Sudah tiga hari sejak malam itu. Malam dimana Dae Hyun memberinya kalung indah yang kini melingkar di leher jenjangnya. Selama tiga hari itu pula Zetha sama sekali tak mendapat kabar apapun dari lelaki Korea itu. Bohong jika ia tak khawatir tentang Dae Hyun. Terakhir kali ia melihat Dae Hyun yang kesakitan dan ingatan itu terus melekat di kepalanya.
Tiga hari ini, Natha dan Zetha mengunjungi beberapa tempat wisata bersama Jung Nam. Hari ini pun seperti itu, mereka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli oleh-oleh yang akan mereka beri pada kedua malaikat dunia mereka yang menanti di Australia.
Ya, orang tua mereka sudah pulang ke Australia kemarin sore. Sang ayah meminta kedua anak gadisnya untuk pulang hari ini, katanya dia sangat merindukan mereka. Natha terang-terangan menolak permintaan sang ayah, ia masih ingin menikmati Korea hari ini, dan akan pulang besok malam. Zetha hanya terkekeh melihat adiknya yang tumben sekali lebih memilih liburan dari pada kembali ke dekapan ayahnya.
Berakhirlah hari ini mereka memilih beberapa barang yang akan dibawa pulang ke tanah kelahiran mereka.
"Ibu tentu akan menyukai ini, ya, Kak?" Natha menunjukkan kotak berukuran kecil yang membungkus botol kaca bening. Zetha mengangguk setuju, mengingat ibunda tercintanya itu sangat suka mengoleksi berbagai macam parfume. Natha memasukkan kotak itu ke keranjang bawaan mereka.
"Kau beli apa?" Jung Nam menghampiri Zetha dan berdiri di sisi gadis itu.
Zetha menunjuk ke arah rak paling atas di hadapannya. Sebuah buku dengan sampul indah terpajang di sana. "Aku ingin itu, boleh tolong ambilkan." Jung Nam meraih buku itu dengan sedikit berjinjit, lalu memberikannya pada Zetha.
"Terima kasih." Zetha menyambut benda dari Jung Nam dan melemparkan senyum manis. Gadis itu meneliti buku di genggamannya. Buku bersampul cokelat dengan hiasan kupu-kupu dan bunga di tepi buku. Begitu indah hingga Zetha bertekad menjaga buku itu sepenuh hati. Akan ia gambarkan banyak hal dalam hidupnya ke dalam setiap lembar kertas di buku tersebut.
"Kau suka menggambar?" Kini mereka berdua berjalan lagi mengitari toko itu, mencari sesuatu yang menarik lagi.
"Sangat suka, menggambar adalah kebutuhan bagiku," jawab Zetha diiringi tawa hangatnya.
"Kak Zetha! keranjang bawaanku sudah penuh." Kehadiran Natha menghentikan langkah Zetha dan Jung Nam. Zetha melongo melihat adiknya menenteng keranjang yang sudah tak dapat diisi lagi.
"Apa saja yang kau beli? mengapa begitu banyak?" Natha memberikan cengiran khasnya kepada Zetha. Gadis tembam itu mendekati Zetha dan memamerkan isi keranjangnya. Dia sedikit berjinjit untuk berbisik di teling Zetha, "Aku hanya mengambil apa yang kuinginkan." Dan dia memberikan kecupan di pipi sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the end [TAMAT]
Teen Fiction"𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧." -𝙲𝚞𝚛𝚛𝚞𝚖𝚋𝚒𝚗, 𝟸𝟶𝟸𝟷 [Part Tidak Lengkap]