"Calista Oktavia.. "Meeting you was fate, becoming your friend is choice, but falling in love with you is out of my control. So Will you be mine?"
"Yes, I Will.." sahut Calista seraya meraih tangan Jason, meminta laki-laki itu untuk berdiri berhadapan dengan nya.
Tepuk tangan dan suara riuh dari sahabat-sahabat nya membuat pipi Calista merona. Ia tidak menyangka Jason akan menyatakan perasaan nya di depan semua sahabat-sahabat mereka.
"Terima kasih." Ucap Jason seraya membawa Calista kedalam pelukan nya.
"Cium.. Cium.. Cium.." teriak Elsa dengan heboh, membuat Calista semakin erat memeluk tubuh Jason, dan menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah sangat memerah di dada bidang Jason.
"Aku tidak bisa menjanjikan apa-apa saat ini. Tapi akan ku pastikan tidak ada satu tetes air mata pun yang akan keluar dari mata indah kamu, selain air mata kebahagiaan." Ucap Jason yakin.
~oOo~
2 months later
Seorang gadis tengah memperhatikan dirinya dari pantulan cermin besar yang ada di kamar nya. Hari ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah baginya. Dimana pada hari ini ia akan resmi menjadi tunangan dari seorang laki-laki yang ia kenal setahun yang lalu.
"Malika.. Ayo keluar sayang, Bryan sama keluarga nya sudah datang." Ucap Disti yang tidak lain adalah ibu kandung Malika.
"Iya ma.." sahut Malika dari dalam kamarnya. Malika segera keluar dari kamarnya didampingi Def yang merupakan kakak kandung nya untuk menemui Bryan dan keluarganya.
Acara yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat itu pun berjalan dengan lancar dan sekarang tiba lah saat nya untuk Bryan dan Malika saling bertukar cincin.
Hingga akhirnya Bryan telah berhasil menyematkan sebuah cincin yang dulu pernah melingkar dijari manis gadis lain yang saat ini tengah terbaring koma di ranjang rumah sakit sejak satu tahun yang lalu."Gue gak bisa bayangin gimana sakitnya Veena mengetahui kalau calon suami dan juga jabatan nya sebagai kepala editor telah digantikan oleh orang lain." Ucap Elsa kepada Calista sedikit berbisik. Elsa, Calista, Vera, Tasya, Zidan dan juga Jason datang ke acara lamaran itu. Bukan karena mereka menyukai Malika. Melainkan karena mereka merasa tidak enak dengan Bryan yang merupakan CEO dari BN company tempat mereka bekerja.
"Pasti kalau dia tau akan seperti ini, mungkin dia akan memilih untuk tidak akan terbangun selamanya." Timpal Tasya yang mendengar ucapan Elsa kepada Calista tadi.
"Tapi pada kenyataan nya Veena sebentar lagi akan mendengar berita ini." Ujar Calista, dengan tatapan yang tertuju ke layar ponsel nya.
"M-maksud lo apa Cal ?" Tanya Vera yang tidak mengerti dengan ucapan Calista.
Calista memberikan ponselnya kepada Vera dan betapa terkejut nya gadis itu ketika melihat isi pesan dari orang tua Veena mengenai keadaan Veena sekarang.
"Seriously ?" Pekik Vera dan membuat dirinya menjadi pusat perhatian saat itu juga.
"Lo kenapa sih Ver.. ?" Heran Tasya.
"Mending lo baca sendiri aja." Vera memberikan ponsel Calista kepada Tasya dan lagi membuat Tasya membulatkan matanya dengan sempurna.
"Cal.. Ini beneran tante Vivi yang ngechat lo ?" Tanya Tasya masih tidak percaya dengan apa yang barusan di lihatnya.
"Yup.. Itu nomernya Tante Vivi dan juga Tante Vivi gak mungkin bohong." Ujar Calista meyakinkan Vera dan juga Tasya. "Makanya gue mau izin pamit sama Bryan sekarang. Gue mau ke Rumah Sakit ketemu Veena. " Lanjut calista seraya berdiri dari duduk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Boy
FanfictionBryan memandangi sebuah foto berbingkai kayu dimeja kerja nya, foto yang menampilkan seorang anak laki-laki yang memegang bola dan disebelahnya seorang anak perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya sedang merangkulnya. Ia mengusap lembut pipi an...