22.permainan

93.4K 15.7K 3.8K
                                    

"Oh ya, lo mau kan main bareng kita?" tanya Karin lagi menatap Mozza dengan sengit.

"Gimana peraturan mainnya gini aja," sahut Sandova membuat mereka menatapnya.

"Lo jadi babu, kita jadi majikan?" sambungannya sambil tersenyum lebar.

"Gimana seru kan?" tanya lagi pada mereka.

"Iya kayaknya seru juga tuh," timpal Lesma dan mereka menyetujuinya kecuali Mozza yang hanya menunduk kepalanya.

"Ayo Mozza lo pasti bakal suka sama permainannya." ujar Karin mendorong kepala Mozza agar keluar dari kelasnya.

Mereka berjalan menuju kantin sekolah, Mozza didepan dan Karin beserta antek-anteknya dibelakang Mozza.

Tidak jarang mereka memotret tubuh Mozza dari belakang dan tertawa kegirangan melihat hasil jepretannya, Mozza yang menyadari mereka sedang memotretnya merasa risih bercampur takut.

"Kenapa lo? Gak suka!" teriak Karin dan Mozza kembali fokus pada jalan.

"Boleh juga nih anak." ujar Lesma menatap hasil gambar Karin.

Mozza berharap mereka tidak akan melakukan aneh-aneh terhadap foto dirinya. keringat dingin memenuhi wajahnya, Mozza meremas tangannya.

"Gak usah tegang begitu, aelah," sindir Karin merotasikan matanya.

"Lo tenang aja, gue nyebarinnya di grup sekolah doang. Tapi nanti enggak sekarang," sahut Karin lagi.

Akhirnya mereka sampai dikantin sekolah mereka duduk di salah satu meja yang kosong, ya cuman Karin dan teman-temannya kecuali Mozza.

Mozza berdiri sambil menundukkan kepalanya, menunggu perintah dari Karin yang sedang merapihkan rambutnya.

"Oh iya sekarang permainannya dimulai dan lo nurut apa perkataan gue." ujar Karin menatap Mozza dengan sinis.

"Tolong dong beliin gue bubur ayam, sama teh manis," Mozza mengingat pesanan Karin.

"Kalau punya kita samain aja sama Karin." ujar Lesma dan diangguki Sandova.

"Uangnya mana?" tanya Mozza pada mereka.

"Hah, lo nanya uang? Ya pake uang lo lah babu," balas Karin membentak Mozza.

"Tapi aku gak punya uang." ujar Mozza dan membuat Karin kesal.

"Lo gak denger kata gue, turutin perkataan gue," sahut Karin sambil menoyor kepala Mozza.

"Udah sana!" teriak Karin mendorong tubuh Mozza.

Mozza akhirnya memesan makanan untuk mereka, Mozza mempunyai uang tetapi hanya cukup untuk memesan pesanan mereka.

Setalah memesan makanan Karin dan teman-temannya Mozza kembali di meja mereka.

"I-ini pesanan kalian," Mozza memberikan. Pesanan mereka.

"Ini kenapa pakai daun bawang?" tanya Karin pada Mozza.

"Tapi tadi kamu gak ada bilang gak pakai daun bawang," balas Mozza menatap Karin takut-takut.

"Lo nya aja yang budeg," kesal Karin menatap Mozza dengan marah.

"Ini lagi teh manisnya kenapa gak dingin?" tanya Karin lagi pada Mozza.

"Kamu juga gak ada bilang," balas Mozza menundukkan kepalanya.

"Tolol banget lo, harusnya lo tanya dulu!" bentak Karin dan memukul kepala Mozza lagi.

"Wah, ada apa nih rame-rame." ujar Zellan menghentikan aktivitas mereka.

Ziedan duduk di kursi yang kosong dan menatap Karin beserta antek-anteknya tajam.

"Tolong migir dong," perintah Ziedan pada Karin beserta antek-anteknya.

"Kasihan teman gue gak dapet tempat duduk," sahut Ziedan lagi.

"Apa-apaan sih," ketus Karin pada Ziedan.

"Gue juga mau main permainan kalian tadi." ujar Ziedan lagi.

"Tapi Lo bertiga jadi babunya dan kita jadi majikannya." Ziedan menunjuk Karin dan antek-anteknya.

"Tolong minggir dong babu," pinta Azaleel pada Sandova.

Akhirnya Karin dan teman-temannya memilih berdiri dan mempersilahkan Ziedan dkk duduk.

"Ayo kita pergi," perintah Karin dan langkah mereka terhenti.

"Siapa yang nyuruh kalian pergi, sini," Sakhi memaju mundurkan jari telunjuknya mengisyaratkan pada Karin untuk kembali ke meja mereka.

"Pesanin gue mie ayam dong," pinta Ringga pada Karin.

"Kuahnya banyak, mienya harus panjang gak boleh putus, mangkoknya harus ada gambar ayamnya, sayurnya harus ada 5 irisan. Jangan ada yang lupa," sahut Ringga memperingati  agar tidak ada yang terlupakan.

"Gue juga samain kayak Ringga." ujar Azaleel.

"Gue nasi goreng, berasnya harus ganjil gak boleh genap, nasinya gak usah digoreng, telurnya harus bentuk bulan." ujar Alhesa pada Karin.

"Gue samain sama Alhesa tapi berasnya harus ganjil gak boleh genap, nasinya harus digoreng," sahut Zellan.

"Gue bakso, mangkoknya harus ada gambar ayamnya." ujar Sakhi.

"Gue mau kentang goreng aja, kentangnya harus masih panas gak boleh dingin." Ziedan menatap mereka dengan datar.

"Oh ya kalo lo apa?" tanya Sakhi pada Mozza.

"Aku mau roti rasa cokelat aja," balas Mozza.

"Yakin, gak mau yang lain?" tanya Alhesa dan Mozza menggelengkan kepalanya tanda menolak.

"Yaudah, roti satu rasa cokelat, expirednya harus tahun 2023," sahut Azaleel dan menyuruh mereka pergi.

Mozza menatap mereka berenam.
"Makasih." ujar Mozza sambil tersenyum.

"Iya," sahut mereka.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan mereka dateng, masing-masing mereka memeriksa makanannya takut ada yang salah.

"Ini kenapa ayamnya sedikit banget parah banget lo," ketus Ringga menatap mereka yang menundukkan kepalanya.

"Kalo lo mau banyak ya pesan sendiri." ujar Lesma pada Ringga.

"Ettt, harus patuh ya sama majikan," Azaleel mengingatkan pada mereka.

"Ini lagi kenapa rotinya sih keju expirednya 2021." ujar Zellan menatap roti Mozza.

"Udah deh mending lo pergi," perintah Alhesa pada Karin dan teman-temannya.

"Sini hp lo. Lo gak diajarin sopan santun sama bonyok lo. Gak sopan ngambil Foto orang, itu namanya melanggar privasi." ujar Sakhi menjulurkan tangannya.

Karin memberikan ponsel nya pada Sakhi dengan tidak ikhlas.
"Sandinya?" tanya Sakhi pada Karin dan Karin memberitahukan sandinya.

Sakhi mengotak-atik ponsel milik Karin dan memberikannya pada sang empunya ketika selesai menghapus foto Mozza.

"Pergi lo sana," usir Azaleel pada Karin dan antek-anteknya.

"Aku ke uks dulu," pamit Mozza pada 6 cowok itu.

"Ngapain?" tanya Ziedan yang memakan kentang gorengnya.

"Mau ngasih roti sama Sakya, mungkin Sakya lagi laper," balas Mozza.

"Dia udah makan," timpal Zellan lagi.

"Dari mana Zellan tau?" tanya Mozza pada Zellan.

"Kita tadi kesana," balas Azaleel.

"Mending lo duduk aja," Alhesa menarik pergelangan tangan Mozza membuat cewek itu duduk.

"Sekarang permainannya udah selesai." ujar Sakhi pada Mozza

"Lo sekarang bukan babu lagi, tapi Ratu disini," sambung Sakhi lagi.

*****

Jangan lupa votementnya yah, met malem.

-naylechy.

Min, 11 okt 2020.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang