[10]

3.7K 342 30
                                    

Hello, ketemu Hino lagii.

Kasev minta komenan yang salah di sini, ya. Makasihh semua.

😘😘😘

Hino memperhatikan Tania yang begitu lahap memakan sate madura. Gadis itu sedikit mendesis karena merasakan kuah sate yang pedas. Kesukaan Tania dari dulu adalah kuah sate kacang yang pedas. Hino membantu mengelap peluh yang muncul di pelipis Tania.

Setelah mengatakan bahwa Tania sedang ngidam, Mami langsung kembali ke kamarnya. Hino pun tidak bisa mengabaikan permintaan Tania jika memang benar Tania sedang mengandung. Nanti anaknya ileran. Membayangkan hal itu membuat Hino jijik. Amit-amit. Hino masuk ke kamarnya untuk mengambil jaket tebal dan kunci mobil. Dia meraih tangan Tania lalu mereka masuk ke mobil Hino.

Selama dalam perjalanan, mereka hanya diam saja. Hino sebenarnya ingin mendengar langsung dari mulut Tania apakah benar dia sedang mengandung. Tania sepertinya lebih memilih tidak mengacuhkan Hino dan menyandarkan kepalanya di jendela sambil melihat ke depan. Setibanya mereka di warung yang dimaksud Tania, gadis itu langsung turun dan menghampiri pemilik warung. Tania menyebutkan pesanannya dan akan duduk di dekat pintu masuk. Hino lalu menarik tangan Tania dan menuntun istrinya untuk duduk di bagian dalam warung. Tania mengikuti tanpa protes.

“Kamu hamil?” tanya Hino setelah merasa bahwa rasa penasaran bisa membunuhnya.

Tania mengangguk dan masih melanjutkan makannya.

“Kok nggak ngasih tahu aku?” tanya Hino.

“Aku juga baru tahu tadi,” jawab Tania.

“Dan kamu tetap bekerja sebelumnya kan?” Tania lalu mengangguk lagi.

“Itu makanya kamu bisa pingsan. Aku kan udah ngelarang kamu bekerja!”

“Siapa yang bilang aku pingsan? Aku cuma ketiduran kok!” jawab Tania abai.

“Ketiduran?”

“Iya. Aku cuma tidur. Kak Aldy aja yang panik banget sampai ngira aku pingsan!”

Hino merasa tak nyaman setelah Tania menyebut nama Aldy. Hino tidak rela ada yang mengkhawatirkan Tania selain dirinya dan Mami tentu saja. Akhirnya Hino diam. Menyaksikan Tania yang sedang makan rasanya nyaman apalagi melihat bibir Tania yang semakin seksi ketika kepedasan membuat Hino merasakan gairah itu lagi.

***

Hino mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil istrinya. Hino sangat nyaman tidur dengan memeluk Tania. Hino menghirup aroma rambut Tania yang sudah ia hafal. Wangi tubuh Tania seperti lemon. Dan Hino suka memakan buah asam itu seperti ia sangat suka memakan Tania.

Tania menggeliat dalam tidurnya. Gadis itu mendengar suara detakan abnormal di telinganya. Pipi Tania menghangat setelah menyadari posisinya saat ini berada dalam pelukan Hino. Rasanya panas tubuh Hino menular kepada Tania. Apalagi setelah melihat bahwa suaminya ini bertelanjang dada. Ckckck. Kebiasaan buruk, pikir Tania.

“Udah ke dokter?” tanya Hino begitu mengetahui Tania sudah bangun. Tania menggeleng di dada Hino.

“Pagi ini kita periksa ya,” ucap Hino. Tania mengangguk.

“Berapa umurnya?” tanya Hino.

“Kata Dokter Sita sudah tiga minggu.”
Hino menghitung. Tiga minggu berarti ....

“Aku mau turun,” ucap Tania sambil mendorong dada Hino.

“Ngapain? Ini masih pagi,” ucap Hino melihat jam digital di atas nakas yang menunjukkan pukul enam.

Hino (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang