Mozza turun dari angkot yang ditumpanginya dan membayar ongkos sesuai tarif, ia melihat gerbang sekolahnya yang masih terbuka lebar.
Mozza melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah, koridor terlihat sedikit sepi tidak biasanya yang setiap hari ramai akan siswa-siswi.
Ia mendengar suara teriakan berada di lapangan sekolah, matanya melihat kerumunan orang-orang yang ada disana.
Mozza mendekati lapangan sekolah melihat anak cowok yang sedang bermain basket, matanya memicing guna melihat siapa saja yang bermain basket.
Seorang cowok melambaikan tangannya kearah Mozza sambil tersenyum membuat cewek-cewek kegeeran dan melambaikan tangan mereka kearah cowok tersebut.
"Mozza!" teriak Zellan membuat semua orang yang ada dilapangan menatap kearahnya, cewek-cewek yang sedang berkumpul di pinggir lapangan menatap kearahnya dengan intens.
Permainan dihentikan oleh Ziedan saat mengetahui Mozza sudah sampai disekolah, cewek-cewek yang duduk dipinggir lapangan kini sudah bangkit dan memberikan botol mineral pada keenam cowok itu.
Mozza mendekati mereka yang berada dipinggir lapangan sedikit menjauh karna cewek-cewek genit yang masih mengerubungi Ziedan dkk.
Tubuhnya sedikit terhuyung ketika seorang cewek mendorongnya kasar, akhirnya keenam cowok itu membubarkan mereka dan tidak menerima air mineral yang diberikan cewek-cewek itu.
"Sini." Sakhi menyuruh Mozza agar mendekati mereka setelah cewek-cewek itu pergi.
"Tumben cepat datang?" Mozza menatap mereka dengan bingung.
"Kan udah janji." ujar Alhesa menegak air mineral miliknya, mengingatkan Mozza pada perjanjian mereka yang tidak akan balapan lagi jika ingin kunci mobilnya di kembalikan
"Emang datang kesini jam berapa?" tanya Mozza melihat jam ditangannya.
"Jam 5, sekalian olahraga." sahut Azaleel yang sedang memejamkan matanya.
"Terus kenapa pakai baju ini kesekolah?" tanya Mozza melihat kaos yang dipakai mereka.
"Biar gak kotor keju, masa olahraga pakai seragam sekolah." balas Ringga yang sedang mengelap keringat yang ada di kening.
"Yaudah ganti baju sekarang." tekan Mozza melihat keenam cowok itu sedang merogoh tasnya dan mengeluarkan seragam sekolahnya.
Mereka membuka kaosnya dengan santai membuat Mozza langsung menutup matanya, berbeda dengan cewek-cewek yang berada dipinggir lapangan tengah berteriak tidak jelas. Brisik!
Mozza mengintip sedikit memastikan bahwa keenam cowok itu sudah memakai seragam mereka, syukurlah mereka sudah memakai kemejanya.
"Kenapa ganti disini sih?" kesal Mozza melihat mereka satu-persatu yang sedang sibuk mengaitkan kancing kemeja mereka.
"Biar cepat." sahut Ziedan, Mozza mendelikkan matanya.
"Dasar tebar pesona." ketus Mozza dan mencebikkan bibirnya.
Mozza melihat kearah celana yang dipakai mereka, untung saja mereka sudah memakai celana sekolah.
Kalo pakai celana disini juga bisa gawat nanti, Mozza menggelengkan kepalanya membuang isi pikirannya.Ziedan melangkahkan kakinya mendekati Mozza, Mozza menatap cowok itu bingung karna menyodorkan dasi padanya.
"Kenapa?" tanya Mozza melihat dasi yang ada ditangan Ziedan.
"Pasangin."
"Tangan Ziedan mana?" tanya Mozza.
"Gak bisa pasang dasi." bohong Ziedan dan Mozza mengambil dasi yang ada ditangannya.
Cih, kelima temannya berdecih melihat pemandangan didepan mereka. Ziedan tersenyum miring melihat temannya dan melihat Mozza yang sedang kesusahan memasang dasinya karna cowok itu terlalu tinggi.
Suara teriakan cewek-cewek terdengar memenuhi lapangan, mereka tidak terima melihat pemandangan pagi ini bikin mood mereka hancur saja.
Mozza merapihkan dasi Ziedan dan membetulkan kerah kemeja cowok itu, ia menatap mata Ziedan yang bewarna coklat yang sedang menatapnya juga.
Buru-buru cewek itu mengalihkan matanya karna gugup ditatap sangat dekat oleh Ziedan, Mozza memainkan jarinya guna menormalkan detak jantung.
Ziedan memegang dasinya dan sedikit menundukkan kepalanya menghadap Mozza.
"Makasih." suara dingin cowok itu terdengar ditelinga Mozza, Mozza menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Ziedan kembali duduk ditempatnya tadi, Mozza mengalihkan pandangannya ke segala arah.
Ringga mendekati Mozza sambil menyodorkan tali pinggang pada Mozza.
"Keju pakein." rengek Ringga Mozza menatap cowok itu bingung.
BUGH
Cowok itu mendapati tendangan dari teman-temannya, Mozza meringis melihat Ringga yang habis ditangan teman-temannya.
"Mozza ke-kelas, kalian habis itu ke-kelas juga jangan bolos." tekan Mozza dan diangguki mereka berenam.
Mozza melangkahkan kakinya menuju kelasnya meninggalkan keenam cowok itu yang masih betah di lapangan.
Kakinya menyusuri lorong koridor yang sedikit ramai, dan langkahnya berubah haluan kearah taman belakang.
Duduk ditaman belakang sebentar sepertinya menyenangkan, Mozza berlari kecil sambil bersenandung langkahnya terhenti ketika melihat Sepasang kekasih sedang bertengkar.
Mozza melihat cewek itu menangis dihadapan cowoknya yang tampak enggan berada didekat sicewek.
Mozza terkejut seseorang menariknya agar bersembunyi dibalik tembok, Mozza menatap cowok tersebut.
Nafas Mozza tercekat melihat cowok didepannya, mata mereka beradu dan buru-buru Mozza memalingkan wajahnya.
"Kak Leon kok kita sembunyi?"
"Gak tau iseng aja." ujarnya sambil tertawa membuat lesung pipinya terlihat.
Mereka akhirnya keluar dari persembunyiannya ketika sepasang kekasih itu pergi dari taman belakang sekolah.
"Terus, kak Leon ngapain kesini?" tanya Mozza menatap Cleon bingung.
"Tadi gue liat bidadari lari kesini." ujar Cleon sambil menghidupkan rokok.
"Terus bidadarinya kemana?" tanya Mozza melihat sekeliling taman membuat cowok didepannya tertawa.
"Bidadarinya didepan gue." Mozza mengerjapkan matanya mendengar ucapan kakak kelasnya.
Mozza tersenyum kikuk memandang kakak kelasnya sedang tersenyum sambil mengisap rokoknya.
"Hm, Mozza ke-kelas ya kak. Kak Leon jangan kebanyakan ngerokok." Cleon tersenyum mendengar ucapan Mozza.
Mozza melangkahkan kakinya meninggalkan Cleon sendirian dan menuju kekelasnya.
Suara cowok terdengar ditelinga Mozza membuat cewek itu menghentikan langkahnya.
"Jadi pacar gue mau gak? Gue gak bakal bikin lo nangis kayak cewek tadi."
*****
Jangan pelit-pelit untuk tekan bintang dan jangan lupa untuk komen. See you.
'~naylechy.
Min, 7 feb 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...