"Hatchimmm!" Mozza mengusap hidungnya menggunakan jari telunjuknya, sepertinya dia akan terkena flu karna terlalu lama berenang.
Ini sudah pukul 10 malam dan gadis itu ingin membeli kotak pensil beserta alat tulis sekolahnya.
Ia mengeratkan jaket sambil melihat kanan kiri memastikan jalanan sepi, setelah memastikan jalanan sepi Mozza mulai menyebrang dan berhenti tepat di toko buku.
Pandangannya jatuh pada kotak pensil bergambar kuda poni, ia langsung mengambilnya dengan senang hati.
Tidak lupa dia mengambil alat tulis dan segera menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya.
Setelah menunggu antrian cukup lama kini tinggal gilirannya yang akan membayar barang belanjaannya.
"Eh, bos itu kan si Mozzarella." Mozza mendengar suara seseorang yang seperti memanggilnya, ia tidak menghiraukan dan tetap membayar barang belanjaannya.
Mozza tersentak kaget ketika seseorang mengambil kotak pensilnya, lantas melihat siapa pelaku yang berani mengambil kotak pensilnya.
"Kotak pensilnya gak cocok sama lo." Adhlino memberikan kotak pensil bergambar strawberry shortcake pada Mozza.
"Nih, yang ini aja udah minggir, biar gue aja yang bayar." Adhlino sedikit mendorong Mozza dari meja kasir.
"Ih, apaan sih! Orang ini belanjaan Mozza." Mozza mendorong tubuh Adhlino pelan dan merampas kotak pensil kuda poni miliknya tadi dan memberikan kotak pensil bergambar strawberry shortcake pada Adhlino.
"Gue aja yang bayar, ini kotak pensil gak cocok sama lo." sahut Adhlino kembali mengambil kotak pensil bergambar kuda poni dan meletakkan kotak pensil bergambar strawberry shortcake dimeja kasir.
"Mas, mbak jadi beli yang mana ya?" tegur penjaga kasir membuat Mozza dan Adhlino terdiam.
"Yang ini aja mbak." sahut Mozza dan Adhlino sambil menyodorkan kotak pensil yang ada ditangan mereka.
"Ini gak cocok sama lo." Adhlino menyembunyikan kotak pensil bergambar kuda poni itu.
"Mozza mau yang ini."
"Udah deh mbak saya beli dua." Adhlino meletakkan kotak pensil bergambar kuda poni dan strawberry shortcake dimeja kasir.
Mozza berniat ingin mengambil kotak pensil strawberry shortcake tetapi ditahan Adhlino membuat Mozza kesal melihat cowok disampingnya.
Mereka keluar dari toko buku setelah membayar barang belanjaan Mozza dan berhenti didepan toko buku itu.
"Nih, belanjaan lo. Ayo, pulang." Adhlino memberikan kantung plastik berisi belanjaan Mozza pada cewek itu.
Mozza mengambil kantung plastik tersebut dan mengambil kotak pensil strawberry shortcake tetapi ditahan Adhlino.
"Jangan di buang, itu hadiah buat lo." ujar Adhlino dan menggenggam tangan Mozza kearah parkiran.
"Mozza pulang sendiri aja."
"Enggak, ini udah malam," tekan Adhlino dan langkah mereka berhenti di motor cowok itu.
"Oh, ini toh yang buat bos uring-uringan!" teriak ke lima anak buah Adhlino yang duduk diatas motor mereka.
"Pantes bos langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, ternyata cantik." ujar salah satu cowok yang Mozza yakini bernama Mile Delano setelah melihat stiker tertempel di body motor sportnya.
"Kalo lo, jatuh cinta pada pandangan pertama gak?" Mozza melirik kearah pria yang bernama Yudha.
"Kalo Mozza benci pada pandangan pertama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...