Dokter wanita itu tersenyum lembut.
"Sepertinya anda berdua belum tahu, jika penghuni baru telah tumbuh dalam rahim Nona Manoban. Usia kandungannya baru dua minggu." Dokter tersebut menjelaskan pada keduanya yang kini diam mematung.
"Apa?" Jungkook bertanya dengan napas tercekat.
"Selamat, anda akan menjadi seorang ayah, Mr. Jeon." Dokter tersebut mengulurkan tangan untuk memberi selamat.
Seketika itu juga pikiran Jungkook mendadak blank. Mematung.
Tak kunjung mendapat balasan dari Jungkook, Lalisa pun mengambil alih menjabat tangan sang dokter.
"Saya sudah menyiapkan vitamin penguat kandungan yang harus di konsumsi oleh Nona Manoban secara rutin, mengingat Nona Manoban yang merupakan seorang supermodel. Akan tetapi, saya sarankan untuk tidak bekerja terlalu keras, jangan sampai anda kembali terjatuh di lokasi pemotretan lagi, Nona. Itu dapat membahayakan kandungan anda," jelas sang dokter panjang lebar.
Lalisa hanya bisa mengangguk lemah, hingga dokter tersebut pamit undur diri dari sana.
Jungkook masih dengan keterdiamannya.
Anda akan menjadi seorang ayah.
Anda akan menjadi seorang ayah.
Jungkook akan menjadi seorang ayah?
Pernyataan serta pertanyaan itu terngiang-ngiang berkali-kali dalam pikirannya.
Hingga saat seseorang mengusap lengannya pelan, Jungkook tersentak. Pria itu menoleh ke kiri dan mendapati Lalisa yang tengah menatapnya dengan tatapan ... sendu?
"Kau tidak senang dengan kehamilanku, Jungkook?" pertanyaan Lalisa dapat ia dengar dengan jelas, namun Jungkook malah tidak mampu untuk menjawab.
"Maafkan aku, aku tidak pernah meminum pil kontrasepsi setiap kita selesai berhubungan. Jika kau tidak menginginkannya, aku bisa mengurus anak ini sendiri," ujar Lalisa dengan suara bergetar.
"Jangan bercanda, Lisa! Aku juga menginginkannya! Bagaimana bisa aku tidak menginginkan anakku sendiri?" tanpa sadar intonasi Jungkook naik satu oktaf akibat kalimat terakhir yang terucap dari bibir pucat wanita itu.
"Ku pikir kau terdiam karena hal itu," cicit wanita di hadapannya pelan, namun masih dapat di dengar oleh Jungkook yang posisinya masih berada di sebelah brankar Lalisa.
Jungkook menggeleng kaku, "Bukan, aku hanya ... terkejut mendengarnya. Kau tahu 'kan, bahwa ini yang pertama bagiku mendengar berita bahwa aku akan menjadi seorang ayah," aku Jungkook dengan suara pelan, tatapannya pada Lalisa perlahan melembut.
Jungkook perlahan meletakkan tangan di atas perut Lalisa yang masih rata dengan tangan yang bergetar.
"Kau tahu rasanya? Rasanya begitu menakjubkan dari pada memenangkan tender seharga milyaran dollar, aku sampai tidak bisa berkata-kata saat mendengarnya," papar Jungkook dengan suara tercekat, bibirnya tersungging begitu lebar.
Jungkook mendekatkan wajah, mengecup kening wanita yang akan menjadi ibu dari anaknya itu dengan penuh cinta.
"Terimakasih sudah memberiku hadiah terindah ini, Sayang. I'm very happy for this special gift," lontar Jungkook begitu menyelesaikan kecupannya.
Jungkook beralih, menunduk menatap perut rata Lalisa, mengecup perut yang masih terbalut piyama rumah sakit itu lembut. Rongga dada Jungkook begitu hangat, tak pernah sebahagia ini sebelumnya.
"Hai, baby. Terimakasih sudah hadir di rahim mommy dan mengalahkan posisi tender milyaran dollar di mata daddy."--Jungkook terkekeh kecil--"Daddy mencintaimu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Billionaire & Mrs Supermodel | LIZKOOK ✔️ [DINOVELKAN]
RomanceKisah sang Billionaire muda berbakat, Jeon Jungkook dengan sang supermodel papan atas, Lalisa Manoban. Berawal dari insiden lecetnya bumper mobil, hingga ke insiden lemparan maut dari stiletto heels milik Lalisa Manoban keduanya di pertemukan. Ketik...