Mozza dan Sakya sudah menempati meja kantin yang kosong, memang meja kantin sedari tadi kosong semua. hanya beberapa siswa yang bolos seperti Mozza dan Sakya.
Bel istirahat belum berbunyi, tetapi banyak siswa-siswi yang kesana kemari membeli makanan dan disimpan disaku untuk dimakan dikelas mereka.
Sakya mengetuk-ngetuk jarinya di meja kantin memikirkan makanan apa yang akan ia nikmati, dan kembali menatap mozza yang menatap sekeliling kantin.
"Lo mau makan apa?" tanya Sakya dan menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.
"Em, samain aja." balas Mozza sambil tersenyum lebar.
"Yaudah, tunggu disini." Sakya beranjak dari tempat duduknya tetapi seseorang menahan bahunya agar dia kembali duduk ditempatnya.
"Eitsss, duduk dulu ya nona-nona cantik." ujar Alhesa dan duduk disebelah Sakya.
"Apaansih lo gue laper!" dumel Sakya memandang Alhesa dengan kesal.
"Woiii! Sini lo!" teriak Zellan memanggil seorang siswa yang sedang mengambil minuman di kulkas.
"Ada apa ya, bang?" tanyanya memandang mereka dengan bingung.
"Pesanin kami makan." sahut Ziedan menatap cowok itu dengan datar.
"Yaudah pesan apa, bang?" tanyanya gugup karna keenam cowok itu memandangnya dengan tatapan tajam.
"Kamu jangan suruh-suruh dia tau." ujar Mozza memandang Ziedan dengan melotot.
"Mie ayam aja 8 sama es teh manis 8, cabut lo." sahut Azaleel mengusir adik kelasnya.
"Uangnya bang?" tanya cowok itu menatap mereka dengan takut-takut.
"Pakai uang lo dulu." sahut Ringga melipat tangannya didada dan senyum adik kelas mereka mengembang ketika mendengar ucapan Ringga bahwa uang sakunya akan diganti oleh mereka.
"Kalo ada kembaliannya buat lo." sambungnya lagi membuat keenam cowok itu tertawa, Mozza melihat wajah adik kelasnya berubah menjadi lesu.
"Udah sana." usir Sakhi membuat adik kelasnya buru-buru melangkahkan kakinya menuju tempat pesanan mereka.
"Kalian keterlaluan tau gak." ujar Mozza melihat adik kelasnya yang malang itu.
"Coba kalian bayangin uang untuk dia makan habis karna bayarin makan kalian." sambung Mozza lagi menatap mereka dengan marah.
"Bercanda doang kok." sahut Zellan tersenyum pada Mozza.
"Bercandanya kelewatan." sentak Sakya dan diangguki Mozza menyetujui ucapan temannya.
"Lucu ya muka tuh orang." Alhesa tertawa terbahak-bahak melihat tingkah adik kelasnya yang uring-uringan ditempat penjual mie ayam.
"Gaya kalian kaya preman malak orang, gimana gak takut." sahut Sakya merotasikan matanya jengah melihat tingkah keenam cowok ini yang terbilang usil.
"Mana ada preman seganteng gue." ujar Azaleel menyisir rambutnya kebelakang membuat Sakya berpura-pura muntah melihat tingkah cowok itu.
"Mana ada preman sehot gue." sahut Ringga memukul-mukul dadanya dengan bangga.
"Mana ada preman makan bubur bayi." sambung Zellan membuat semua orang tertawa memandang kearah Ziedan yang menghela nafasnya.
Obrolan garing yang dilontarkan keenam cowok itu membuat waktu mereka menunggu pesanannya menjadi lebih singkat.
"Pesanan udah sampai." potong Sakya membuat perhatian mereka teralihkan pada adik kelas mereka yang berjalan dengan gugup kearah mereka.
"Tegang amat muka lo, bro." ujar Alhesa membuat adik kelasnya tersenyum kikuk memandang mereka.
"Terima kasih," ucap Mozza tersenyum kearah adik kelasnya yang menaruh pesanan mereka keatas meja.
"Sama-sama kak, kalo gitu saya permisi dulu." pamitnya dan bergegas pergi dari meja mereka tetapi suara seseorang membuat langkahnya terhenti.
"Nih, buat lo." Ziedan memberikan dua lembar uang bewarna merah pada adik kelasnya itu.
"Tapi ini kebanya-"
"Gausah banyak bacot, pergi lo." usir Ziedan dan diangguki adik kelasnya.
"Terima kasih, bang." ujarnya dan bergegas pergi dari kantin.
Mozza memandang wajah Ziedan sambil tersenyum lebar, cowok itu sangat bertanggung jawab.
Mereka menikmati makanannya masing-masing tidak lupa ocehan keluar sedari tadi, dan tidak terasa isi piring mereka sudah habis.
Zellan merogoh saku jaketnya dan mengambil barang yang dia cari, Mozza memandang Zellan dengan tatapan bingung bercampur penasaran begitu juga dengan Sakya yang sudah melihat cowok itu dengan tatapan intens.
"Ini buat lo." ujar Zellan memecahkan keheningan dimeja mereka dan menyodorkan satu buah walkie talkie kehadapan Mozza.
Mozza mengambil walkie talkie tersebut dengan tatapan bingung, dan melirik kearah keenam cowok itu.
"Loh, kapan kalian belinya?" tanya Mozza keheranan.
"Tadi"
"Baru juga Mozza kembaliin kunci mobil, udah pergi aja," desis Mozza dan hanya mendapati cengiran dari para pria itu.
"Tadaaa..." sahut Ringga mengeluarkan walkie talkienya, dan menyuruh teman-temannya mengeluarkan walkie talkie milik mereka kehadapan Mozza.
"Ini buat apa?" tanya Mozza dengan tatapan bingung kearah enam cowok itu.
"Ganti handphone lo." balas Zellan dengan tersenyum manis dan diangguki paham oleh Mozza.
"Lo ngapain beli nih barang sebagai ganti handphone Mozza, seharusnya lo ganti dengan barang yang sama." Sakya menatap Zellan tak percaya dan menggelengkan kepalanya.
"Gue takut." gumam Zellan dengan tatapan sendunya.
"Takut kenapa?" tanya mereka pada cowok yang sedikit gondrong itu.
"Takut kalo nomor handphone Mozza diminta cowok lain, nanti ada yang cemburu lagi." sambung Zellan dengan menaik turunkan kedua alisnya memandang Mozza yang gelagapan.
"Basi banget." ujar Sakya merotasikan matanya.
"Halo-halo, keju 1 dengan ringganteng disini." ujar Ringga sambil mendekatkan walkie talkie milik nya kearah bibirnya.
Suara Ringga terdengar di walkie talkie mereka, dan diikuti oleh Alhesa yang sudah menekan tombol push-to-talk.
"Halo-halo, keju 2 dengan Alhesa tampan disini." ujar Alhesa, Mozza yang melihatnya tersenyum lebar.
"Berasa jadi detektif gue." ujar Ringga sambil menyisir rambutnya kebelakang.
"Misi kita apa nih." sahut Alhesa berpura-pura menjadi detektif.
"Apa kita ada klien?" tanya Azaleel memasang raut wajah serius.
"Ada." sahut Zellan membuat semua orang menatap kearahnya dengan tatapan bertanya.
"Kita punya klien yang udah nemu orang yang dicintainya." sambungnya membuat semua orang memandang dirinya dengan bingung dan Zellan pergi dari meja mereka.
Mozza menatap kepergian cowok itu dan tatapan Mozza bertubrukan dengan mata Ziedan yang menatapnya dengan lekat, Mozza mengalihkan pandangannya dan menatap Sakhi yang sialnya cowok itu juga memandang Mozza dengan tatapan lekat.
*****
Selamat malam Minggu, dan terima kasih yang masih nunggu cerita ini.Bukan keju mozzarella update setiap hari Sabtu-Minggu yah, jangan lupa tinggalkan jejak.
Jangan pelit-pelit untuk tekan bintang, see you.
'~naylechy.
Sab, 30 Jan 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...