21. Rumah

90 89 40
                                    

"Jangan bawa dia pergi!" teriak wanita yang kini mencoba menggapai lelaki kekar di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan bawa dia pergi!" teriak wanita yang kini mencoba menggapai lelaki kekar di hadapannya.

Lelaki itu menatap wanitanya yang tersungkur di lantai. Ia tak kuasa melihat pemandangan di depannya ini, namun ia tak bisa berbuat banyak. Ini sudah takdirnya dan ia harus menjalaninya. Langkah tegapnya berayun menjauhi Si Wanita. Anak kecil dalam gendongan lelaki itu terus berontak minta dilepaskan. Bocah itu meraung sambil mencoba menggapai Si Wanita yang tertinggal di belakang.

"Jangan bawa dia!" raung Si Wanita. Lelaki itu seakan tuli. Ia terus melangkah pergi.

"Ibu .... " rintih bocah kecil dalam gendongan lelaki dewasa.

"Ibu .... "

"Dae Hyun, Eomma di sini." Wanita anggun itu meraih tangan anaknya. Hatinya pilu melihat putranya yang kini terbujur di ranjang rumah sakit.

"Dae Hyun ... " Jemari Dae Hyun perlahan bergerak. Membuat ibunya melengkungkan senyuman di wajah cantiknya.

"Bangunlah," ujar sang ibunda.

Mata Dae Hyun mengerjap pelan. Ibunya melebarkan senyumannya. Ia memanggil perawat untuk memeriksa kondisi anaknya. Usai pemeriksaan, ibu menghampiri Dae Hyun. Menggenggam tangan putranya dan menatapnya dengan hangat.

"Maafkan aku, Eomma," ujar Dae Hyun pelan.

"Tidak tidak, kau tidak salah sama sekali. Justru kami yang salah, Sayang. Maafkan Eomma dan Appa." Ibu mengusap puncak kepala Dae Hyun dengan pelan.

"Sekarang, beristirahat saja. Kau harus sembuh untuk kembali ke Korea," ujar Si Ibu.

"Baik, Eomma."

Wanita dengan senyuman manis itu mengambil kotak makanan yang tadi sempat suaminya beli. Ia hendak menyuapi putranya yang pasti merasa lapar.

"Biar aku sendiri saja, Eomma," ucap Dae Hyun dan hendak mengambil alih sendok yang ada di genggaman ibunya.

"Sudahlah, biar Eomma saja." Dae Hyun menarik tangannya kembali. Ia menerima suapan dari ibunya. Lelaki muda itu memandang ibunya dan di balas dengan senyum yang begitu hangat. Dae Hyun tersentuh. Ini pertama kali ibunya menyuapinya sejak belasan tahun lalu. Dae Hyun merasakan kehangatan ini lagi. Ia menarik bibirnya membentuk senyuman.

"Setelah ini, jika kau ingin kembali tidur, tidurlah." Dae Hyun menerima suapan terakhir dari ibunya, kemudian mengangguk atas perkataan ibunya tadi.

"Di mana Appa?" tanya Dae Hyun yang sejak tadi tak melihat kehadiran appa-nya sama sekali.

"Appa sudah berangkat ke Australia. Ada urusan mendadak. Maafkan Appa ya." Wanita itu mengusap punggung tangan putranya.

"Tak apa, Eomma," ucap Dae Hyun. Lelaki berkebangsaan Korea itu sebenarnya ingin sekali mengikuti appanya ke Australia. Namun, dengan kondisi seperti ini, tentulah ia tak akan diperbolehkan untuk melakukan perjalanan jauh.

Until the end [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang