Seventeen

201 43 15
                                    

Pintu ruang UGD itu terbuka dan keluarlah seorang dokter juga beberapa orang perawat yang tadi membawa Veena kedalam ruangan itu dengan wajah yang ditekuk dan langkah gontai.

"Dokter.. Bagaimana keadaan anak kami ?" Tanya Vivi tak sabar.

"Kami sudah berusaha sebaik mungkin dan pasien juga sudah berhasil melewati masa kritisnya." Dokter menghela nafas sebentar lalu melanjutkan ucapan nya. "Tapi kami tidak bisa membuat pasien tersadar dari koma nya." Ujar dokter yang sudah berusia hampir setengah abad itu.

"Veenaaaaa..." Histeris Vivi menyebut nama anak semata wayang nya itu.

"Mari kita sama-sama berdoa untuk pasien, semoga ada keajaiban yang bisa membuat nya segera terbangun dari koma nya." Dokter mencoba menenang kan mama nya Veena yang sangat shock ketika mengetahui putrinya koma dan dokter tidak bisa memastikan kapan ia akan terbangun dari koma nya.

Sedangkan Bryan, laki-laki itu hanya duduk diam ketika mendengar ucapan sang dokter. Ia seperti kehabisan tenaga walau hanya untuk mengucapakan sebuah kalimat. Bahkan ketika Jason memanggil nama nya pun, laki-laki itu tak menghiraukan nya.

"Bry.." ujar Jason seraya menepuk pundak laki-laki bertubuh tinggi itu. Membuat Bryan tersadar dari lamunan nya.

"Kenapa Je ?" Ujar Bryan nampak terkejut.

"Veena sudah dipindahkan ke ruangan lain dan sekarang kita bisa menjenguknya." Sahut Jason sambil membantu Bryan berdiri untuk menemui Veena.

"Je.. Katakan ke gue kalau ini cuma mimpi, katakan kalau ini gak nyata Je." Pinta Bryan dan kali ini air mata sudah mengalir dengan deras keluar dari matanya melewati hidung dan bibir lalu setelah nya terjun bebas kelantai.

"Bry.." Jason tak dapat lagi melanjutkan kata-katanya. Ia prihatin melihat keadaan Bryan saat ini.

~oOo~

"Untuk sampul buku Teman hidup milik Novia Adila bagaimana kalau kita memakai design seperti ini." Usul Seorang perempuan bertubuh tinggi yang tak lain adalah Malika. Kepala editor yang sudah 8 bulan lalu bergabung dengan BN company. Ia memperlihat kan sebuah gambar sepasang kekasih yang saling berpegangan tangan yang merupakan gambaran tangan nya sendiri.

Ya, Bryan sang CEO mau tak mau harus merekrut kepala editor baru untuk menggantikan Veena yang masih koma, sedangkan waktu itu pekerjaan mereka sangat membutuhkan kepala editor yang handal seperti Veena.

Bryan mengangguk menyetujui usul Malika, menurutnya itu sangat cocok dan sesuai dengan judul dari novel tersebut. Membuat Calista dan yang lain nya mau tak mau juga mengiyakan usul Malika, walaupun sebenarnya mereka kurang setuju. Namun apa daya usul yang Malika ajukan selalu disetujui oleh Bryan karena memang Malika tak pernah gagal dalam pekerjaan nya.

"Ada tambahan atau usul yang lain ?" Tanya Bryan seraya menatap satu persatu rekan kerjanya dan hanya mendapat gelengan kepala. "Oke kalau begitu meeting untuk pagi ini berakhir." Putus Bryan, ia mengeluarkan beberapa lembar undangan dan membagikan nya kepada rekan kerjanya termasuk Malika.

"Ini undangan baby shower sekaligus acara 7 bulanan nya ci Def, kalian wajib datang besok." Ujar Bryan.

Def adalah istri Evan, kakak nya Bryan. Mereka menikah 2 bulan setelah Veena dinyatakan koma dan seharusnya Bryan dan Veena menyusul sebulan setelah pernikahan Evan dan Def. Namun apa daya takdir berkata lain karena Veena yang masih koma sejak kecelakaan sepuluh bulan lalu sampai hari ini.

"Gue gak usah dikasih undangan kali Bry.. kan ci Def kakak kandung gue." Ujar Malika. Ya, Malika adalah adik kandung Def yang baru satu tahun lalu datang dari Jepang karena memang dia berkuliah dan juga bekerja di salah satu penerbit yang ada dikota Tokyo, Jepang.

My Favorite Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang