👠35

3.6K 357 17
                                    

Jungkook menggeliat pelan, membuka mata dan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina mata. Jungkook mengusap wajah, mengerjap sekejap.

Ia melihat jam digital yang tertera di atas nakas, sudah pukul siang. Hari pertama dalam hidup, Jungkook bangun sesiang ini. Pria itu beralih menatap Lalisa yang saat ini tengah memeluk tubuh kekarnya di balik selimut yang membalut tubuh polos mereka berdua.

Jungkook menarik kedua sudut bibir, mengingat apa yang mereka lakukan tadi malam hingga menjelang pagi. Ia sudah memiliki Lalisa dan menjadi pria pertama bagi gadis itu adalah kebahagiaan tersendiri yang terselip di relung hatinya.

Jungkook membelai wajah Lalisa yang masih tertidur mulai dari mata, hidung, pipi, lalu berhenti pada bibir penuh gadis itu. Jungkook mendekat, mencuri kecup singkat pada bagian yang mengundangnya untuk segera di kecup itu.

Lalisa tampak menggeliat, gadis itu perlahan membuka mata dan iris hitam Jungkook seketika bertubrukan dengan iris coklat gadis itu.

"Sudah bangun, hm," ujar Jungkook seraya menampilkan senyum menawannya.

"Hm," balas Lalisa singkat, mengecup pipi Jungkook kilas, Jungkook semakin mengembangkan senyum.

"Mandi bersama, okay. Aku tidak menerima penolakan," ujar Jungkook dan segera bangun dari tidurnya, tanpa selimut yang menutupi tubuh. Lalu pria itu mengangkat tubuh Lalisa ala bridal dengan selimut yang melilit tubuh gadis itu.

***

Jungkook memasuki perusahaan dengan wajah berseri-seri, para pegawai yang menyapa Jungkook pun terheran ketika mendapat sapaan balik dari CEO mereka itu. Tidak seperti hari-hari biasa yang hanya di balas dengan anggukan singkat dari Jungkook.

"Hei, Jungkook. Apa yang terjadi denganmu hari ini. Kau salah makan tadi pagi? Lagian, tumben sekali kau baru masuk kantor siang-siang begini," ujar Soobin begitu Jungkook melewati meja kerja yang berada tepat di depan ruangan Jungkook.

"Aku sedang bahagia, jadi kau cukup diam saja dan jangan buat mood-ku hancur dulu," jawab Jungkook santai dengan kaki yang membawa langkahnya menuju ruangan.

Jungkook mendudukkan diri di kursi kerja, mengetuk-ngetuk permukaan meja, lalu sesekali tersenyum layaknya orang kurang waras.

"Sialan! Kenapa aku seperti remaja kasmaran," umpat Jungkook mengingatkan diri bahwa umurnya sudah tidak cocok untuk bersikap seperti ini, sangat kontras dengan wajahnya yang masih belum melunturkan senyum.

Suara langkah kaki seseorang yang memasuki ruangan pun sama sekali tak mengganggu Jungkook.

"Kau sangat tidak cocok dengan ekspresi menggelikan seperti itu, Jungkook. Kemana wajah angkuh yang selama ini kau tunjukkan, huh?" dengusan kasar serta kata-kata cercaan dari Soobin membuat Jungkook menatap adik sepupunya itu dengan pandangan datar.

"Kau benar-benar merusak mood-ku, Soobin," decak Jungkook lantas menyandarkan tubuh pada sandaran kursi.

Soobin hanya menggendikkan bahu acuh, "Aku sudah menyebar undangan ulang tahun perusahaan,"

Jungkook menganggukan kepala, "Bagus. Bagaimana dengan segala persiapan? Aku ingin ulang tahun perusahaan kali ini tidak kekurangan satu apapun," ujar Jungkook menambahkan.

Soobin mengernyit, "Bukannya setiap tahunnya memang tidak ada yang kurang?"

"Yap, tapi aku mau yang kali ini harus sempurna," lanjut Jungkook mantap.

Soobin lantas menganggukkan kepala, meskipun tak mengerti apa yang tengah ada di pikiran Jungkook saat ini.

"Ah, ya. Aku baru mengingat sesuatu. Ada berita yang baru-baru ini tersebar di kalangan para pengusaha," Soobin kembali angkat bicara begitu mengingat sesuatu.

Mr Billionaire & Mrs Supermodel | LIZKOOK ✔️ [DINOVELKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang