"Apa sih yang bikin lo bete Cal ?" Elsa kembali bertanya membuat Calista semakin kesal."Kepo lo Sa." Elsa kemudian menutup mulutnya rapat-rapat tak berani lagi bertanya.
Sementara itu diruangan Veena.
Gadis itu terlihat sangat cemas, ia mengetuk-ngetukkan pulpen nya ke meja. Ia takut Calista dan yang lain nya berpikiran yang macam-macam kepada nya. Bahkan sebelum Bryan kesini Jason pun juga datang membawakan coklat untuknya, yang sudah Veena yakini ketiga gadis yang meja kerjanya ada didepan ruangan Veena pasti melihat Jason masuk ke ruangan nya.Berbeda dengan Bryan yg terlihat santai seolah tidak terjadi apa-apa.
"Veen.. Malam ini mau gak dinner sama gue ?" tanya Bryan yang menyadarkan Veena dari lamunan nya."Pacar lo gimana ? Gue gak mau kalian berantem lagi gara-gara gue." sahut Veena.
"Udah gak usah dipikirin, dia juga lagi sibuk sama selingkuhan nya." Bryan nampak tidak bersemangat ketika Veena membahas kekasihnya. "Lo mau kan ?"
Veena menganggukkan kepala nya dengan kaku. "Tapi kalau nanti pacar lo marah, jangan bawa-bawa gue ya." ucap Veena. Ia tidak mau ikut campur dalam hubungan orang lain.
"Kalau gitu nanti malam gue jemput." Bryan tersenyum dengan manis sambil mengacak rambut pirang Veena. Kemudian ia berlalu keluar dari ruangan Veena dengan senyum yang masih mengembang dan lagi membuat Elsa, Vera dan Calista semakin kepo.
Veena memegang dadanya yang berdebar, jantung gadis itu berdetak dengan kencang seolah ingin keluar dari tempatnya akibat perlakuan Bryan tadi. "Kok bisa sih gue kayak gini, yang di acak-acak tuh rambut tapi kok malah hati gue yang berantakan." gadis itu berbicara kepada dirinya sendiri. Dia mendudukkan dirinya di kursi kerja miliknya dan mulai melihat-lihat gambar untuk sampul buku milik Ruhi yang tadi diberikan oleh Calista.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16:45 itu artinya 15 menit lagi waktunya untuk pulang, namun Veena belum menemukan gambar yang cocok untuk sampul buku 'Hai Orang Asing' milik Ruhi, ia tidak bisa fokus pikiran nya travelling entah kemana. Pintu ruangan Veena terbuka, lalu masuk lah Calista ke dalam ruangan nya.
"Gimana Veen, lo udah nentuin mau pakai gambar yang mana ?" tanya Calista ketika sudah berada dihadapan Veena. Gadis itu melepas kaca matanya lalu menatap Calista.
"Belum Cal, gue masih bingung. Besok pagi aja ya gue kasih ke lo.." ada rasa tidak enak saat ia mengatakan itu kepada Calista.
"Oke Veen.. Kabari aja nanti." Sahut Calista. "Lo gak pulang ?" lanjutnya lagi.
"Gue bareng kalian aja deh, kalau kalian mau pulang nanti kabarin ya." ujar Veena. Ia merasa tidak enak jika harus pulang lebih dulu kalau teman-teman nya belum pulang.
"Ini gue, Vera sama Elsa udah mau pulang." Calista menunjuk kearah Vera dan Elsa yang menunggunya diluar ruangan Veena.
"Oh ya udah, pulang sekarang aja." Gadis iti berdiri dari duduknya dan meraih tas serta ponselnya.
Mereka berempat pun berjalan berdampingan menuju lobi.
"Veen lo pulang sama siapa ?" tanya Elsa kepada Veena yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Oh.. Gue naik taksi online." sahut Veena tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Udah mesan ?" kali ini Vera yang bertanya.
"Ini lagi mes..." Veena menghentikan ucapan nya ketika terdengar suara yang memanggilnya dari belakang.
"Veena.." Veena menoleh ke sumber suara yang memanggilnya. Bahkan Elsa, Vera dan Calista pun juga ikut menoleh. Mereka bertiga nampak terkejut mendengar Bryan memanggil Veena. 'Apa lagi ini ?' bathin Calista yang merasa tidak suka melihat kedekatan Veena dan Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Boy
FanfictionBryan memandangi sebuah foto berbingkai kayu dimeja kerja nya, foto yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memegang bola dan disebelahnya seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya sedang merangkulnya. Ia mengusap lembut pipi an...