 210 34
                                    

Jumat sore yang mendung, seakan cuaca turut murung layaknya suasana hati seseorang. Hari ini Chanyeol sengaja pulang lebih awal untuk menemui Jane.

Chanyeol baru tiba ketika wanita cantik berambut pirang itu sudah duduk manis di salah satu meja ujung dekat jendela cafe. Chanyeol lantas mengambil langkah panjang dan duduk di hadapannya, wanita itu menyambutnya dengan senyum tipis. Wajahnya nampak gugup menatap Chanyeol dari balik senyumannya.

"H-hai, bagaimana kabarmu?" Sapanya pertama kali.

"Aku baik." jawab Chanyeol singkat.

Jane mengangguk dengan mata coklat mudanya yang memandang Chanyeol dalam.

"Maaf membuatmu menunggu." Lanjut Chanyeol yang menyadari tatapan intens itu.

"Tidak, aku juga baru sampai." Jane membasahi bibirnya sebentar sebelum kembali bersuara "Rasanya sudah lama sekali ...."

"Iya sudah lama sekali," sahut Chanyeol. "... dan selama itu pula kau membuatku menunggu."

Jane mengangkat satu alisnya, menatap Chanyeol dengan pandangan bingung.

Chanyeol menarik napas panjang sebelum membenarkan posisi duduknya. "Aku akan langsung pada intinya saja Jane," lanjutnya seolah menjawab kebingungan wanita itu. Lagipula Chanyeol juga tak ingin berbasa-basi.

"Aku mengajakmu bertemu untuk membicarakan sesuatu, kurasa selama ini kita sudah cukup membuang-buang waktu." mulainya.

Chanyeol mengeluarkan sebuah map coklat yang sedari tadi ia bawa. Membuka isinya dan segera menyodorkan surat-surat di dalamnya pada Jane.

"Kau bisa membacanya terlebih dahulu, setelah itu tanda tangani di sini." tunjuk Chanyeol pada sebuah kolom yang sudah disediakan di kertas tersebut.

Jane cukup membaca judul pada kop surat, hanya sekilas dan ia sudah tahu apa isinya. Ekspresi di wajah cantiknya berubah seratus delapan puluh derajat.

"Kau membuangku sekarang?" Pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, tatapan Jane berubah tajam menatap Chanyeol dengan sisa kewarasannya. Tak ada lagi ramah tamah yang coba ia tunjukkan.

Chanyeol bergeming, belum sempat menjawab pertanyaan wanita berdarah eropa itu.

"Jadi ini yang kuterima setelah apa yang kulakukan?" Sebuah senyum miris lantas muncul dari bibir Jane menertawakan dirinya sendiri.

"Jane kau tahu bagaimana perjanjiannya, dan kurasa kita sudah tak diuntungkan dengan pernikahan ini lagi sekarang." Chanyeol balas memberikan tatapan bersalah.

"Chanyeol, apa bertahun-tahun tinggal bersama masih tak membuatmu mengerti juga? Apa waktu yang kita habiskan bersama sama sekali tak berarti bagimu? Apa kau tidak ingat aku adalah satu-satunya orang yang ada bersamamu saat itu. Apa itu juga tak berarti apapun? "

"Aku berterimakasih, tentu kau sangat berjasa dalam hidupku dan Jackson. Tapi aku tidak bisa lagi melanjutkan semua ini Jane, nyatanya menghabiskan tahun-tahun bersamamu tak merubabah apapun. Aku sudah mencoba, sudah ratusan kali aku mencoba membuka hatiku, tapi tidak bisa." Berat suara itu berdengung melemah diakhir kalimat.

"Chanyeol-"

"Aku tidak mencintaimu Jane." Sahutan itu menyentak Jane, pundaknya merosot, tergugu sedang hatinya teremas kuat.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang