Bagian 18

3K 273 43
                                    


...

"Baek..."

Suara teriakan dari luar tidak sama sekali Baekhyun gubris. Pria itu kembali menangis ketika menyentuh perutnya. Rasa nyeri itu datang lagi dan semakin lama rasa sakitnya semakin tak tertahankan. Membuatnya meringkuk di atas lantai sambil mengingat ucapan dokter yang beberapa hari lalu memeriksanya.

Hatinya benar-benar hancur ketika dokter mengatakan jika kandungannya mungkin takkan bisa bertahan. Mereka bilang kehamilan pria carier akan jauh lebih berisiko setelah kehamilan pertama. Kandungan Baekhyun sangat lemah hingga dokter memberikannya dua opsi. Menggugurkan kandungan itu atau mempertahankannya dengan nyawa sebagai taruhan.

Kenapa? Kenapa seperti ini?

Baekhyun tidak bisa melepaskan bayinya begitu saja, tapi ia juga takut jika tak memiliki kesempatan untuk melihat bayinya kelak.

"Baekhyun ... Setidaknya kau harus makan jika ingin mempertahankan bayimu." ucap Junmyeon mulai lelah. Sudah berjam-jam sejak ia berdiri di depan kamar milik Baekhyun. Ratusan kali ia mengetuk pintu dan memanggil-manggil nama sang pemilik ruangan, namun tak ada satupun yang mendapat balasan.

Baekhyun kembali mengurung dirinya dan menolak bertemu siapapun yang berkunjung, termasuk Junmyeon.

Tak kunjung mendapati sahutan, Junmyeon lagi-lagi mengembuskan napas lelah. 

"Baekhyun, kau tidak hanya akan membunuh bayimu jika terus-terusan begini. Kalian berdua bisa mati kalau kau tetap keras kepala." tukas Junmyeon kesal, ia sadar jika kata-katanya terdengar cukup kasar, tapi mau bagaimana lagi, ia sudah tak punya cara untuk membujuk pria mungil itu.

"Tinggalkan saja makanannya di depan pintu, akan aku makan nanti. Sekarang pergilah, aku tak ingin bertemu siapapun."

Baekhyun tetaplah Baekhyun. Junmyeon benar-benar tidak mengerti kenapa pria itu bisa begitu keras kepala. Dan, yang lebih tidak masuk akal adalah bagaimana ia masih bisa bertahan dengan Baekhyun sampai sejauh ini.

Junmyeon hampir menggedor pintu kamar Baekhyun lagi kalau saja ponsel di jaketnya tidak berdering. Pria itu segera merogoh saku dan mengangkat panggilan.

Setelah beberapa detik panggilan terhubung, wajah tampannya berubah serius. Beberapa menit berselang panggilan diakhiri dan Junmyeon pergi meninggalkan apartemen Baekhyun.

...

"Dia masih menolak untuk bertemu siapapun." jelas Junmyeon membuat pria di hadapannya menghela napas panjang.

"Aku akan mencoba berbicara dengannya."

Junmyeon mengangguk penuh harap. Ia sudah buntu, Junmyeon tidak mengerti lagi cara untuk menghadapi artisnya yang satu itu. Ia hanya bisa berdoa kedatangan pria di depannya benar-benar membuat semua jadi lebih baik.

TOK TOK TOK ...

Baekhyun hampir menjerit frustasi. Kenapa manajernya itu bebal sekali! Ia sudah mengatakan ratusan kali jika tak ingin diganggu. Tapi, pria itu terus saja datang membuat Baekhyun kesal.

"Sudah kubilang aku tak ingin bertemu denganmu Hyung! Tinggalkan saja makanannya di sana!"

"Ini aku"

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang