Eight

600 68 18
                                    

"Veena..." kaget Bianca, mamanya Bryan. Lalu sedetik kemudian menutup mulutnya.

"Sore tante.. Om." sapa Veena kepada orang tua Bryan.

"Mama kok tau kalau teman aku namanya Veena. Aku kan belum ngenalin namanya." bingung Bryan. Bianca hanya tersenyum kikuk kepada Bryan. Lalu melirik kearah Veena.

"Gak apa-apa kok tante.. Bryan juga udah tau siapa aku." ucap Veena dengan senyum lembut yang tersemat di bibirnya.

"Jadi mama juga udah tau kalau Veena ini Nurul sahabat kecil aku ?"

'Damn'

Bryan menatap mama nya dan Veena secara bergantian menuntut penjelasan. Ia juga sengaja tidak memberi tahu Bryan bahwa anak teman nya yang ingin bekerja di kantornya ada lah Andre, ayah Veena sahabat baik papanya.

"Nanti aku jelasin, sekarang temenin aku nyari mobil dulu." Veena menarik  tangan kiri Bryan yang ia masukkan kesaku celananya.

"Tapi Lo belum kenalan sama ci Def.."

"Halo ci.. salam kenal." Sapa Veena kepada gadis yang bernama Defifara itu.

"Halo.." balas Def dengan senyum nya.

"Om.. Tante.. cici.. aku liat-liat mobil dulu ya.." ucap Veena cepat lalu kembali menarik tangan Bryan. Membuat Tante Bianca dan Om Jordan tersenyum melihat tingkah Veena dan Bryan.

"Ternyata Bryan gak berubah ya Mah.. masih sok jual mahal sama Veena." Ucap Jordan sambil menatap kearah Bryan dan Veena yang berjalan masuk ke dalam showroom milik anak pertama mereka.

"Iya ya Pah.. padahal dia selalu nunggu si Nurul nya itu kembali lagi." Sahut tante Bianca. Sedangkan Defi hanya diam mendengarkan ke dua calon mertuanya itu.

Sementara itu didalam showroom, Bryan menghampiri kakak nya yang sedang berada di ruangan nya. Bryan mengetuk pintu ruangan itu dan terdengar suara teriakan yang menyuruh nya untuk masuk.

Bryan masuk ke ruangan itu dengan Veena yang berdiri dibelakang nya, membuat kehadiran nya tak terlihat oleh kakaknya Bryan.

"Eh lo Bry.. gue kira siapa ? Tumben sore-sore kesini." Ujar kakaknya Bryan.

"Aku nganterin teman aku ko.. dia mau liat-liat mobil katanya." Sahut Bryan.

"Teman kamu ? Mana ?" Bingung kakaknya Bryan, yang tidak melihat siapapun selain adiknya.

"Lo ngapain sih dari tadi berdiri dibelakang gue terus ?" Bryan menarik Veena yang sedari tadi berdiri dibelakang nya.

"Hai ko Evan.." sapa Veena kepada kakaknya Bryan yang bernama Evan itu. Laki-laki yang bernama Evan itu menatap Veena dengan tatapan bingung.

"Koko gak kenal dia siapa ?" Tanya Bryan. Evan menggelengkan kepala nya sebagai jawaban bahwa ia tidak kenal dengan gadis yang berdiri disamping Bryan itu.

"Sama aku juga gak kenal." Sahut Bryan sambil melirik kearah Veena.

"Heh.. kamu ya.." Veena melototkan matanya kearah Bryan. Membuat Bryan menahan tawanya melihat ekspresi Veena.

"Lho katanya teman kamu ?" Bingung Evan.

"Aku kira dia teman aku, tau nya bukan." Sahut Bryan masih menahan tawanya.

"Kok bisa gitu ?" Evan semakin bingung dengan ucapan Bryan, sementara Veena masih memasang ekspresi yang sama.

"Teman aku itu nama nya Nurul, kalau dia namanya Veena." Ucap Bryan dengan tawanya yang tak dapat lagi ia tahan. Evan mencoba mengingat nama yang disebut kan oleh Bryan tadi lalu sedetik kemudian..

My Favorite Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang