Ini punya lo kan ?" Veena terkejut dengan apa yang ia lihat, ia memandangi benda yang kini tengah berada di tangan Bryan.
"Kenapa diam ? Ini punya lo kan ?" ulang Bryan.
"I-iya ini punya gue." Veena pun mengambil benda yang berupa sebuah photo kecil itu. Bagaimana bisa Bryan mendapatkan photo itu bingung nya.
"Kenapa lo rahasiakan ini dari gue, kenapa lo gak bilang dari awal kalau lo itu NURUL sahabat kecil gue ?"
Veena terdiam ia tak berani menatap Bryan barang sedetik. "Lo sengaja kan ngelakuin ini ? Lo sebenarnya tau kan gue siapa ?" Entah kenapa Veena merasa nada bicara Bryan kepada nya semakin dingin.
"Kenapa diam ? Apa dugaan gue benar ?" Veena masih diam, membuat Bryan semakin kesal.
"Lo tau gak, setelah lo pergi hari itu gue selalu nunggu lo, bahkan hampir setiap hari gue nanya sama nyokap kapan lo balik, kapan gue bisa ketemu sama lo lagi, kapan gue bisa main sama lo lagi. Dan lo tau setiap gue jalan sama cewek gue, gue selalu berantem sama dia gara-gara gue gak mau buang photo lo yang gue gantung disini." tunjuk Bryan pada sebuah photo kecil yang menggantung di kaca spion depan nya. Dan itu sukses membuat Veena mendongakkan kepalanya. Ia tidak tau fakta yang satu itu. Ia tidak tau bahwa Bryan sering bertengkar dengan pacarnya gara-gara pohotonya.
"Bahkan diruang kerja dan dikamar gue photo lo, photo kita masih terpajang dengan rapi. Tapi apa yang terjadi setelah lo kembali, lo merahasiakan nya dari gue." Bryan meluapkan semua isi hatinya, ia tidak marah kepada Veena. Ia hanya ingin gadis itu tahu bahwa ia selalu memikirkan nya, selalu menunggunya kembali.
Veena menitikkan air matanya mendengar ucapan Bryan, ia tidak menyangka bahwa Bryan masih mengingatnya bahkan menunggu dirinya kembali.
"Maafin gue Bry.. Gue.. Gue gak bermaksud merahasiakan ini dari lo kok. Gue.. Gue hanya takut ketika gue mengatakan semuanya ke lo, justru lo lupa, lo gak ingat sama gue." Veena menghela nafasnya lalu kemudian melanjutkan kata-katanya.
"Gue mau ngasih tau ke lo, hanya saja gue belum menemukan waktu yang pas." tepat setelah Veena menyelesaikan ucapan nya Bryan pun menghentikan mobilnya gadis itu tidak menyadari bahwa saat ini mereka sudah sampai diparkiran kantor.
Bryan keluar dari mobilnya membuat Veena menyadari bahwa kini mereka sudah berada diparkiran kantor. Veena perlahan keluar dari mobil Bryan dilihatnya laki-laki itu sudah berjalan mendahuluinya, Veena pun terdiam ia menatap punggung Bryan yang semakin berjalan menjauh meninggalkan nya. Mata Veena semakin basah oleh air mata yang semakin deras mengalir dari mata indah nya. Ia berjalan memasuki kantor tanpa mempedulikan orang-orang yang menatapnya dengan bingung.
"Veena.. Lo kenapa ?" tanya Jason yang berpapasan dengan nya. Veena hanya menggelengkan kepala enggan menjawab pertanyaan Jason.
Veena dengan cepat masuk ke ruangan nya dan tanpa sengaja ia membanting pintu ruangan itu membuat Vera, Elsa dan Calista terperanjat.
"Kenapa ?" Tanya Elsa menunjuk ke ruangan Veena dengan dagunya. Sedangkan kedua teman nya hanya menggelengkan kepala mereka.
Jason menuju dapur yang ada dikantor itu, ia mencari bubuk coklat namun tidak menemukan nya.
"Mba bubuk coklat dimana ya ?" Jason bertanya ke salah satu OB yang kebetulan ada di dapur itu.
"Ada di rak paling atas sebelah kanan mas." sahut OB itu. "Mas Jason mau buat coklat, sini saya buatkan."
"Gak usah mba.. Saya buat sendiri aja." Ujar Jason setelah menemukan apa yang ia cari laki-laki itu segera membuat coklat dingin dengan es batu yang banyak. Setelah selesai ia segera membawa coklat dingin itu ke salah satu ruangan namun bukan ruangan nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Boy
Fiksi PenggemarBryan memandangi sebuah foto berbingkai kayu dimeja kerja nya, foto yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memegang bola dan disebelahnya seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya sedang merangkulnya. Ia mengusap lembut pipi an...