Mobil berhenti dihalaman basecamp Ziedan dkk, mereka semua turun dari dalam mobil dan masuk kedalam basecamp.
"Makasih Ziedan! Udah mau balik lagi ke sekolah." ujar Mozza sambil memeluk tasnya.
"Ya," gumam Ziedan dan masuk kedalam basecamp yang sudah berisik dengan suara teman-temannya.
"Pasti dia marah," Mozza menatap Ziedan yang sudah menghilang dibalik pintu rumah.
Mozza masuk kedalam tempat basecamp 6 cowok itu, dan berjalan menuju tempat mereka sedang berkumpul.
Mereka sibuk dengan kegiatan sendiri dan mengabaikan Mozza yang sedang menatap mereka kesal.
"Udah dong mainnya, katanya mau belajar." ujar Mozza sambil berkacak pinggang.
"Tunggu! nanggung nih," sahut Ringga sambil bermain play station.
"Baru juga sampek udah disuruh belajar aja, otak gue capek nih," timpal Alhesa yang sedang makan cemilan.
"Yaudah aku kasih waktu 1 menit, dimulai dari sekarang!" tegas Mozza dan membuat mereka heboh.
"Kok cepat banget?" tanya Azaleel menatap Mozza dengan kesal.
"Kalian harus terbiasa dengan ini semua, waktu main kalian lebih sedikit dari pada waktu belajar," jelas Mozza dan mereka memilih sibuk dengan kegiatan mereka.
"10," hitung Mozza membuat mereka cepat-cepat menyelesaikan kegiatannya.
"9."
"Bentar." ujar Sakhi yang sibuk membaca komiknya.
"5."
"Bentar lagi gue bakal menang nih!" heboh Zellan.
"3."
"2," Mozza menatap Ziedan yang sedang tidur di sofa.
"1."
"Selesai!" teriak Mozza menatap mereka semua.
Mereka meletakkan benda yang ada ditangannya dan menatap Mozza dengan kesal.
"Udah." ujar mereka berlima serentak kecuali Ziedan yang sedang tidur di sofa.
"Sekarang buka buku kalian, kalian udah beli bukunya kan?" tanya Mozza pada mereka berenam.
"Udah," balas mereka ogah-ogahan.
"Ziedan kamu bangun jangan tidur, ayo belajar." Mozza menarik tangan Ziedan agar bangun dari tidurnya.
"Ck," decak Ziedan sambil menatap Mozza dengan males.
Mozza membuka tasnya dan mengeluarkan buku dari dalamnya.
"Ayo buka buku kalian dan tulis materi yang ada dibuku ini," Mozza memberikan buku tulisnya pada mereka.
"Iya Bu Mentor." ujar Ringga dan membuka bukunya mencatat materi yang ada dibuku Mozza.
"Yang rapi nulisnya," Mozza menatap Ringga yang menyalin bukunya.
"Iya ibu Mentor." ujar Ringga lagi.
"Ziedan jangan tidur ya!" tegur Mozza yang menciduk Ziedan yang tertidur dilantai.
"Ck iya-iya." kesal Ziedan berusaha tidak tidur.
"Zellan jangan main handphone ya," tegur Mozza lagi menatap Zellan yang sedang bermain ponsel secara diam-diam.
"Sabar! bentar lagi gue bakal menang nih." ujar Zellan dan terus bermain ponselnya.
Mozza merebut ponsel Zellan membuat sang empunya kesal.
"Pasti gue mati tuh." kesal Zellan menebak takdir gamenya yang belom terselesaikan.
"Enggak! buktinya Zellan masih disini, berarti Zellan masih hidup." ujar Mozza membuat mereka tertawa kecuali Ziedan dan Zellan.
"Heh kamu ini jangan makan tau," tegur Mozza lagi pada Alhesa yang diam-diam makan sambil sembunyi-sembunyi.
Mozza merebut Snack yang disembunyikan Alhesa dan menaruhnya dia atas meja.
"Gue laper." ujar Alhesa sambil mengunyah.
"Nanti Mozza Masakin buat kalian tapi harus belajar dulu," tegas Mozza dan diangguki mereka.
Mereka mulai menyalin yang ada dibuku Mozza, tangan mereka terus bergerak mengikuti tulisan yang ada dibuku Mozza.
"Siap." ujar Ringga sambil merenggangkan jari-jarinya yang pegal.
"Akhirnya beban ini sudah selesai," gumam Azaleel dan bersorak gembira.
"Udah nih," Sakhi meletakkan pulpennya diatas buku.
"Gue udah." ujar Zellan dan Alhesa berbarengan.
"Yaudah kita tunggu Ziedan selesai dulu," Mozza menatap Ziedan yang sedang menulis.
"Lanjut aja." ujar Ziedan yang terus menulis.
"Enggak biar kalian paham semua," Mozza menatap Ziedan yang sudah siap menulis.
"Udah." Ziedan meletakkan pulpennya dan menatap Mozza sambil menaikan satu alisnya.
"Oke, kalau gitu Mozza bakal ngasih soal sama kalian." ujar Mozza dan menuliskan soal di buku mereka masing-masing.
"Sekarang kerjakan," Mozza menatap mereka yang sedang mengerjakan soal yang dia berikan.
Mozza menunggu mereka menyelesaikan semua tugas yang dia berikan untuk 6 cowok itu.
"Sekarang ayo kumpul." ujar Mozza menyuruh mereka mengumpulkan soal yang dia berikan tadi.
Mereka memberikan tugasnya pada Mozza, Mozza memeriksa semua jawaban yang dikerjakan mereka.
"Semuanya salah." ujar Mozza memeriksa jawaban mereka.
"Kecuali Sakhi," sahut Mozza memeriksa jawaban Sakhi yang bener semua.
"Wah! Ternyata Sakhi pintar ya." ujar Mozza menatap Sakhi yang membetulkan kacamatanya.
"Padahal lebih besar kepala Azaleel daripada Sakhi tapi isinya lebih banyakan Sakhi." Mozza menatap Azaleel yang merotasikan matanya.
"Dah puas hina gue," kesal Azaleel sambil menatap Mozza sengit.
"Hehe becanda doang kok." ujar Mozza sambil terkekeh.
"Kalian bener semua, gak nyangka kalian pintar juga," Mozza menatap semua jawaban mereka.
*****
Jangan lupa tekan bintang!See you.
Naylechy
Sab, 19 sep 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keju Mozzarella [Revisi]
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya 6 cowok penguasa sekolah yang tidak pernah masuk ke kelas, kini kembali memasuki kelas mereka. Entah alasan apa yang membuat 6 cowok tersebut kembali menginjak kelasnya. 6 cowok yang dikenal dengan kenakalannya...