12. Pulang

148 143 37
                                    

Zetha sudah siap dengan satu koper di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zetha sudah siap dengan satu koper di tangannya. Ia tegak mematut diri di depan cermin sembari menunggu Natha. Gadis itu tersenyum melihat kemeja lumut yang disetrika rapi berpadu dengan celana senada terlihat pas di tubuhnya. Ah, sebentar lagi ia akan berbaring di kamarnya dan menghabisi makanan yang dimasak sang ibunda. Hatinya tiba-tiba rindu dengan suasana Australia.

"Aku sudah siap. Ayo pergi!" Natha menghampiri Zetha dan menggandeng si kakak untuk segera turun.

Di bawah, sudah ada Jung Nam yang menunggu. Ia memang menawari diri untuk pergi mengantar mereka ke bandara. Dengan taxi yang sudah dipesan, mereka bertiga melaju ke bandara. Keberangkatan pesawat ke Australia masih sekitar 35 menit lagi. Zetha memutuskan untuk duduk di area luar saja, Natha dan Jung Nam pun menyetujuinya.

Jauh dalam lubuk hatinya, Zetha masih mengharapkan kedatangan Dae Hyun di sini. Setidaknya lelaki itu mendatanginya di saat terakhir ini. Ah, sudahlah. Apa yang diharapkan darinya? Zetha memilih untuk memainkan jemarinya di atas layar ponsel.

"Makanan di sini enak tidak ya, Kak?" tanya Natha pada Jung Nam.

"Kau mau makan?" Itu suara Zetha yang menatap Natha dengan heran. Pasalnya, adiknya itu baru saja makan beberapa saat lalu.

Natha memberikan cengiran tanpa dosa dan mengangguk pelan.

"Di sini makanannya terlalu mahal. Aku tau kedai jajanan di luar bandara, kita ke sana saja?" Natha mengangguk cepat.

"Jangan terlalu lama," pesan Zetha sebelum Natha dan Jung Nam benar-benar hilang dari pandangannya.

Zetha dilanda bosan. Ia mematikan ponselnya dan memasukkan benda pipih itu dalam sakunya. Zetha menyesal tak ikut Natha dan Jung Nam, kini ia tak tahu harus melakukan apa untuk meredakan bosan yang menghampirinya. Dirinya tentu tak mungkin berlari menyusul mereka berdua. Akhirnya, ia menyandarkan kepala di sandaran kursi dan menutup mata.

"Hei! kau benar-benar tidur?" Suara itu mengejutkan Zetha. Kelopak matanya terbuka sempurna kala ia menangkap sosok lelaki yang tadi ia pikirkan. Yang dipandangi memberikan senyum tampannya pada si gadis. Zetha menegakkan tubuh ketika Dae Hyun memilih duduk di sebelahnya.

"Kapan keberangkatanmu?" Zetha melirik jam tangannya dan mengatakan bahwa waktu keberangkatan tersisa 20 menit lagi.

"Ke mana adikmu?"

"Ia pergi makan bersama Jung Nam."

"Kau tak makan?"

"Aku sudah kenyang."

Kemudian Dae Hyun mengeluarkan sebuah kotak dari balik tubuhnya. Memberi kotak itu pada gadis yang duduk di sampingnya. "Sebagai permintaan maafku atas kejadian kemarin," jelas Dae Hyun sebelum Zetha sempat menanyakan sesuatu.

Until the end [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang