Duapuluhtiga

4.2K 282 16
                                    

Satu bulan kemudian

Pasya pov

Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku, senyumnya yang membuat jantungku berdebar dan kupu kupu yang berterbangan di perutku, selama ini aku menyembunyikan rasaku di balik persahabatan, rasa yang seharusnya aku tunjukan lebih dari persahabatan, ucapan yang ingin aku ungkapkan dari hati yang paling dalam berbicara dengan hatinya yang tulus menyayangiku, mencintaiku dengan caranya sendiri

Menyayanginya dengan tulus, mencintainya dengan sepenuh hati, dan aku tidak perduli pandangan orang orang aku tidak takut mereka akan menjauhiku atau bahkan mengucilkanku, aku egois. Inilah sifatku karena salah satu ketakutan terbesarku adalah kehilangannya.

Cukup sudah kesalahan sebulan lalu yang aku lakukan dan aku sudah menyesalinya. Jadi untuk kali ini izinkan aku menebus kesalahanku dengan membalas rasa sayang dan cintanya. Rasa ini tulus, ingin mencinta, menyangi, mendamba sang ciptaan tuhan yang paling sempurna. Ini salah, ini dosa. dosa yang amat nikmat, ini bukan kutukan. Tapi ini anugerah seperti kalian mencintai pasangan lelaki kalian, semuanya sudah cukup, amat sangat cukup karena aku benar benar mencintainya.

Aku sedang berjalan di lorong koridor rumah sakit, jam sudah menunjukan pukul 16:01. Ini hari terakhir aku ulangan semester dan tentunya Nata juga mengikuti ulangan itu meskipun harus di rumah sakit. Keadaannya sudah membaik sekarang tapi masih belum diizinkan untuk pulang dari rumah sakit

Sesampainya di depan pintu rawat itu aku menghela nafas pelan lalu membukanya pelan pelan

Mataku tertuju ke arah Nata yang tengah berbincang dengan Gio Rivan juga haris dan di sudut sofa ruangan terlihat Sonya dan Naya tengah bersuap suapan romantis. Aku sudah muak melihat adegan itu, sepertinya mereka tak ada bosan bosannya memperlihatkan keromantisan mereka pada semua orang, meskipun tatapan orang orang berbeda seperti tatapan sahabatnya bahwa mereka memliki hubungan, berbeda dengan orang di luaran sana yang hanya melihat mereka sebagai sahabat yang romantis

Aku berjalan mendekat langsung ke arah Nata, dia sedikit menoleh menyadari akan kehadiranku langsung menyunggingkan senyuman khasnya membuat jantungku harus kembali riuh hanya karena senyuman itu

"Hai sayangg.." ucapku membalas senyuman mematikannya, dan dia melebarkan senyumannya saat aku menyebutnya dengan panggilan 'sayang'

"Udah makan?" Tanyanya mengabaikan tatapan godaan dari teman temannya

Aku hanya menganggukkan kepala ku pertanda bahwa aku sudah mengisi perutku

"kalo gitu kita pamit ya Rey udah sore" ujar Gio

"Kalian dari tadi disini?" Tanyaku pada ketiganya

"Lo galiat kita masih pake baju seragam, kita pas pulang sekolah langsung kesini" jawab Rivan hanya ku jawab dengan manggut manggut

"Cepet sembuh ya Rey, kita pamit" ucap Haris sedikit mendramatis membuatku memutar mata

"Pulang aja kali gak perlu gitu juga, kayak mau pergi untuk selamanya aja" serkas ku karena melihat mereka yang malah terdiam tak berniat untuk beranjak pergi

Nata tersenyum "pulang gih, besok gue juga udah dibolehin pulang" Aku sedikit mengkerut karena ucapan Nata barusan, kok dia gak bilang kalo sudah diizinkan untuk pulang?

Setelah acara menjyjykan tadi selesai aku langsung menutup pintu itu rapat rapat melihat Sonya dan Naya yang sekarang sudah tertidur saling memeluk satu sama lain dan aku tidak perduli.

"Cemberut?" Tanyanya dengan sedikit tersenyum

Aku duduk di kursi dekat ranjangnya melihat sesaat wajah Nata lalu menenggelamkan wajahku di ceruk lehernya "gatau lagi pengen aja" seketika aku lupa kenapa aku cemberut dan lupa ingin menanyakan apa pada Nata

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang