TRAGEDI DI PABRIK TEXTILE

6K 594 35
                                    

Pagi itu, Bisma dan Pandji bekerja seperti biasa.

Setiap jam istirahat para buruh pabrik, Bisma selalu menemui Paramitha, melalui jalan di belakang pabrik.

"Assalamualaikum..." ucap Bisma, ketika sampai di pekarangan rumah Sastra.

"Waalaikumsalam, masuk le, Mitha lagi ngasih makan ayam, di belakang." Sambut Sastra dengan ramah.

"Permisi bu..." Ucap Bisma, sambil menunduk dan tersenyum menyapa Sastra.

"Iya monggo... itu disana dia." Ucap Sastra.

"Mitha..." ucap Bisma, menyapa teman wanitanyq itu dengan senyum.

"Mas!" Teriak Paramitha dan berlari memeluk Bisma.

"Eh, Mitha... duh... bu, gimana ini?" Ucap Bisma, pada Sastra, yang sedang mengambil telur ayam di dalam kandang.

"Dia dari tadi pagi, sebut nama kamu terus, ndak apa apa, dia seneng banget kamu dateng le, ibu goreng telur ini, nanti makan bareng Mitha ya." Ucap Sastra sambil tersenyum dan menuju ke dapurnya.

"Mas... Mitha kangen sama mas. Mas kangen ndak sama Mitha?" Ucap Paramitha, sambil mendongak, melihat Bisma.

"Oh... Itu, gimana ya... bingung jawabnya." Sahut Bisma, sambil menggaruk kepalanya.

"Mas... kita duduk disitu, ayo mas."

Paramitha menarik tangan Bisma dan mengajaknya duduk di bawah pohon rindang.

Sambil bersandar pada bahu Bisma, Bisma mendadak panas dingin, terlebih Paramitha, menggenggam jemarinya dengan memasukan jari jemari saling silang, lalu meletakkan genggaman itu pada pipinya.

"Eh..." ucap Bisma, sambil berusaha menarik pelan tangannya, namun tertahan oleh Paramitha.

Sastra memanggil mereka dan mengajak keduanya untuk makan siang bersama.

"Kalian makan duluan, ibu ke rumah bu Darsih sebentar, ambil sayurannya. Paling 20 menitan. Ibu titip rumah le..." ucap Sastra, pada Bisma.

Bisma kebingungan, "Tapi ndak lama kan bu?" Ucap Bisma.

"Hahaha... kamu tenang, Mitha nggak aneh aneh kok, tinggal sik yo." Ucap Sastra.

Tak lama kemudian...

Bisma dan Paramitha, menikmati makan siang berdua.

Kemudian, Bisma membersihkan piring, sisa mereka makan, Paramitha datang dan  memeluknya dari belakang.

"Mitha, ini ndak baik..." ucap Bisma.

"Mas ndak suka ya?" Tanya Paramitha, sambil membenamkan wajahnya pada punggung Bisma.

"Bukan... suka tapi... kita duduk aja ya." Ucap Bisma, mengajak Paramitha untuk duduk di bawah pohon kembali.

"Mas, Mitha mau ikut mas kerja, boleh ndak?" 

"Jangan Mitha, bahaya, di sana, laki laki semua kebanyakan."

"Mitha mau ikut mas pulang, mau kerumah mas, boleh?" 

"Tapi pas libur kerja aja Mitha, hari Minggu nanti, pabrik libur, cuma nanti Mitha balik lagi kerumah ibu, jangan nginep ya?"

"Mas, sayang ndak sama Mitha?"

"Iya... sayang..." ucap Bisma, yang sedikit kaku dalam berucap.

"Jadi, di dunia ini, cuma dua yang sayang sama Mitha. Ibu dan Mas." Ucap Paramitha, sambil memeluk Bisma.

Mereka duduk menikmati angin dari kebun dan pohon rindang.

"Gawat iki... kok punya ku mau berdiri gini..." ucap Bisma dalam hatinya, saat ia merasakan penis miliknya, mulai bereaksi.

KETIKA IBU DATANG  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang