"Udah gak usah nangis." Zellan mengusap wajah Mozza dengan lembut menatap wajah cantik cewek itu yang terlihat sembab.
Saat sudah jam istirahat dan waktunya siswa-siswi SMA Medani untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Mereka sedang berada di rooftop sekolah, angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka yang sedang menatap seorang gadis yang tengah menangis.
"Mozza takut." Mozza menghapus jejak air matanya.
Ringga memeluk tubuh mungil Mozza dan mendekapnya erat memberikan ketenangan disana.
"Jangan nangis lagi dong." Ringga menepuk-nepuk punggung Mozza.
Ziedan menatap kearah lantai rooftop dan menghembuskan nafasnya, dan menatap kembali kearah cewek di depannya.
"Mozza takut sama dia." ujar Mozza dan semakin terisak mengingat kejadian dikelas tadi.
"Kita harus lakuin apa supaya lo gak nangis lagi?" tanya Sakhi mengusap kepala Mozza yang membenamkan wajahnya di dada bidang Ringga.
"Gak tau." Mozza melepaskan pelukannya.
"Gue tau supaya lo gak nangis lagi." Alhesa bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Mozza.
"Jangan bilang ide kita sama lagi?" tanya Azaleel menatap Alhesa.
Alhesa menaikan alisnya sebelah memandang Azaleel membuat Azaleel tersenyum miring.
"Yaudah cabut." ajak Ziedan dan mereka keluar dari rooftop.
Mozza mengusap air matanya dan menatap punggung mereka dengan bingung, mereka berjalan di lorong koridor sekolah yang ramai.
Mereka belok kearah koperasi sekolah dan mereka membeli barang-barang yang tidak berguna.
"Lo mau?" tanya Ziedan mengambil es krim dan menunjukkan kearah Mozza.
Ziedan membayar es krim tersebut dan memberikannya pada Mozza, Mozza membuka bungkusan es krim dan mulai memakannya.
"Ayo." ajak Alhesa, mereka keluar dari koperasi setelah ke enam cowok itu sudah membeli barang-barang tersebut.
Mozza menatap kearah Azaleel dengan bingung, mereka sudah berada di basemant khusus untuk kendaraan guru atau tamu penting.
Alhesa memberikan cat pilox pada teman-temannya dan mulai menggambar di salah satu mobil, Mozza melototkan matanya melihat tingkah cowok itu dan mengerjapkan matanya.
Pandangannya kini terjatuh pada Zellan yang sudah melemparkan telur di mobil tersebut, Mozza melototkan matanya dan kembali memakan es krimnya.
Ziedan memukul kaca mobil tersebut menggunakan tongkat baseball hingga hancur.
"Kalian kenapa ngelakuin itu, nanti yang punya marah tau." ujar Mozza membuat kegiatan tersebut terhenti.
"Lo gak mau nyobain nanti nyesel loh." Azaleel memberikan cat pilox milik nya dan memberikannya pada Mozza.
"Emangnya gak apa-apa?"
"Gak apa-apa kalo nanti kena marah, kita yang bakal dimarahin kok." Azaleel mengacak-acak rambut Mozza.
Mozza mulai mencoret-coret mobil tersebut, entah kenapa dia merasa puas dengan apa yang dia lakukan padahal ia tau hal ini salah.
Mozza melihat hasil karyanya dan tersenyum melihat gambar bunga yang dibuatnya.
"Cantik." ujar Sakhi menatap hasil karya Mozza.
Mozza menatap Zellan yang sibuk menuliskan kata umpatan di mobil tersebut, Mozza mengedikkam bahunya dan mulai kembali menggambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...