Jinbadboy_
Mungkin perempuan itu terlihat sangat keras kepala di mata Ahn Yoongi saat ini. Pria itu sedang bersusah payah menahan diri untuk tidak melukainya seperti itu, ia hanya akan mengabaikan dan membuatnya benci hingga muak lalu berakhir bercerai.Sejak awal, Ahn Yoongi memang tidak suka disentuh sembarangan oleh orang yang belum dia kenal pasti, tetapi kekerasan bukanlah jalan terbaiknya. Ia melakukannya karena suatu alasan tersendiri, wajahnya terlihat datar tak peduli dengan istrinya namun jauh di dalam hatinya sangat berbeda.
Ahn Yoongi ingin mengakhiri semua ini sesegera mungkin.
Pria itu bisa saja menceraikannya duluan akan tetapi tidak ada persetujuan dari sang ibu, beliau ingin putranya membahagiakan istrinya.
"Maaf." Perempuan itu merasa bersalah.
Sebenarnya Ahn Yoongi sudah muak dengan kata maaf, tangannya mengepal kuat rasanya ingin mengutarakan perasaan sakit dan tertekannya. Hari-harinya sungguh melelahkan dan membuatnya merasa tertekan apalagi sekarang sudah menikah dengan perempuan yang tidak ia cintai tentunya.
Ahn Yoongi ingin sekali kembali ke tempat semalam ia menorehkan semua rasa kesalnya dengan banyaknya alkohol berkadar tinggi hingga membuatnya mabuk kepayang.
Ekspresi wajah pria itu tak berubah sedari menampar istrinya, rasanya memuaskan melampiaskannya pada seseorang tetapi tetap saja itu tidak benar, Ahn Yoongi masih sadar akan hal itu.
"Jangan lakukan itu lagi." Pria dingin itu pergi meninggalkan rumah serta istri yang masih menyesali perbuatannya, sakit diperlakukan seperti itu oleh suaminya sendiri.
. . .
Pertama kalinya melihat sisi berbeda dari Ahn Yoongi sedikit membuat Yena takut jika terjadi lagi di kemudian hari, setelah mendapat tamparan dari suaminya sendiri tidak membuat perempuan itu kesakitan atau menangis walau tamparan itu membekas di wajahnya. Hati dan perasaannya lebih terasa sakit, seperti ibunya yang pernah memukulinya hari itu.
Mengambil alat kompres untuk mengobati lukanya sendiri supaya tak membekas terlalu lama. Perempuan itu kembali mengingat-ingat perkataan suaminya tentang perceraian serta perlakuannya barusan meninggalkan rasa sesak di dadanya, ia berharap bisa pulang sebentar saja dan menemui ayahnya untuk bercerita dan berkeluh kesah tetapi itu tidak mungkin ia lakukan.
Mungkin sejak kejadian hari ini sampai berhari-hari kemudian perempuan yang menikahi pria bernama Ahn Yoongi itu harus kuat mendengarkan perkataan yang keluar dari mulut suaminya serta perlakuan tak senonoh terhadap dirinya, setidaknya Ahn Yoongi tidak menyakiti fisik tetapi hati perempuannya.
Lee Yena berpikir pernikahan bisa membuatnya sedikit merasa bahagia namun semua itu salah besar hidup bersama pria bernama Ahn Yoongi, sesekali ia menangis di malam hari merasa terlalu menyakitkan akan perkataan prianya namun tak membuatnya goyah dan tetap bertahan mengingat kembali ia pernah mendapat perlakuan yang lebih menyakitkan dari ibunya.
Perempuan itu akan memilih tinggal di rumah Yoongi sebab di rumah itu ia mendapat sedikit keringanan, prianya hanya akan menyakiti perasaan dengan kata-kata saat pagi atau malam hari ketika pria itu pulang kerja, sedangkan di rumahnya sendiri hampir setiap hari ia diperlakukan tak baik,dibentak dan sesekali melukai fisik.
Setiap hari perempuan itu akan menyambut kepulangan suami dengan membuatkannya makan malam sedangkan dirinya sendiri harus makan lebih awal atau setelahnya ia lebih mengkhawatirkan suaminya yang tidak pernah menyentuh makanan buatannya.
Yena harus berada di kamarnya sendiri bersembunyi jika Yoongi pulang bekerja karena jika tidak dia akan menjadi lampiasan kelelahan Yoongi. Yena tidak mau jika dia terus dibentak dan dipukul oleh suaminya jika dia bisa menghindarinya dengan cara seperti ini.
Setiap hari, Yena memperhatikan Yoongi setiap pulang kerja di malam hari dari balik pintu kamarnya, entah dia berpikir suaminya akan makan setelah pulang bekerja atau mengabaikan makanan yang sudah siap di atas meja makan, yang terpenting untuknya adalah jika suaminya pulang dengan aman dan tidak mabuk-mabukan lagi.
Hingga suatu ketika Yoongi pulang larut malam sekitar pukul sebelas. Yena sangat mengkhawatirkan suaminya itu karena biasanya Yoongi tidak pulang sampai semalam ini, biasanya dia akan pulang pukul sembilan malam atau lebih sedikit.
"untunglah dia pulang" gumam Yena di balik pintu kamarnya, gadis itu masih tetap memperhatikan gerak-gerik kelelahan Yoongi.
"apa dia ada meeting sampai pulang malam begini?" pikir Yena mengintip suaminya di balik pintu kamarnya. Dengan cara tidak terlihat dari pandangan suaminya maka ia juga akan terhindar dari kekerasannya.
Kemudian Yena dikejutkan oleh gerak-gerik kelelahan Yoongi. Awalnya Yoongi hanya mengambil air dingin di dalam kulkas dan mendudukkan dirinya di bangku meja makan sembari memegangi kepalanya dan terpejam. Dalam sekejap Yoongi melirik sebentar makanan di atas meja lalu berlahan ia mendekatinya, beberapa detik ia hanya menatap saja tapi tangannya tiba-tiba bergerak dan mengambil makanan yang sudah tersedia di atas meja dan memakannya. Di balik pintu, Yena sangat senang karena setelah sekian lamanya kali ini pertama kali suaminya makan makanan yang sudah ia siapkan hanya untuk suaminya.
"dia makan hehe" Yena senang dan tertawa kecil melihat suaminya itu.
"aku akan membuatkanmu makan setiap hari saat kau pulang kerja. Kau pasti sangat lelah dan lapar" ucap Yena, merasa bangga dengan perjuangannya selama ini.
. . .
Aku bangun dari tidur nyenyakku semalam. Aku segera berdiri dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan lebih awal lagi untuk suamiku. Ini memang sudah menjadi kebiasaanku bangun lebih pagi dan masak lebih awal guna menyiapkan sarapan untuk Yoongi. Jika dia tidak memakannya maka setelah ia pergi aku yang akan memakannya.Beberapa minggu ini setelah aku selalu pergi ke kamar dan membersihkan diriku setelah selesai mrmasak. Aku mengindari dapur sebelum Yoongi melihatku di sana, jika dia melihat keberadaanku maka ia akan mengeluarkan kata-kata pedas lagi. Jadi aku berusaha untuk tidak membuat suasana hatinya menjadi rusak di pagi hari.
Ake pergi ke dapur untuk masak tapi sesuatu mengejutkanku. Ada Yoongi di sana, dia sedang tidur? Di atas meja makan? Apa kemarin malam dia tertidur di sana? Dia tidak pergi ke kamarnya? Melihatnya tertidur seperti itu membuatku sedikit khawatir.
Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri mengapa Yoongi melakukan ini, kenapa dia tidur di sini? Aku khwatir badannya akan sakit setelah ia bangun. Kalau begini bagaimana aku akan masak untuknya juga? Aku akan menggangu tidurnya nanti jika aku membuat keributan dan dia pasti akan memarahiku jika tidurnya diganggu. Mau tidak mau aku harus tetap membangunkannya. Aku takut dia marah tapi rasa khawatir lebih mendominan.
"Yoongi-ya, bangunlah. Kenapa kaubtidur di sini? Pergilah ke kamarmu dan istirahat di sana"ucapku pelan dengan sedikit tasa takut, tapi tidak ada reaksi apa pun darinya.
Aku ingin menyentuhnya, ingin membangunkannya. Tapi lagi-lagi aku bimbang, aku merasa takut membangunkannya. Ini sama saja aku mengganggu tidurnya dan mencari masalah baru, nanti pasti akan berujung aku yang akan dihabisi olehnya.
"apa dia tidak bekerja?" aku tidak membangunkannya lagi, aku memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sembari menunggu Yoongi bangun dari tidurnya walaupun rasa khawatir masih kurasakan.
Setelah itu selesai aku bersih-bersih, aku kembali ke dapur untuk memasak. Yoongi pasti sudah bangun dan pergi ke kamarnya jadi aku harus secepatnya memasak untuknya. Benar saja Yoongi sudah tidak ada di dapur lagi, dengan cepat aku berlari dan membuat sarapan untuk suamiku. Tak ada yang lebih penting sekarang selain membuat sarapan untuknya.
Sembari menyelesaikan masakanku, aku tersenyum tak jelas membayangkan Yoongi akan makan dengan tenang dan menghargai buatanku. Sedikit perubahan itu membuatku senang.
Jinbadboy_
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Husband •MYG[✔]
Fanfiction[END] Kedua orang yang sudah memasuki usia dewasa itu tidak sedang berpacaran, mereka berdua adalah pasutri tetapi mereka tidak terlihat memiliki hubungan seperti kebanyakan pasutri di luar sana. Mereka tidak saling mengenal satu sama lain apa lagi...