sembilanbelas

3K 270 9
                                    

Pasya dengan tergesa gesa berlari ke arah parkiran sekolah, sesampainya di sana dia langsung masuk ke dalam mobilnya meskipun ada sedikit perdebatan dengan satpam sekolah akhirnya Pasya diizinkan untuk keluar lingkungan sekolah

Dengan air mata yang masih mengalir dengan deras nya Pasya dengan mobilnya membelah jalanan kota jakarta, tapi seketika dia langsung menepuk jidatnya

"Bodoh! Gue kan gatau Nata di rawat di rumah sakit mana"

Tring

Itu suara notifikasi pesan dari ponselnya, pasya mengambil ponselnya dengan menurunkan laju kecepatan pada mobilnya, Dia langsung tersenyum saat membaca  pesan itu dari Nanda

Rs XXX kamar no 23 lantai 2, gue harap setelah ini lo gak bakal tinggalin dia lagi, gue minta maaf soal tadi and good luck^^

Pasya langsung menyimpan ponselnya dan menggas pedalnya menuju rumah sakit yang ingin ia tuju

Sesampainya di sana Dia berlarian di koridor rumah sakit, menuju pintu lift yang sudah penuh. Pasya langsung berlari ke arah tangga dan dengan cepat ia menaiki satu persatu anak tangga

Pasya sedikit mengusap air matanya, dan kembali berlari mencari kamar no 23

Langkahnya melambat melihat Dina yang ada dipelukan Disa yang tengah duduk di kursi rumah sakit dan Adit yang mengelus ngelus pundak istrinya lalu tatapannya mengarah ke pintu,  air matanya kembali harus membasahi pipinya Pasya menghampiri ketiganya

Tak ada sepatah katapun yang di keluarkan Pasya, mereka bertiga mendongak sesat merasakan ada yang mendekat, Dina yang terkejut langsung berdiri melihat Pasya yang menangis menatapnya dengan sendu

Dengan cepat Dina memeluk tubuh Pasya, disitulah Pasya semakin terisak dalam tangisnya

"Tenang Sayang! Rey...D-dia gapapa" Pasya melepas pelukan itu melihat Dina yang tidak baik baik saja, mata sembabnya dan wajahnya yang sedikit pucat membuatnya semakin khawatir

"Tante..."

"Dia gapapa sayang! Dia baik baik aja! Rey cuman butuh istirahat! Makanya dia tidur terus!" Ucap Dina tersenyum namun tetap saja air mata kesedihan bisa membuktikan bahwa semuanya tidak baik baik saja

"Kita hampir kehilangan kak Rey! Tapi tuhan masih memberikan kakak kesempatan! Dia masih sama kita sampai sekarang!" Ucap Disa, Pasya menutup mulutnya dengan tangisan yang semakin terisak. Dina kembali memeluk tubuh Pasya

"A-aku minta maaf"

"Gapapa sayang, ini bukan kesalahan kamu.." keduanya semakin terisak dalam pelukan hingga Pasya melepaskan pelukannya

"Aku mau ketemu..." Dina mengusap air mata Pasya dengan ibu jarinya lalu menganggukkan kepalanya

Pasya berjalan ke arah pintu tadi, dia mengusap air matanya dengan cepat dan menghela nafas pelan lalu membuka pintu itu pelan pelan

Dia menggigit bibir bawahnya menahan agar air matanya tidak keluar, di dalam sana terlihat tubuh Rey yang terbaring lemah di ranjang dengan NGT yang melekat pada hidungnya

Nit nit nit

Suara monitor yang menghalau keheningan di dalam ruangan itu, Pasya mendekat

"Natt..." Ujarnya pelan mengelus ngelus kepala Rey dengan sayang

Air matanya kembali membasahi pipinya tak sanggup melihat Rey yang menderita menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya

Pasya melihat dari ujung kepala sampi ujung kaki Rey, semua di penuhi oleh alat alat medis. Apa kecelakaan itu cukup besar hingga Rey harus di pasang banyak sekali alat medis yang melekat pada tubuhnya

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang