Hari berganti. Sesuai janji pertemuan, Zetha dan ibunya datang ke sebuah restoran mewah tepat pada jam makan siang.
"Kita duduk di sini," ajak Vita sembari menarik pergelangan tangan anaknya.
Keduanya menunggu dengan pikiran masing-masing. Vita yang lebih tenang, seperti biasanya. Zetha yang gugup dan berusaha mati-matian untuk menetralkan detak jantungnya.
Tak lama menunggu, seorang pria berperawakan tegap masuk ke restoran dengan langkah angkuhnya. Pria itu berjalan ke arah meja Zetha dan Vita. Senyum tipis terpampang di wajah tampannya.
"Hai," sapa pria Korea itu. Vita menyambutnya.
"Halo," panggil Si Pria pada Zetha yang setia membisu. Zetha tersenyum kaku pada pria di hadapannya.
"Dia cantik. Sangat mirip denganmu," puji pria pada dua wanita di depannya.
Ketiganya duduk dengan elegan di kursi yang tersedia. Sembari menunggu pesanan mereka diantarkan, pria tersebut memperkenalkan dirinya pada Zetha,
"Aku Kim Hyujin." Zetha membentuk senyum kaku di wajahnya. Ia memandang pria itu. Pria yang merupakan ayah kandungnya sendiri. Pertemuan mereka ini jauh berbeda dengan apa yang Zetha bayangkan. Ia pikir mereka akan berselisih atau menangis haru dan adegan histeris lainnya. Namun, ayahnya itu sangat tenang, sama seperti ibunya. Tak mungkin Zetha sendiri yang bersikap lain. Jadi, ia hanya diam memandang ayahnya.
"Aku Lyu Zetha," ucap Zetha pelan.
"Nama yang bagus sekali. Maafkan aku, Nak, meninggalkanmu begitu saja." Hyujin menatap putri yang tak pernah ia temui itu dengan sesal teramat dalam. Sementara yang ditatap hanya menampilkan senyum tipis.
"Tak apa," balas Zetha, "semuanya sudah berlalu."
Dengan begitu, pertemuan pertama mereka kali ini berujung kehangatan. Vita dan Hyujin menceritakan kehidupan mereka masing-masing dan Zetha sebagai pendengar. Hyujin mengatakan bahwa ia menikah dengan wanita yang dijodohkan itu hanya karena khawatir dengan anak pertama mereka yang sangat terpuruk saat itu. Wanita itupun mengerti bahwa Hyujin tak pernah mencintainya. Hyujin berkata,
"Dia memainkan peran dengan sangat baik. Bahkan ketika aku menceritakan pertemuanku denganmu saat di Paris, ia menyuruhku untuk menyusulmu ke Australia." Zetha dan ibunya menyimak cerita itu dengan tenang.
"Ah, di mana putra kita?"
"Kakakku lelaki?" Sang ibu mengangguk untuk pertanyaan Zetha.
"Dia sedang dalam perjalanan menuju kemari. Ah, aku belum memberitahumu bahwa anak kita kemarin dirawat di rumah sakit karena sakit kepala," jelas Hyujin. Raut wajah ibu berubah khawatir.
"Kini sudah sembuh?" Anggukan kepala dari Hyujin membuat wanita itu menghembuskan napas lega.
Di antara kesunyian yang terjadi, pelayan membawakan pesanan mereka. Mereka pun melahap makan siang itu tanpa suara.
Sampai selesai makan, 'kakak' Zetha belum juga datang. Vita meminta Hyujin untuk menghubungi putra mereka. Hyujin menurutinya. Ia menelpon si anak dalam beberapa menit.
"Ia akan segera tiba," ucap Hyujin memberi tahu. Mereka menunggu sambil bercakap-cakap ringan.
Benar saja, tak lama setelah Hyujin menelepon, Si Anak yang dimaksud itu datang menghampiri meja mereka.
"Maaf aku sangat terlambat," ujarnya.
"Duduklah, Sayang," balas Vita sembari menarik anak lelakinya untuk duduk.
Lelaki itu mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan Zetha. Keduanya sama-sama terkejut. Terlebih Zetha yang sangat terkejut dengan sosok 'kakak' yang selama ini ibunya ceritakan. Lelaki di dekatnya saat ini sudah lama ia kenali. Namun, bukan sebagai kakak ...
"Ini adikmu, Zetha." Vita memperkenalkan Zetha pada Sang Kakak.
"Ini kakakmu, Kim Dae Hyun," ucap Hyujin sambil menepuk pelan pundak anak sulungnya.
Sempurna. Kenyataan apalagi yang terbentang di depan Zetha saat ini? Hancur sudah hati Zetha kini. Gadis itu menggigit bibir bawahnya sekuat yang ia bisa. Mencoba menahan air mata yang berdesakan ingin keluar.
Namun, nihil, air mata itu tetap jatuh membasahi pipinya. Vita menangkup wajah putrinya dan bertanya khawatir tentang apa alasan Zetha menangis. Zetha tak sanggup lagi bicara. Ia menumpahkan sakitnya pada tangis yang kini pecah. Hyujin ikut menghampiri Zetha dan duduk di sebelah Sang Putri. Pria itu mengusap punggung Zetha dengan lembut.
"Kenapa, Sayang?" tanya sang ibu hampir seperti berbisik. Ibu mendekap tubuh rapuh Zetha dengan erat.
Sementara Zetha menangis, Dae Hyun hanya terpaku di tempatnya tanpa berkata apa-apa. Ia menatap gadisnya yang menangis tersedu. Ia mengerti sakit yang Zetha rasakan, karena ia pun merasakan hal itu. Sama sekali tak ada dalam bayangannya bahwa 'adik' yang orangtuanya ceritakan adalah Zetha–kekasihnya.
Melihat Zetha yang tak henti menangis, membuat hati Dae Hyun semakin pilu. Lelaki itu memilih bangkit dari tempatnya dan berdiri di samping Hyujin.
"Zetha kekasihku," ucap Dae Hyun. Kedua orang tua kandungnya menatapnya tak percaya.
"Kami tak tahu kenyataan ini sebelumnya. Kami tak salah bukan?" Vita sontak memeluk Zetha semakin erat. Rasa bersalahnya semakin besar seusai mengetahui bahwa kedua anaknya menjalin hubungan. Andai dia lebih cepat mengatakan kenyataan ini pada putrinya, tentu kesalahan fatal ini tak akan terjadi.
"Maafkan ibu, Zetha ...." lirih Vita di dekat telinga Zetha. Gadis itu hanya sanggup mengeratkan pelukan pada ibunya. Tak lagi ada kata-kata yang bisa keluar dari bibirnya. Sudah terlanjur hancur hatinya saat ini.
"Tenangkan dirimu dulu, Nak," hibur Hyujin yang tangannya masih setia mengusap punggung Zetha.
Hanya ada kesunyian di antara keluarga yang baru bertemu itu. Vita dan Hyujin yang merasa amat bersalah karena menyembunyikan fakta ini sedari dulu.
Dae Hyun yang menatap lantai dengan hampa. Pandangannya mengartikan isi hatinya. Tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan dengan perasaannya pada Zetha. Bisakah ia menyayangi dan mencintai Zetha sebagai adik?
Zetha yang tangisnya perlahan mereda masih menatap ke arah lantai. Ia pun mengurai pelukan dengan Sang Ibu. Tangannya meremas ujung baju bawahnya. Menyalurkan rasa sakit yang tersisa ke sana. Zetha benar-benar mencintai Dae Hyun. Menyayangi lelaki. Namun, bukan sebagai kakak. Apa yang bisa Zetha lakukan jika takdir berbanding terbalik dengan harapannya?
~~~
Yaaa! readers~
Beginilah akhir cerita ini ....So, how do you think about Zetha's story? ')
KAMU SEDANG MEMBACA
Until the end [TAMAT]
Teen Fiction"𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧." -𝙲𝚞𝚛𝚛𝚞𝚖𝚋𝚒𝚗, 𝟸𝟶𝟸𝟷 [Part Tidak Lengkap]