Bagian 14

2.6K 280 32
                                    

Kau tahu? aku muak! Bayi ini hanya menahanku dan aku jelas tak bisa menggantungkan hidup padamu. Di luar sana masih ada banyak hal yang ingin ku lakukan, dan bayi ini menghalangiku!"

"Demi Tuhan dia masih belum genap satu bulan Baekhyun, dia masih membutuhkanmu."

"Aku tidak peduli, dia bayimu. Aku sudah bilang tak menginginkannya jadi sekarang semua terserah padamu dia bukan urusanku lagi."

"Kenapa kau bisa setega itu? Bagaimanapun dia adalah putramu Baekhyun!"

"Sudah kubilang aku tak menginginkannya Chanyeol! Dia telah menyita waktuku! Harusnya aku bisa debut lebih awal, tapi karena bayi bodoh itu aku harus memulai semuanya dari awal, dan aku tak ingin membuang kesempatan emas yang mereka berikan!"

Baekhyun mengambil barang-barang yang telah ia masukkan ke dalam koper, menyeretnya menuju pintu tanpa mempedulikan tangisan pilu seorang bayi yang berada dalam gendongan kekasihnya.

"Kau akan menyesal Baek!"

Baekhyun abai, terus melangkahkan kakinya mantap bahkan tak mau repot untuk sekedar menoleh ke belakang hingga tubuh mungilnya benar-benar hilang. Pintu ditutup kasar menyisakan Chanyeol yang berdiri tanpa bisa berbuat apa-apa lagi.

...

Sinar matahari yang mengintip dari celah gorden berhasil membuat tidur Chanyeol terganggu. Mata bulat itu sayup-sayup mulai terbuka untuk membiaskan cahaya. Tubuh tingginya bergerak, namun ketika hendak meregangkan ototnya yang lelah Chanyeol dikejutkan dengan sosok pria yang ada dalam rengkuhannya. Kulit punggungnya terasa halus dalam indera peraba Chanyeol.

Tunggu, kulit punggung?

Chanyeol segera menarik penuh kesadaran mengabaikan kepalanya yang pening.

Mata bulatnya membola ketika sadar jika pria yang tidur satu selimut dengannya itu adalah Byun Baekhyun. Iris hitam Chanyeol lantas bergulir melihat bagaimana kondisinya, dan Chanyeol hanya bisa menghela napas ketika sadar jika dirinya dan Baekhyun sama-sama dalam keadaan telanjang.

Ini bukan kamarnya, tapi Chanyeol tahu jika ia masih berada di rumahnya. Ia berada di kamar tamu samping dapur.

Kalau boleh jujur Chanyeol cukup panik sekarang. Tapi ia mencoba bersikap tenang dengan memutar paksa ingatannya. Sial sekali yang Chanyeol ingat hanya ketika dia minum semalam di dapur, dan selanjutnya ia tidak ingat apa-apa lagi.

Mungkinkah ia telah bertindak terlalu jauh? Apakah Chanyeol kembali melewati batas?

Entahlah kepalanya bertambah pusing.

Chanyeol bangkit lantas berjalan memunguti pakaiannya yang tercecer di lantai. Memakainya asal dan pergi meninggalkan Baekhyun yang masih tertidur di kamar itu.

Lima belas menit setelahnya Chanyeol telah selesai membersihkan diri. Kini si tinggi itu menghampiri pantry dapur untuk membuat teh jahe yang ia harap dapat meredakan hangovernya.

Pikirannya terlalu kacau hari ini, ia sudah menghubungi asistennya agar menangani pekerjaan untuk sementara waktu. Meski ada banyak pekerjaan yang ia tinggalkan di kantor, Chanyeol cukup tahu diri jika tidak akan berguna apabila ia tetap berangkat dengan keadaan seperti ini.

Lagipula ia juga bimbang antara meninggalkan Baekhyun atau tidak di rumahnya sendirian. Chanyeol yakin Jane dan Jackson sudah pergi sejak tiga jam lalu mengingat sekarang sudah pukul 10 lebih.

Entah Chanyeol harus bersyukur atau tidak Jane kembali. Di satu sisi ia merasa lega karena wanita itu mengurusi Jackson. Namun Chanyeol tak mengerti apakah Jene juga tahu tentang perbuatannya semalam.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang