Fiveteen

232 45 12
                                    

"Gue bersumpah kalian gak akan bisa hidup tenang dan bahagia." Ucap Mavella dengan penuh dendam. Saat ini Mavella sedang berada dilobi gedung BN company, ia berniat menemui Bryan dan meminta maaf kepada CEO perusahaan ini dan membujuk agar Bryan mau kembali lagi kepadanya. Namun ketika melihat Bryan menggandeng tangan Veena dengan begitu mesra membuat nya merasa sakit hati dan tidak terima jika sekarang Bryan sudah mendapatkan pengganti dirinya.

~oOo~

Dua bulan sudah berlalu Bryan dan Veena menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Itu berarti satu bulan lagi mereka akan melanjutkan kehubungan yang lebih serius yaitu pernikahan. Namun tentu saja setelah acara pernikahan Evan dan Def yang tinggal menghitung hari.

Sementara itu Jason dan Calista pun semakin dekat. Mereka sering berangkat dan pulang kerja bersama bahkan tak jarang Jason dan calista menghabiskan waktu diluar jam kerja entah itu untuk makan malam, atau olahraga pagi disaat weekend.

Calista sudah siap dengan pakaian kerja nya, ia memakai kemeja putih lalu dilapisi dengan blazer berwarna Cream dengan celana dan heels yang senada dengan blazer nya. Dan saat ini ia tengah duduk diteras rumah nya untuk menunggu Jason yang akan menjemputnya.

Titt.. titt..

Suara kalkson dari mobil Jason menyadar kan Calista dari lamunan nya. Ia segera berdiri dari duduk nya dan merapikan pakaian nya.

"Ma.. Caca berangkat ya.." pamit nya kepada sang mama yang berada didalam rumah.

"Sorry ya telat, tadi isi bensin dulu soalnya." Ujar Jason ketika Calista sudah duduk disampingnya.

"Santai aja kali Je.. Toh pagi ini kita juga gak meeting." Sahut Calista sambil menatap layar ponselnya yang  baru saja menerima sebuah pesan.

"Tumben ?" Bingung Jason. Pasalnya ini suatu hal yang sangat langka, karena selama ia bekerja di BN company Bryan sang CEO selalu mengadakan meeting di pagi hari sebelum mereka memulai aktivitas.

"Si Bryan sibuk mau bikin surprise buat ulang tahun Veena nanti malam. Dan kita disuruh ngajak Veena untuk lembur sampai jam 11 malam ini." Calista memberitahukan rencana Bryan kepada Jason agar nanti laki-laki yang duduk disamping nya ini bisa diajak kerja sama.

"Lembur ?" Ujar Jason dengan mata membulat lucu, membuat Calista tersnyum melihat nya.

"Iya.. Dan hari ini tugas gue tuh berat banget." Keluh Calista dengan wajah cemberutnya.

"Berat gimana maksud nya ? Emang si Elsa sama Vera gak bantuin lo ?" Bingung Jason.

"Bukan tugas yang itu." Calista menarik nafasnya lalu kemudian melanjutkan perkataan nya. "Jadi tadi malam si Bryan nelpon gue, Vera sama Elsa buat menjelaskan tentang rencana nya hari ini. Dan karena gue asisten nya Veena jadi si Bryan minta gue buat ngerjain Veena habis-habisan, gue harus bisa bikin si Veena emosi dan meminta kita untuk lembur." Panjang lebar Calista menceritakan rencana Bryan.

"Kok cuma kita yang lembur ? Veena nya gimana ? Masa iya dia gak lembur." Tak terima Jason, karena ia sangat tidak menyukai sistem kerja lembur.

"Ya itu maksud gue, si Veena juga harus ikut lembur." Sahut Calista.

"Emang si Bryan mau buat surprise nya dimana ?" Penasaran Jason.

"Rooftop kantor kita." Ujar Calista seraya keluar dari mobil Jason, karena saat ini mereka telah sampai dibasement gedung BN Company tempat mereka bekerja.

"Ciee.. Dari kemarin berangkat sama pulang kerja berduaan terus." Ujar Tasya yang tak sengaja bertemu dengan Calista dan Jason dibasement.

"Berisik lo." Ketus Jason dan berjalan meninggalkan Calista dan Tasya.

"Gimana ?" Tanya Tasya sambil menggandeng tangan Calista.

"G-gimana apanya Sya ?" Bingung Calista.

"Gimana hubungan lo sama Jason, udah ada perkembangan belum ?" Dan pertanyaan dari Tasya itu sukses membuat pipi Calista memerah.

"Apaan sih lo Sya.." sahut Calista dengan wajah yang tersipu.

~oOo~

Jam makan siang hampir tiba, namun Bryan nampak terburu-buru keluar dari ruangan nya dan mendatangi Veena yang kini tengah memeriksa naskah yang baru masuk.

"Sayang.. Kamu nanti makan siang sama yang lain aja ya.. Aku buru-buru mau pergi, ada sesuatu yang harus aku urus." Ujar Bryan ketika ia sudah berada diruangan kekasihnya.

"Urusan apa ?" Tanya Veena seraya menutup naskah yang tadi ia baca.

"Ada penulis yang ngajak ketemuan mendadak." Sahut Bryan mencoba bersikap senormal mungkin. "Aku pergi dulu ya.." lanjut nya seraya mengecup kening Veena dan beranjak pergi dari ruangan gadis itu.

Sementara Veena kini kembali memeriksa naskah untuk novel baru mereka tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun kepada Bryan.

Pintu ruangan Veena kembali terbuka dan menampilkan sosok Jason.

"Veen Bryan mau kemana ? Kok kelihatan buru-buru gitu ?" Tanya Jason yang tak sengaja berpapasan dengan Bryan ketika ia hendak menuju ruangan Veena.

"Mau ketemu sama penulis katanya, kenapa Je ?" Tanya Veena yang heran melihat Jason keruangan nya. Karena sudah hampir dua bulan Jason tidak pernah lagi keruangan nya.

"Gak apa-apa sih.. Eh Veen, gue mau nanya sesuatu nih sama lo, sekalian minta pendapat juga." Ujar Jason sembari menduduk kan dirinya tepat didepan Veena.

"Apaan ? Gue lagi sibuk." Sahut Veena sambil memperlihatkn naskah yang tadi dibacanya kepada Jason.

"Bentar aja Veen.. pliss.." Mohon Jason. Membuat Veena mau tak mau harus mengiyakan keinginan laki-laki itu.

"Minta pendapat tentang apa sih lo ?" Ujar Veena seraya meletakkan naskah dan melepas kaca mata yang bertengger dihidung mancung nya.

"Emm gini Veen.. Gue kan lagi dekat sama cewek, nah gue ada rencana mau nyatain perasaan gue sama dia." Jason menceritakan kedekatan nya dengan seorang gadis namun ia tidak menyebutkan nama gadis itu kepada Veena. Namun Veena dapat menebak siapa gadis yang saat ini sedang dekat dengan laki-laki yang duduk didepan nya saat ini.

"Terus ?" Tanya Veena.

"Tapi gue bingung mau nyatain dimana. Menurut lo cewek lebih suka romantic dinner atau kayak alam terbuka gitu, misal pantai, gunung atau tempat wisata lain nya ?" Veena tersenyum mendengar pertanyaan dari Jason.

"Kalau menurut gue kayak nya Calista lebih suka pantai deh.. Terus lo nyatain perasaan lo sama dia pas sunset. Gue jamin Calista langsung klepek-klepek." Jason tersedak ketika Veena menyebut nama Calista.

"Kok lo bawa-bawa Calista sih ?" Ujar Jason dengan wajah innocent nya.

"Lho kenapa ? Emang bener kan lo mau nyatain perasaan lo ke dia ?" Veena menaik turunkan alisnya untuk menggoda Jason.

"Tapi lo yakin Calista suka tempat seperti itu ?" Ragu Jason.

"Yakin.. Pokok nya lo lakuin aja yang udah gue katakan ke lo tadi." Veena berdiri dari duduk nya lalu meraih ponsel dan juga tas nya.

"Heh mau kemana lo ? Gue belum selesai." Ujar Jason ketika melihat Veena berjalan menuju pintu ruangan nya.

"Makan siang, cacing diperut gue udah demo." Sahut Veena dan segera keluar dari ruangan nya meninggalkan Jason yang masih diruangan nya. Tanpa ia sadari ada tiga pasang mata yang mengawasi kegiatan nya, tepat nya setelah Jason masuk ke ruangan nya.

My Favorite Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang