"Kamu ngapain disini?" tanya Mozza menatap Adhlino yang duduk di sofa bersama kelima anak buahnya.
"Yah, jenguk calon pacar lah." balas Adhlino sambil tersenyum disusul suara siulan dari kelima anak buahnya.
Mozza menatap Ziedan dkk yang menatap Adhlino dengan tatapan tajam, Mozza menatap Adhlino yang berjalan kearah kursi rodanya.
"Kamu kok tau aku disini?"
"Gak mungkin anak gadis orang gue tinggal sendirian malam-malam, emang gue kayak teman-teman lo itu udah bikin lo luka kayak sekarang." Adhlino menatap Ziedan dkk dengan tajam dan dibalas tak kalah tajam dari mereka.
Mozza langsung bergidik ngeri melihat tatapan permusuhan yang dilayangkan ketujuh cowok itu.
"Adhlino kesini cuman mau jenguk Mozza doang kan?" tanya Mozza was-was.
"Emang mau ngapain lagi selain ngejenguk lo?"
"Gak ada niatan lain kan?" tanya Mozza lagi meyakinkan ucapan Adhlino, ia sangat takut jika ada pertengkaran di rumah sakit ini.
"Gak ada, Mozza," ucap Adhlino dengan lembut tangannya mengelus rambut Mozza yang sedikit kusut.
"Selagi lo masih dirumah sakit, mending kita ke dokter minta saran gimana cara matahin tangan lo yang bener." Zellan menepis tangan Adhlino yang mengelus rambut Mozza.
"Sans aja kali bang." sahut Mile langsung berdiri ketika bosnya diperlakukan sedikit kasar.
"Niat bos kita juga baik mau ngejenguk orang sakit." sambung Ben sambil melipat tangannya.
"Udah selesai kan ngejenguknya silahkan pergi." usir Alhesa membuka pintu lebar-lebar.
"Gak sopan banget ngusir tamu." sahut Yudha sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Tamu juga harus ada sopan santunnya." ketus Azaleel menatap Yudha dengan intens.
"Kalau tuan rumah sopan tamu pun juga sopan," ujar Nazril dan menghampiri bosnya.
"Pergi dari sini aja bisa gak?" Ziedan menatap Adhlino dan anak buahnya dengan tajam.
"Kita baru aja datang masa iya udah di suruh pulang."
"Yah derita lo!" tukas Ringga sambil memasang wajah songongnya.
Mozza memijat pelipisnya melihat pertengkaran yang terjadi di hadapannya, sampai kapan mereka akan mengakhiri pertengkaran ini.
"Sumpah! gue bukan mau ikut adu bacot tapi mau permisi ke toilet." pamit anak buah Adhlino membuat pertengkaran itu terhenti.
"Aelah, Hayri bisa gak sih lo kenal waktu kalau kebelet?" tanya Ben jengah melihat tingkah sohibnya.
"Maaf, gue gak tahan lagi." cowok itu langsung ngacir ke toilet di kamar rawat Mozza.
Mozza bersyukur pada cowok bernama Hayri tersebut, karna Hairy pertengkaran yang terjadi antar dua kubu dapat terhenti.
Hairy tiba-tiba langsung keluar dan menghampiri teman-temannya.
"Bos ayo kita pergi bos, gue gak bisa pakai kloset duduk." Hairy langsung keluar dari kamar rawat Mozza dan diikuti teman-temannya."Sialan lo Hairy gak bakal gue bawa lagi lo!" umpat Adhlino dan langsung pergi dari kamar rawat Mozza setelah pamit pada Mozza.
Mozza bernafas lega ketika Adhlino beserta anak buahnya pergi dari kamar rawatnya, Mozza berdiri dari kursi roda yang didudukinya.
Ia berjalan menuju brankar rumah sakit dan duduk disana melihat keenam cowok itu yang sudah kembali ke mode ribut.
"Kalian besok sekolah." ujar Mozza dan ditolak mentah oleh keenam cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...