Bagian 17

2.9K 271 29
                                    

...

"Kau pulang?"

Senyum lebar Jane berikan untuk menanggapi sapaan Chanyeol padanya. Wanita itu lantas berjalan menghampiri Chanyeol setelah melepas sepatunya.

Sebuah kernyitan segera tercetak di kening Chanyeol begitu melihat cara berjalan Jane yang nampak linglung. Aroma alkohol tercium jelas dari sekujur tubuh wanita itu saat ia mendekat.

"Kau mabuk Jane?"

Alih-alih menjawab Jane hanya menggelengkan kepala sambil terkikik. "Tidak, aku masih sadar, tenang saja. Kau bilang ingin membicarakan sesuatu kan? Kau ingin bicara di mana?" tanya Jane dengan pandangan mata yang tak fokus, tubuhnya bahkan beberapa kali oleng dan hampir terjatuh. Untung Chanyeol sigap memeganginya.

"Kita bicara besok saja, lebih baik sekarang kau tidur." sahut Chanyeol sambil menuntun Jane berjalan pelan menuju kamarnya.

"Tidak Chanyeol, aku bisa bicara sekarang." wanita itu menahan langkahnya, kepala ia gelengkan kuat-kuat. "Apa yang ingin kau bicarakan huh?"

"Kau mabuk Jane."

"Bukankah kau bilang ada sesuatu yang penting? Apa yang ingin kau bicarakan? Apa ini tentang Jackson? Atau menyangkut tentang pernikahan kita?"

"Kita bicarakan besok, oke." final Chanyeol pada wanita yang terus bersikeras itu.

Dengan pandangan yang berusaha ia fokuskan, Jane perlahan mengangkat kepalanya dan menatap Chanyeol tepat di kedua bola mata. "Ah- apa ini tentang Baekhyun?"

Tak ada tanggapan dari yang lebih tinggi. Dan, itu membuat Jane tersenyum miris. "Benar tentang dia rupanya ..." Lirih wanita itu merasa kasihan pada dirinya sendiri. "Apa kalian kembali bersama?"

Chanyeol masih bungkam, dan hal itu sukses membuat Jane kehilangan kesabaran.

"KATAKAN CHANYEOL!" Wanita itu berubah meninggikan suaranya lengkap dengan matanya yang telah berkaca-kaca. Pandangannya begitu tajam, seolah ada berbagai emosi yang ingin ia sampaikan dari sorot itu.

"Jane, aku tidak ingin bertengkar. Kau mabuk, lebih baik kau istirahat."

"Tidak perlu mengalihkan pembicaraan. Apa yang aku katakan benar kan?"

Chanyeol menarik napas panjang sambil mengusap wajahnya kasar. Ia tahu jika sudah seperti ini maka pembicaraan takkan membaik selama beberapa waktu kedepan.

Jane terkikik, semakin lama kikikannya semakin keras meski air mata masih setia mengalir dari sepasang bola matanya. "Apa aku sama sekali tak memiliki tempat di hatimu Chanyeol? Tak bisakah kau memandangku lebih dari seorang pengasuh Jackson?"

"Hentikan Jane, apa yang kau bicarakan? Kau tahu aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri."

"Adik? Hahahaha . ... Sialan Park! Kau pikir kenapa aku menyutujui pernikahan kontrak sial ini? Menurutmu siapa yang sudi terkurung dalam ikatan tanpa cinta demi mengasuh seorang bocah hah?"

"Aku tak pernah memaksamu, dan kita sudah membicarakan ini sejak awal. Kau bebas menghentikan kontraknya kapanpun kau mau."

"AKU TIDAK BISA!" Jane mengusap wajahnya yang telah basah oleh air mata frustasi. "Aku tidak bisa Park Chanyeol!" sekali lagi Jane mengulangi kalimatnya, kali ini entah mengapa nadanya terdengar begitu pilu.

"Kenapa?"

Jane menggigit bibirnya yang kering sebentar, sebelum sebuah senyuman kecut ia layangkan. "Aku tidak bisa ... Karena aku mencintaimu."

Chanyeol terdiam, tercenung akan pengakuan wanita itu padanya. Kalau boleh jujur Chanyeol tak pernah menyangka akan mendapatkan sebuah pengakuan seperti ini.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang