limabelas

2.7K 257 6
                                    

Rey dan Pasya tengah berada di dalam kamar yang bernuansa Hello kitty dengan warna pink kesukaan Pasya dan itu sedikit membuat mata Rey katarak

Mereka berdua baru pulang dari sekolah tengah beristirahat di rumah Pasya lebih tepatnya di kamar Pasya dengan masih memakai seragam smp nya

Terlihat Pasya yang berada di atas kasur dan Rey yang tengah duduk di sofa

"liat deh!" Pasya mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya dengan senyuman yang terus terukir di wajah cantiknya, dan itu adalah sebuah coklat

"Tumben kamu beli coklat? Bukannya kamu gasuka cokelat, katanya takut gendut" ucap Rey terkekeh, Pasya hanya cemberut mendengar itu dan kembali tersenyum saat tatapannya tertuju kembali pada coklat itu

"Gue emang gasuka cokelat! Ini pemberian!" Pasya memeluk cokelat itu seperti orang gila bahkan sekarang ia berguling guling di atas kasur king sizenya membuat Rey mengkerutkan keningnya

Pasya bangkit dari tidurnya dan berjalan mendekat pada sofa yang sedang di duduki Rey lalu dia duduk di sebelah kiri Rey dengan masih tersenyum manis menatap cokelat itu, padahal hanya cokelat tapi kenapa reaksinya harus segitunya banget? Ucap Rey dalam hati

"Dari siapa?" Tanya Rey yang masih sibuk dengan game di ponselnya

"Dimas!" Jawab Pasya kembali memeluk cokelat itu dan membayangkan kembali bagaimana tadi Dimas memberikan cokelat itu padanya. Rey langsung menghentikan aktivitas bermainnya dan memposisikan badannya agar menghadap Pasya

"Siapa Dimas?" Pertanyaan itu sukses membuat Pasya tersadar dari lamunannya dan melihat Rey yang menatapnya dengan penuh intimidasi

"Dia anak kelas 7E, orangnya ganteng, manis, perhatian!" Pasya terus membayangkan wajah Dimas dengan terus memeluk cokelat pemberiannya

"Gimana kamu bisa kenal?"

"Long story" jawabnya tersenyum

Rey yang tidak suka itu memilih kembali memainkan game di ponselnya, Rey suka! Suka saat Pasya tersenyum, tapi dia tidak suka saat senyum itu bukan ditujukan untuknya

"Terus cokelatnya mau kamu apain??" Pasya nampak berpikir karena cokelat itu pastinya tidak akan ia makan karena ia memang tidak menyukai cokelat, baginya cokelat itu membuatnya gendut meskipun rasanya manis seperti orang yang memberinya

"Nihh!" Pasya memberikan cokelat itu pada Rey, Rey melihat ke arahnya dengan mengkerutkan keningnya

"Buat lo aja deh!"

"Kenapa kasi ke aku? Kasih aja ke yang lain!"

"Tidak mungkin! Lo kan sahabat gue, jadi lo berhak dapet itu!"

Rey dengan terpaksa meraih cokelat yang ada di tangan Pasya. Pasya berdiri dan pergi ke arah kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu dengan perasaan yang berbunga bunga

"Ngapain juga tu laki ngasih Pasya cokelat" Batin Rey melihat Cokelat itu dengan alis yang naik sebelah

Dia berdiri dan melangkah ke arah tempat sampah

"Thanks cokelat nya Syaa! Enak banget!" Rey membuang Cokelat itu dengan suka cita dan kembali duduk di sofa dengan memainkan gamenya

***

Mobil ambulance dengan suara sirine yang berbunyi membelah jalanan kota jakarta, Para pengemudi mobil dan motor lainnya sedikit menyingkir ke tepi untuk memberi jalan bagi ambulance yang tengah membawa pasien korban kecelakaan

Didalam mobil ambulance itu nampak tubuh yang terbaring lemah dengan bercak darah di sekujur tubuhnya

Sesampainya di rumah sakit XXX para suster dan petugas lainnya membantu mengeluarkan korban tersebut dan terlihat sepasang suami istri yang saling berpegangan, mereka yang tak sengaja menabrak korban hanya bisa terus merafalkan doa agar korban selamat dan juga seorang anak dari sepasang suami istri tadi yang sangat mengenali Korban hanya berdiri di belakang kedua orangtuanya

Dengan cepat suster mendorong blangkar itu

"Apakah kalian keluarganya?" Tanya salah satu suster yang melihat kedua sepasang istri itu nampak gelisah

"Kami bukan keluarganya, kami yang tidak sengaja menabraknya" ucap hati hati seorang laki laki yang berumur sekitar 37 tahun

"Baiklah dokter sedang memeriksa pasien, kalian bisa menunggunya atau hubungi keluarganya"

"Kami tidak mengenal pasien apalagi keluarganya tapi kami menemukan ponsel yang tergeletak di sekitar anak itu mungkin ini miliknya" jelas laki laki tadi dan menunjukan ponsel milik korban

"Kalian bisa memberikan itu pada resepsionis di depan, biar mereka yang mengecek dan menghubungi keluarganya" ucap sang suster tadi dan keduanya mengangguk

Setelah mereka memberikan ponsel kepada resepsionisnya. Resepsionis itu langsung mengotak ngatik komputer nya dengan sesekali melihat ke arah ponsel korban yang menyala menampilkan nomor seseorang lalu meraih telpon rumah sakit dan mengetikkan nomor tersebut

"Halo"

***

Dina dan Disa tengah berada di salah satu mall dikota bandung.

Mereka asik memilih milih baju di salah satu toko mall tersebut, hingga ponsel Dina berbunyi, ia mengambil ponsel tersebut di dalam tasnya dan sedikit mengkerutkan keningnya karena melihat nomor tak di kenal yang terpapampang di ponselnya

"Siapa bund?" Disa yang melihat bundanya hanya melihat ponselnya memilih bertanya dengan baju yang sedang ia cocok cocokkan pada tubuh rampingnya di depan kaca besar yang sudah tersedia di toko tersebut

"Gatau nomor gak di kenal" ucap Dina sambil menggeser tombol berwarna hijau tanda menjawab

"Halo"

"Iyaa" jawab Dina dengan alis yang masih setia mengkerut

"Apakah benar ini dengan keluarga dari saudari Reynata?" Tanya seseorang di telpon sebrang sana

"Iya benar saya tantenya, kenapa ya?" Kata Dina hati hati

"Kami dari pihak rumah sakit, pasien yang bernama Reynata baru saja mengalami kecelekaan"

Deg

Disa dengan cepat menahan tubuh bundanya yang akan ambruk

"Kecelakaan?" Disa yang mendengar itu menjadi gelisah

"Dokter sedang menangani pasien, kami mohon untuk jangan khawatir, ibu bisa datang ke rumah sakit XXX" ujar sang resepsionis tadi

"Iyah saya kesana sekarang!" Dina mematikan panggilan tersebut

"Kita ke Jakarta sekarang" Ucap Dina pada anaknya membuat Disa semakin gelisah

"Siapa yang kecelakaan bund?" Disa masih menghalangi Rina yang akan melangkah keluar toko

"Kakak kamu kecelakaan!" Disa mematung mendengar tuturan kata Dina yang bergetar, terkejut dan khawatir akan keadaan kaka sepupunya itu

Dina kembali meraih ponselnya

"Haloo"

"Halo sayang, ada apa? kenapa nada kamu gemeteran kayak gitu?"

"Rey..."

"Rey?" Tanya Adit di telpon sebrang sana menunggu lanjutan kata dari sang istri

"Rey kecelakaan." Adit yang mendengar itu menahan nafas berusaha untuk tidak panik kembali menarik nafasnya dengan pelan

"Tenang Sayang, sekarang Rey di rawat dirumah sakit mana? Dan kamu lagi Dimana?"

"Sekarang cepat kamu jemput aku di mall biasa! Aku gamau Rey kenapa napa" Adit dengan cepat mengangguk saat mendengar nada tegas dari sang istri dan menutup telponnya, lalu bergegas pergi dari tempat kerjanya

***

12 feb 2021

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang