Kedua gadis itu segera berjalan untuk kembali berkumpul dengan teman-teman mereka dan mereka tak bisa berhenti tertawa karena penampilan mereka yang saat ini seperti saudara kembar.
"Calista.. Veena.. kok kalian jadi mirip sih.." ledek Zidan karena melihat pakaian yang dipakai oleh kedua gadis itu.
"Tau nih si Bryan.. Masa dia beliin baju samaan." Ujar Veena. "Tapi thank you ya Bry." Lanjut Veena.
"Yang akur ya kalian berdua." Ledek Vera.
"Emang selama ini gue sama Veena gak akur gitu ?" Tak terima Calista.
"Eh gak gitu maksud gue." Sahut Vera dengan tawanya.
"Lain kali kalau gak bisa berenang gak usah sok-sok an naik perahu, biar gak ngerepotin orang." Ujar Jason yang baru saja kembali dan kini sudah memakai pakaian yang tidak lagi basah.
"Maksud lo apa ? Lo gak ikhlas nolongin gue." Sahut Calista yang dibuat bingung dengan tingkah Jason. Bukan kah beberapa saat lalu laki-laki ini sangat baik bahkan sangat perhatian kepadanya. Tapi kenapa sekarang sifat nya berubah 180°.
"Lha kok jadi lo sih yang marah, harusnya kan gue yang marah. Gara-gara nolongin lo pakian gue jadi basah semua." Kesal Jason. Sebenarnya Jason hanya ingin bercanda, tapi rupanya waktu nya kurang tepat.
"Terus kenapa tadi lo nolongin gue, kenapa gak lo biarin aja gue tenggalm." Calista semakin tersulut emosi.
"Kan gue cuma bercanda.. Ya ampun sensi banget jadi cewek." Ujar Jason.
"Bercanda lo gak lucu tau gak." Sahut Calista masih dengan kekesalan nya.
"Sudah.. Sudah gak usah berantem. Malu diliat orang." Ujar Veena menengahi.
"Dia duluan yang mulai." Calista menunjuk kearah Jason dengan rasa kesal nya. Jason melototkan matanya kearah Calista namun hal itu tidak membuat Calista takut sedikitpun. "Apa lo..!" Tantang Calista.
"Kalian berdua bisa diam gak sih ? Gak malu diketawain mbak sama mas nya ?" Ujar Evan. "Maaf ya mbak, mas mereka memang seperti itu." Ucap Evan, kepada ke dua pelayan yang mengantarkan makanan mereka.
"Biasanya kalau sering ribut kayak gini jadi jodoh lo mas.. mbak.." timpal pelayan perempuan sambil meletakkan minuman di depan Jason.
"Amit-amit." Sahut Jason dan Calista serempak.
"Nah kan.." ujar pelayan itu lagi sambil menahan tawanya. "Kami permisi mas mbak.." lanjut pelayan itu.
"Amit-amit.. jangan sampai gue punya suami kayak dia." Ujar Calista seraya mengetuk-ngetuk kan jari tangan nya ke kepala lalu kemudian ke meja yang ada didepan nya.
"Lo pikir gue mau sama lo.."
"Ya mau lah.." ucap Evan dan Bryan secara bersamaan, memotong ucapan Jason.
"Dih.. Ogah gue punya isteri yang gak bisa berenang kayak dia." Kesal Jason.
"Kalau sampai kalian berdua jodoh, gue yang bayarin WO nya." Ucap Bryan.
"Gue bayarin gedung nya." Sahut Evan.
"Gue bayarin catering nya.." timpal Veena dengan senyum nya. Dan tentu saja ucapan dari Veena itu membuat Jason tercengang.
"Jadi lo lebih suka melihat gue sama orang lain Veen ?" Bathin Jason, dengan rasa kecewanya.
"Gue.. Gue bayarin apa ya ?" Bingung Elsa, yang mampu membuat teman-teman nya tertawa.
"Berisik lo semua." Kesal Jason.
"Sudah.. Sudah.. Mending sekarang kita makan dulu." Ujar Def menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Boy
FanfictionBryan memandangi sebuah foto berbingkai kayu dimeja kerja nya, foto yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memegang bola dan disebelahnya seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya sedang merangkulnya. Ia mengusap lembut pipi an...