👠19

3.6K 443 14
                                    

"Tidak, Ma. Aku sudah meminta dia menjadi kekasih, tapi dia masih belum mau menjalin sebuah hubungan," aku Jungkook jujur pada sang ibu.

"Bawa dia ke sini besok, kalau begitu," ujar Nichola seraya membereskan piring-piring bekas makan malam mereka.

"Untuk apa, Ma?" Jungkook mengerutkan kening, was-was atas permintaan santai ibunya itu.

"Untuk melihat gadis yang berani-berani menolak untuk menerima anak tunggal Jeon Nichola itu," Nichola berbalik dan berkacak pinggang menatap Jungkook.

Jungkook menghela, "Tapi, Ma--"

"Tidak ada tapi-tapian Jeon Jungkook. Mama tidak akan berubah pikiran, bawa saja dia ke sini besok," Nichola berujar tanpa bantahan.

Jungkook menghela napas, menolehkan mata pada sang papa untuk meminta bantuan. Namun, Ornaldo hanya mengendikkan bahu santai, tidak ingin membantah Nichola atau berakhir dengan di usir dari kamar dan tidur di sofa. Nichola dan ancaman mautnya, membuat Ornaldo memilih mengalah.

"Baiklah," final Jungkook, mau bagaimanapun, tidak ada jalan lain selain membawa Lalisa ke sini. Jika tidak, ibunya itu tidak akan berhenti meneror Jungkook. Jungkook hanya bisa berharap semoga Nichola tidak berbuat yang tidak-tidak besok.

👠👠👠

Saat ini, Jungkook tengah berada di perjalanan menuju apartement Lalisa. Tadi pagi-pagi sekali, ibunya sudah menggedor-gedor pintu kamar Jungkook, mengingatkan pria itu untuk menepati janji untuk membawa Lalisa ke rumah. Jungkook pun hanya bisa menurut dan berakhirlah ia yang saat ini berniat menjemput Lalisa untuk di bawah ke rumahnya.

Jungkook menghentikan mobil begitu sudah memarkirkannya di parkiran gedung apartement Lalisa.

Jungkook memasuki gedung apartement, pandangan orang-orang di sana terutama kaum hawa tidak pernah lepas darinya. Meskipun sudah berkali-kali datang ke sini, Jungkook tetap tak pernah tidak menjadi pusat perhatian.

Ketampanan dan kesuksesannya membuat kaum hawa begitu menginginkan untuk menjadi kekasihnya. Namun, keberadaan Lalisa Manoban yang di akui sebagai kekasih pria itu membuat mereka menarik mundur langkah, seketika merasa rendah diri jika di sandingkan dengan sang supermodel. Pada akhirnya kaum-kaum hawa itu hanya bisa menjadi pengagum dalam diam. Hanya bisa berangan-angan yang pada akhirnya terhempaskan kenyataan.

Jungkook mengabaikan tatapan orang-orang yang selalu mengikuti setiap derap langkahnya. Menaiki lift untuk sampai di lantai di mana unit apartement Lalisa berada. Begitu tiba di depan unit apartement gadis itu, Jungkook membunyikan bel yang ada di samping pintu apartement.

Beberapa kali menekan bel, pintu masih tak kunjung terbuka. Jungkook mengerutkan kening, sedang apa gadis itu di dalam sana sampai tidak mendengar bel berbunyi? Jungkook mengangkat tangan kirinya, melihat jam yang tertera pada pergelangan tangannya. Sudah pukul sebelas, hari hampir siang. Tidak mungkin gadis itu masih tertidur, 'kan?

Jungkook kembali membunyikan bel, pada bel ke-empat, pintu apartement itu terbuka. Menampakkan pemandangan seorang gadis yang sedang mengenakan bathrobe putih yang membalut tubuhnya. Serta rambut terurai yang masih basah dan menjatuhkan beberapa tetes air ke lantai. Jungkook meneguk saliva susah payah. Lalisa nampak sangat sangat seksi dalam keadaan seperti ini.

Jungkook tersadar kembali begitu Lalisa melambaikan tangan di depan wajah Jungkook. Dengan segera Jungkook menarik Lalisa masuk kembali ke dalam apartement dan mengunci pintu dengan cepat.

Jungkook melempar tatapan tajam yang di balas gadis itu dengan kening berkerut bertanya.

"Ada apa?" tanya Lalisa karena Jungkook tak kunjung membuka suara.

Mr Billionaire & Mrs Supermodel | LIZKOOK ✔️ [DINOVELKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang