17. Cara

122 121 31
                                    

Seminggu berlalu dari hari duka itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu berlalu dari hari duka itu. Semua berjalan biasa saja, tak ada hal yang istimewa. Natha sudah mulai belajar di sekolah, begitupun Zetha yang home schooling. Ibu mereka tak pernah terlihat seminggu terakhir. Semua pekerjaan rumah, Zetha yang melakukannya, terkadang dibantu Natha. Zetha masih sering ke rumah sakit tiga hari lalu, sebelum akhirnya ia lebih memilih untuk menunggu kepastian dari pihak rumah sakit perihal jasad ayahnya. Zetha perlahan mengikhlaskan kepergian sang ayah, meski kadang hatinya tertekan kala mengenang semua momen indah bersama pahlawannya.

Siang ini Zetha baru saja selesai dengan kegiatan belajarnya. Gurunya sudah pulang 10 menit yang lalu. Zetha bangkit dari duduknya dan berjalan ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Ia bergerak cekatan hingga makanan itu tersaji tanpa butuh waktu lama. Gadis dengan rambut terikat rapi itu melirik jam yang melingkar di tangannya. Sebentar lagi adiknya pulang, ia akan duduk menunggu di meja makan.

Ponsel di atas meja berdering, Zetha menjawab panggilan itu dengan cepat kala nama kekasihnya tertera di layar.

"Hai, di sana sudah jam makan siang bukan?"

"Iya," jawab Zetha.

"Sudah makan?"

"Belum. Bagaimana denganmu?"

"Kenapa belum makan? kau harus makan dengan baik agar tak sakit. Oh ya, maaf aku jarang mengabarimu, aku sedikit sibuk dengan perencanaan galeriku." Zetha menarik bibirnya membentuk senyuman. Dae Hyun selalu membuatnya bahagia. Ia tak pernah menuntut kekasihnya itu untuk terus mengabarinya, karena ia mengerti kesibukan sang lelaki.

Zetha menanggapi penjelasan Dae Hyun dengan lembut. Mengatakan bahwa ia tidak akan marah hanya karena tak ada kabar dari si kekasih. Keduanya terhanyut dalam percakapan singkat nan hangat. Panggilan terputus karena Dae Hyun masih harus bekerja. Tepat setelah sambungan diakhiri, Natha pulang dan menghampiri Zetha di meja makan.

"Hai, bagaimana sekolahmu?" tanya Zetha pada Natha yang baru saja duduk di hadapannya.

"Seperti biasa, baik-baik saja. Ini semua masakanmu?" Zetha mengangguk. Natha berdecak kagum, kakaknya memang ahli memasak.

Makan siang mereka berjalan dengan tenang. Zetha dan Natha kembali ke kamar masing-masing setelah merapikan meja makan.

~~~

Zetha baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya segar dan semakin cantik. Dia lantas duduk di sofa kamarnya dan memainkan ponsel. Hari sudah sore dan Zetha berniat memasak makan malam istimewa untuk dinner kali ini. Berhubung besok adalah hari minggu, Zetha berencana menghabiskan malam ini lebih lama bersama adiknya.

Ia beranjak dari sofa dan melangkah keluar kamar. Langkah gadis itu terhenti ketika ia menangkap suara tangis dari dalam kamar adiknya. Zetha mendekati kamar itu. Pada celah pintu kamar yang tidak tertutup rapat, Zetha melihat Natha yang menangis sembari memeluk sebuah album.

Until the end [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang