16. Hari yang Panjang

121 118 42
                                    

Dengan langkah gontai, Zetha berjalan pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan langkah gontai, Zetha berjalan pulang ke rumah. Sepi menyambutnya. Zetha meneruskan langkahnya menuju kamar, merebahkan dirinya di kasur, dan melepas semua rasa penatnya hari ini. Matanya sembab, wajahnya kusut, pandangannya kosong, tak ada lagi sinar kebahagiaan di sana. Ia menatap langit-langit kamar dengan hampa, air matanya sudah kering sejak tadi.

Tak pernah Zetha bayangkan ayahnya akan pergi begitu cepat. Saat ini, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Kepergian sang ayah agaknya membuat keluarganya renggang. Ibu menolak ajakan Zetha untuk pulang ke rumah, lebih memilih tinggal di apartemennya untuk saat ini. Natha mengurung diri di kamarnya sejak tadi.

Saat ini sudah pukul 2 malam. Mata Zetha tetap enggan tertutup. Perasaanya tak menentu. Entah dorongan dari mana, gadis itu mengambil ponselnya dan menelpon Dae Hyun.

"Ada apa kau menghubungiku jam segini?" Suara Dae Hyun terdengar setelah jeda beberapa saat. Dari suara seraknya, jelas sekali lelaki itu mengantuk.

"Maaf aku mengganggu."

"Eh - ya, tak apa. Kenapa?" Zetha menghirup oksigen di sekitarnya terlebih dahulu sebelum berkata,

"Ayahku ... " Dae Hyun di seberang sana setia mendengarkan. "sudah tak ada."

Hening untuk waktu yang cukup lama. Dae Hyun kemudian mengeluarkan suaranya. Lembut dan menenangkan. Memberi ketenangan pada Zetha lewat kata-katanya. Membalut Zetha dengan kehangatan melalui suaranya. Dalam hati Zetha bersyukur mengenal sosok seperti Dae Hyun.

Secara terbuka, Zetha menceritakan semuanya pada Dae Hyun. Dari awal hingga akhir. Lelaki itu adalah pendengar yang baik. Saat Zetha mengakhiri perkataannya, barulah Dae Hyun kembali bicara dengan sejuta kata yang dapat membuat Zetha hidup lagi.

"Kau harus jadi penengah di antara mereka. Kau diciptakan kuat untuk menghadapi semua masalah ini. Tenang saja, aku selalu berada di sisimu." Zetha menarik ujung bibirnya membentuk senyuman tipis. Hatinya sudah cukup tenang hanya dengan kata-kata dari Dae Hyun.

"Terima kasih telah mendengarkan ceritaku."

"Aku ada untuk mendengar semua itu," bisik Dae Hyun sebelum sambungan terputus.

Zetha mendorong dirinya sendiri untuk bangkit. Semua perkataan Dae Hyun sudah cukup membuatnya mendapatkan semangatnya lagi, meski tak seperti dulu.

Sebagai langkah awal, Zetha akan mengucapkan selamat pada Natha atas ulang tahunnya yang ke-16 terlebih dahulu. Ini berat bagi Zetha, rasa sedihnya belum lagi hilang. Namun, Zetha tak bisa terus menangis di sudut ruangan. Ia harus terus berjalan, untuk membuat ayahnya ikut tersenyum di atas sana.

Until the end [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang