duapuluhsatu

3K 255 4
                                    

Author pov

Dengan masih bergenang air mata Pasya menutup buku tersebut dengan perlahan menengadah ke atas menatap langit langit atap memejamkan mata membiarkan air matanya kembali mengalir dengan senyuman tipisnya

"Aku juga mencintai kamu."

Rasa bersalah yang menyelimuti sekujur tubuhnya, membuat hatinya sesak, nafas yang memburu kembali bayangan Rey terngiang ngiang dikepalanya, sikap dingin Rey pada orang lain berkebalikan saat bertemu dengannya yang selalu menyunggingkan senyum, kata kata serkatis dan datar nya pada orang lain berbeda saat sikap manja dan lembut penuh perhatian ditujukan terhadapnya

Pasya menunduk merasakan rasa sakit yang menusuk hatinya seperti di tusuk pedang yang membuatnya merasakan sakit yang amat dalam, dia membiarkan orang tercintanya tersiksa karena ulah dirinya

Ini bukan rasa kasihan karena melihat Rey yang terbaring di ranjang rumah sakit selama sebulan. Ini murni! Rasa cinta, rasa sayang, rasa rindu yang begitu menyesakkan hatinya. Menyadari kehilangan Rey adalah salah satu ketakutan terbesarnya, inilah sifat egoisnya. Menyakiti namun tetap ingin memiliki!

Inilah dia, dia akan terus memperjuangkan apa yang dia inginkan. Dia mencintainya. Dan akan tetap seperti itu, merasa apa yang Rey rasakan juga dia rasakan. Rasa sakit saat melihat Rey tersakiti, merasa jantungnya yang berdebar tak karuan saat di dekat Rey, berisik seperti ada lomba maraton di dalam sana. Menelan air ludahnya saat melihat Rey yang selalu menatapnya intens. Merasa Rindu yang amat dalam saat Rey pergi menghilang selama seminggu yang terus menghantuinya di setiap kata yang dia lontarkan pada Rey saat sebulan yang lalu. Rasa bahagia dia saat melihat Rey bahagia dan akan merasa sedih saat Rey sedih. Jadi, hanya satu pertanyaannya, mengapa ia tak pernah menyadari itu?

Mengapa rasa itu baru ia sadari sekarang setelah semua nya telah hancur? Bahkan ia tak pernah menyadari kode kode yang selalu Rey beri padanya? Apa karena dia merasa rasa itu hanya ia rasakan karena Dia menganggap Rey sahabatnya? Selama ini rasa itu bersembunyi di balik kata 'sahabat'. Merasa kasih sayang itu hanya sebatas sahabat, tapi ternyata rasa itu lebih dari kata sahabat.

Pasya mengusap air matanya berdiri menjinjing buku itu lalu berjalan keluar kamar, melihat Dina yang duduk di sofa, saat menyadari Pasya sudah keluar Dina langsung berdiri menghampiri Pasya yang menangis sesenggukan

Dina mendekap tubuh Pasya, merasa semua yang selama ini ingin ia sampaikan terbalaskan melalui buku diary milik keponakannya. sesak, Dina menahan nafasnya sesaat lalu merenggangkan pelukannya menatap Pasya penuh rasa iba, dia tak menyalahkan Pasya atas semua yang terjadi, awalnya rasa kesalnya memang ingin ia tunjukan pada pasya bahkan ingin sekali ia menampar Pasya saat pasya datang ke rumah sakit waktu itu. Namun saat melihat penampilan dan mata sembabnya juga rasa khawatir pasya pada Rey, dia lebih memilih menahannya, Dina tau Pasya juga sangat terpuruk atas kejadian itu. Dina ingin Pasya menyesali semuanya dan tak meninggalkan Rey kembali

Meski di dalam lubuk hati yang paling dasar Dina ingin sekali menjauhkan Rey dan Pasya karena perasaan yang keduanya miliki itu tak wajar. Dia ingin sekali menampar keduanya menyadarkan bahwa rasa itu tak sepatutnya ada. Namun lagi dan lagi Dina membiarkan keduanya kembali bersatu setelah kembali melihat Pasya yang terpuruk dan Rey yang selalu tersakiti oleh Pasya tapi sangat mencintai Pasya, ia hanya bisa diam membiarkan waktu menyelesaikan semuanya dan takdir merubah apa yang ada.

***

Pasya berjalan dengan riang menyusuri koridor rumah sakit bersama Dina yang sedari tadi nampak murung bahkan ingin sekali ia bawa Pasya jauh dari tempat ini karena tak ingin melihat Pasya kembali menangis atau bahkan lebih dari itu.

Pintu itu Pasya buka dengan cepat dan dengan cepat pula raut wajahnya berubah penuh tanda tanya

"Ada apa ini?" Pasya mengkerut tajam melihat para suster dan dokter yang sedang melepas berbagai alat medis yang menempel pada tubuh Rey, Disa hanya bisa memeluk ayahnya dengan tangisan sesenggukannya

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang