[15]

3.6K 347 32
                                    

Jinbadboy_

Yena begitu senang bisa bertemu kembali dengan kedua sahabatnya, biasanya mereka akan selalu menghabiskan waktu bersama sampai sore hari, bercanda sepuasnya, bersenang-senang, bermain ke sana-sini. Mereka selalu berisik setiap kali bertemu tapi tidak untuk hari ini, begitu canggung dan hening sebab kehadiran lelaki yang pendiam berwajah datar itu di tengah-tengah mereka.

"ayo pulang." Yoongi berdiri menarik tangan Yena hendak membawa gadis itu pergi tapi Yena melepas kaitan tangannya berlahan. Yoongi langsung menatapnya datar serta tajam setelah itu.

"aku ingin pergi sebentar bersama teman-temanku." Yena mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap wajah suaminya, walaupun rasa takut dan gugup terus menyelimuti pikirannya.

Nami dan Heejin menyadari raut wajah Yoongi, mereka terdiam sebentar melihat sepasang kekasih itu saling menatap sebelum mulai mengalah dan membiarkan Yena pergi bersama lelakinya. Mereka berpikir bahwa Yoongi hanya khawatir Yena pergi tanpanya tapi yang sebenarnya, Yoongi tidak mau Yena pergi sampai lupa waktu dan melupakan tugasnya sebagai seorang istri.

"Yena-ya, sebaiknya kau pulang saja." Nami berdiri dan menepuk bahu Yena, meyakinkan gadis itu supaya ikut dengan Yoongi saja.

"t-tapi-"

"pulanglah. . . Kita bisa pergi lain waktu, aku berjanji." Heejin tersenyum membiarkan Yena pergi, membuat gadis itu sedikit sedih karena tak bisa pergi bersenang-senang dengan mereka hari ini.

. . .

Yoongi membawa Yena masuk ke dalam mobilnya. Hening, tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun di antara mereka berdua. Pandangan Yoongi fokus ke depan, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan normal, sesekali Yena meliriknya dengan gugup. Yena sangat ingin memuji laki-laki itu bahwa ia begitu menawan, tampan dan juga keren, tapi mengingat perilakunya membuat Yena mengurungkan niat mengungkapkan kata-kata pujian padanya.

Mobil berhenti tepat di depan lampu lalu lintas, pandangan Yoongi masih fokus ke depan tanpa menoleh sedikit pun. Yena seolah dianggap seperti angin yang lewat saat ini.

"Y-yoongi." gadis itu mengumpulkan keberanian hanya untuk memanggil nama suaminya, Yoongi hanya berdehem tanpa melirik gadis sebelahnya.

". . . Maaf." Yena menunduk dan mengecilkan suaranya.

"kenapa?" Yoongi kembali melajukan mobilnya setelah lampu lalu lintas berganti warna. Yena tak menjawab dan terus menunduk, rupanya itu membuat Yoongi sedikit kesal.

Yoongi sedikit mempercepat laju mobil dan arah jalan tidak menuju pulang ke rumah mereka, sepertinya Yoongi akan membawanya pergi ke suatu tempat. Yena takut kala Yoongi semakin mempercepat laju mobil, ia meremas sabuk pengaman yang dikenakannya dan berdoa supaya tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"k-kita akan ke mana?" Yena bertanya dengan suara bergetar tapi justru Yoongi semakin menambah kecepatan.

"h-hati-hati." Yena memejamkan matanya takut. Sesuatu pasti sudah membuat Yoongi kesal.

Lalu tiba-tiba Yoongi langsung menginjak rem mendadak, membuat Yena terbentur ke depan cukup keras tapi gadis itu tak selemah yang dibayangkan, hanya benturan biasa tidak akan membuatnya sampai tak sadarkan diri, kepalanya hanya sedikit sakit. Yena mengatur napasnya, jantungnya berdetak kencang sebab ketakutan sejak tadi.

"t-tolong, maafkan aku." Yena berusaha terlihat baik saat menyucapkan maaf, walaupun ia sedang ketakutan dan bergetar. Yoongi tak menjawab, ia menatap datar ke depan lalu melipat lengannya tepat di atas setir, kepalanya diletakkan di atas lengannya tersebut, seperti menyembunyikan wajahnya dari Yena.

Bad Husband •MYG[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang