"Tapi kenapa harus Korea Veen.." ujar Vera, karena menurut nya ada banyak hal bagus disemarang.
"Karena gue..." Veena menghentikan ucapan nya ketika ia melihat dua sosok yang berjalan mendekat kearah meja mereka.
"Halo semua.." Sapa seorang perempuan yang datang menghampiri mereka.
"Eh.. Malika.. Bryan.." gugup Calista ketika mengetahui siapa yang datang.
"Bisa bisanya kalian ngumpul gak ngajak gue sama Malika." Kesal Bryan yang belum menyadari keberadaan Veena yang duduk di sebelah Tasya. Berbeda dengan Malika yang sejak tadi menatap Veena dengan tatapan yang seolah merendahkan gadis yang merupakan mantan kekasih dari Bryan.
"Kita boleh kan gabung sama kalian ?" Tanya Malika dengan sengaja.
"Eh.. Em.. B-boleh kok." Sahut Jason yang sebenar nya merasa tidak enak dengan Veena.
"Veen lo gak apa apa ?" Bisik Tasya takut didengar oleh Bryan dan Malika.
Veena hanya mengangguk lalu tersenyum kearah Tasya untuk memberi tahu gadis itu bahwa ia baik baik saja.
~oOo~
Bryan tak mampu mengalihkan pandangan nya dari Veena barang sedetik pun. Ia memandangi wajah yang dulu selalu ingin ia tatap. Wajah cantik dengan hidung mancung dan mata sayu yang dihiasi bulu mata lentik membuat setiap orang yang menatap nya akan terpesona.
"Apa kabar Bry.." sapa Veena, suaranya terdengar tenang namun jauh dalam lubuk hati nya ia merasakan sakit yang teramat sangat saat melihat kekasihnya terlihat begitu mesra dengan gadis lain.
Bolehkah Veena menganggap Bryan masih kekasihnya walaupun saat ini Bryan sudah bertunangan dengan perempuan lain ? Tentu saja boleh. Karena diantara mereka tidak ada terucap kata putus, terlebih lagi Veena lah yang lebih dahulu menjalin hubungan dengan Bryan.
"B-baik.." sahut Bryan canggung. Ia senang mengetahui Veena sudah sehat, namun ia juga merasakan sakit disaat yang bersamaan. Ia ingin memeluk Veena dan mengungkapkan perasaan nya kepada gadis itu, namun hal itu tidak mungkin ia lakukan disaat semua orang mengetahui bahwa ia sudah bertunangan dengan Malika.
"Senang mendengar nya.. Oh iya, selamat ya atas pertunangan kamu dan...." Veena menatap Malika yang saat ini tersenyum manis melihat gurat kesedihan di mata indah Veena.
"Malika." Malika mengulurkan tangan nya kearah Veena dan disambut Veena dengan senyuman.
"Selamat ya atas pertunangan kalian, semoga lancar sampai ke hari pernikahan." Ucap Veena lagi.
"Terima kasih." Ujar Malika dengan senyum manis nya.
"Ayo kita makan dulu nanti keburu dingin makanan nya." Ajak Zidan yang memang sudah merasa sangat lapar dan menyadari suasana yang berubah menjadi canggung.
Mereka menikmati makanan dalam keheningan.
"Habis ini kalian mau kemana lagi ?" Tanya Malika ingin tahu.
"Gak kemana mana, habis ini kita mau langsung pulang." Ketus Calista. "Iya kan guys..?" Lanjutnya.
"Iya.. Gue sibuk mau beberes kamar." Sahut Elsa.
"Gue juga mau jemput Abang gue di bandara, hari ini dia pulang dari Jepang." Timpal Tasya, membuat teman teman nya menatap nya.
"Lo punya Abang Sya ? Gue pikir lo anak tunggal." Kaget Elsa karena selama mereka berteman Tasya tidak pernah bercerita bahwa ia mempunyai Abang.
"Ngapain gue cerita, kan kalian juga gak pernah nanya." Sahut Tasya dengan senyum dua jarinya. "Eh iya Veen.. Temenin gue kebandara ya, Sekalian nanti gue mau ngenalin lo sama Abang gue." Lanjut Tasya, ia melirik sebentar kearah Bryan untuk melihat reaksi atasan nya itu. Dan ya.. Bryan nampak mengeraskan rahang nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Boy
Hayran KurguBryan memandangi sebuah foto berbingkai kayu dimeja kerja nya, foto yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memegang bola dan disebelahnya seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya sedang merangkulnya. Ia mengusap lembut pipi an...