13. Rindu

146 140 41
                                    

Dae Hyun berdiri di balkon kamarnya menghadap langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dae Hyun berdiri di balkon kamarnya menghadap langit. Merasakan sapuan angin yang begitu lembut di wajah. Pikirannya berkelana. Bayangan gadis itu menghampirinya, membuat hatinya tertekan karena rindu. Padahal belum lagi sehari si gadis pergi. Dae Hyun melihat ponselnya, berharap di sana ia temukan notifikasi dari sosok yang kini memenuhi pikirannya. Namun, tak ada satupun pesan dari gadis itu. Dae Hyun menghela napas pelan.

"Dae Hyun, ayo makan!" Itu seruan ibunya. Dae Hyun membuka pintu dan mendapati ibu yang tersenyum hangat padanya.

Wanita elegan itu menarik putranya untuk ikut ke ruang makan. Di sana sudah tersedia berbagai macam makanan lezat. Mereka hanya makan berdua. Ayah Dae Hyun masih sibuk dengan pekerjaannya hingga tak bisa pulang untuk makan malam. Dae Hyun dan Sang Ibu menghabiskan makanan mereka dalam keadaan tenang. Tak ada yang berbicara sampai mereka selesai makan.

"Kau bilang kau ingin membangun galeri, Dae Hyun?" Mereka berdua sudah usai dengan santapan masing-masing. Dae Hyun mengangguk atas pertanyaan ibunya.

"Kapan kau berencana akan membangunnya?"

"Entahlah, Eomma. Aku masih harus banyak belajar. Jika aku sudah punya rencana yang matang, akan kukatakan padamu."

"Baiklah. Ya sudah, eomma ke kamar dulu. Istirahatlah lebih awal, besok kau punya jadwal bersama appamu. Ingat kan?"

"Ya, Eomma." Dae Hyun memandang ibunya sampai wanita itu menghilang di balik pintu kamarnya. Dae Hyun mengerti ibunya pasti punya banyak sekali pekerjaan, hingga malampun waktu istirahatnya tak begitu banyak.

Mengetahui orang tuanya yang selalu bekerja dan terus bekerja, membuat Dae Hyun juga ingin ikut bekerja seperti mereka. Lelaki itu bertekad untuk bisa sukses di bidangnya. Orang tuanya selalu mendukung apa yang ingin ia lakukan. Ia sangat bersyukur terlahir sebagai anak ibu dan ayahnya.

Dae Hyun kemudian memilih untuk kembali ke kamarnya. Ia meraih ponselnya di atas kasur dan mendudukkan tubuhnya di sofa. Dae Hyun terkejut saat dia mendapat pesan dari gadis yang sempat ia pikirkan. Dalam perutnya seakan kupu-kupu beterbangan dan menggelitik.

Zetha

Hai, aku sudah sampai dengan selamat.
Terima kasih kadonya.
Aku sangat senang^^

Dae Hyun ikut tersenyum membaca pesan itu.

Boleh aku video call?

Tentu

Dae Hyun segera menghubungkan sambungan. Saat Zetha menjawab panggilannya, ia bisa memandang gadis pujaannya yang kini terlihat letih.

Until the end [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang