[04]

3.6K 321 12
                                    

Makasih untuk yang sudah baca sampai part 3 dan silakan lanjut kalo suka sama Hino dan Tania.

🏓🏓🏓

Hino mengerjabkan matanya begitu merasakan guncangan hebat di pundak. Suara berat memanggil nama Hino. Berbeda dengan cara Mami membangunkan, yang ini lebih kasar dan terburu-buru. Hino membuka mata dan terkejut melihat wajah merah Aldy di depan matanya.

“Bang Aldy? Kok bisa ada di sini?”

Hino memperhatikan raut wajah Aldy yang keras. Tidak biasanya Aldy memasang raut seakan Hino menjadi tarsangka korupsi di Farely milik Aldy.

“Segera bereskan diri kamu dan keluar dari rumah ini! Nanti setelah ini saya akan datang ke rumah orang tua kamu.”

Hino kemudian terpaku melihat pintu yang tertutup. Hino mengalihkan arah pandangan pada sekelilingnya. Ini kamar siapa? Hino melihat tubuhnya yang dibungkus selimut cokelat. Hino memang biasa tidur dengan bertelanjang dada, tapi kali ini kenapa ia tidak memakai ....

“Apa yang telah terjadi?”

Hino memegang kepalanya yang pusing lalu coba mengingat kejadian semalam. Sumpah Hino tidak memiliki jawaban kenapa dirinya dengan keadaan seperti ini dan berada di tempat asing? Kamar ini sangat feminim. Tentunya kamar ini kamar perempuan kan?

“Kamu sudah bangun? Tunggu di sini dulu. Aku ambilkan pakaian kamu,” ucap Tania.

Tania berjalan keluar kamarnya menuju ruang tamu. Aldy dan Lafila sedang duduk di sana. Tidak seperti mereka biasanya yang selalu tampak mesra. Kali ini mereka bersebelahan sambil melihat ke arah Tania.
Tania hanya akan memungut pakaian Hino dan langsung kembali ke kamar. Aldy dan Lafila pun tidak membuka suara. Mereka seolah mengerti belum waktunya memberi bom pertanyaan kepada Tania. Setelah mendapatkan seluruh pakaian Hino, Tania segera berbalik menuju kamarnya.

“Ini baju kamu,” ucap Tania.

“Apa yang terjadi?” tanya Hino jelas sekali ia kebingungan.

“Penjelasannya setelah kamu membereskan dirimu. Silakan gunakan kamar mandi di sana.” Tania menunjuk sebuah pintu yang berada di sudut kamarnya.

Hino berjalan munuju kamar mandi dengan memeluk pakaiannya yang dibawakan oleh Tania. Oh Hino lupa bahwa di balik selimut tadi ia tidak menggunakan apa-apa. Tania memerah melihat pemandangan itu yang membuatnya kembali mengingat adegan tadi malam. Saat ini pikiran Tania sedang penuh. Tania belum bisa memikirkan sebab dan alasan mengapa ia bisa melakukan perbuatan itu.

“Aku bingung. Kenapa aku masih ada di sini? Eeer ... Apa terjadi sesuatu dengan kita?” tanya Hino. Saat ini Hino sudah memakai seluruh pakaiannya dan juga lebih segar setelah mencuci wajah.

“Kamu nggak ingat apa-apa?” tanya Tania.

Hancur. Bagaimana bisa hanya Tania saja yang mengingat semuanya? Kenapa Tania tidak seperti Hino saja yang dapat melupakan semuanya? Dada Tania serasa diremas dengan begitu kuat memikirkan nasibnya setelah ini. Tidak akan ada yang percaya lagi kepadanya. Hilang sudah dirinya sebagai gadis baik-baik. Siapa yang mau menerimanya setelah ini? Dan bagaimana dengan Argio? Tania tidak menyadari air mata telah mengalir di pipi putihnya.

“Kamu kenapa, Tan?” tanya Hino.

“Sebaiknya kamu pulang. Hari ini aku ada tamu dan mereka sudah menunggu di ruang tamu,” ucap Tania seraya menyeka air matanya.

Hino (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang