tujuh

3K 299 4
                                    

Rey pov

Sulitkah untukku membuatmu mencintaiku

kenapa harus kamu?
kenapa harus kamu yang aku cinta?
dan kenapa harus kamu yang nyakitin aku syaa?

"Natt...!" Kudengar suara samar samar milik Pasya di balik pintu toilet

Aku membekap mulutku agar suara isakan tak terdengar keluar. Tolong siapapun bawa dia pergi jauh dari hadapanku!

"Nat buka pintunya kamu kenapa sii?!"

Sekarang aku harus apa Syaa? Aku tak ingin seperti ini tapi keadaan terus mendesakku! Aku tak ingin mencintaimu Syaa karena itu menyakitkan!

"Nata!"

"Aku sakit perut Syaa!"

"Ishh bilang dong dari tadi bikin orang khawatir aja!" Kudengar langkah kaki yang menjauh dari balik pintu

tubuh ku meluruh kelantai dengan punggung yang bersandar pada pintu

kumohon Syaa jangan katakan jika kamu mencintainya tapi katakan jika kamu mencintaiku!!

Aku lelah Syaa aku lelah

Aku manusia yang lemah

"AARRGGGHHHH!!"

Rey pov end

***

Rey bangun dari tidurnya, melirik kekiri dimana ada gadis yang masih asik tertidur dengan wajah damainya

Rey bangun dengan perlahan agar tak membangunkan Pasya dan pergi menuju toilet untuk mandi karna hari ini ia masih harus sekolah

Dia keluar dari toiletnya, sudah mengenakan seragam lengkapnya dan duduk di pinggir rangjangnya membuat Pasya sedikit terusik

"Hoammm, Pagi Nat...!"

"Pagii Syaa...!" Jawabnya masih memunggungi pasya

Pasya beranjak bangun dan mengalungkan tangannya pada leher Rey dari belakang dengan kepala yang muncul dari bahu kanan Rey

"Aku belum selesai cerita loh semalem, tapi kamu malah tiba tiba lari ke toilet!"

"Sorry aku sakit perut soalnya!" Ucap Rey melepaskan tangan Pasya yang mengalung di lehernya dan berbalik menghadap Pasya

"Kamu kenapa?"

"Apanya"

"Kamu habis nangis?" Pasya menyentuh kantung mata Rey yang terlihat sembab dan Rey langsung memegang tangan Pasya lalu ia bangun dan pergi keluar kamar tanpa menjawab pertanyaan Pasya

"Kenapa sii tu anak?!"

Setelah Sarapan pagi selesai dan pamit pada Dina juga Disa. Rey dan pasya masuk kedalam mobil Ferrari untuk pergi menuju Sekolah

Hening. Tak ada yang bersuara, Rey yang fokus pada jalanan di depan dan Pasya yang fokus dengan ponselnya sesekali juga ia tersenyum

Keduanya sudah turun dari dalam mobil sesaat sudah sampai di sekolah

"Syaa pulangnya aku ada latihan basket kamu mau nunggu ato pul-"

"Aku nunggu!" Rey tersenyum tipis lalu mereka berjalan beriringan di area parkiran sekolah

"Morning Syaa...!" Ucap Dimas yang entah muncul dari mana tiba tiba sudah ada di samping kanan Pasya

"Morning Dim...!" Sahut Pasya dan tersenyum manis pada Dimas yang sekarang sudah menjadi kekasihnya

"Oh Iyah nanti pulangnya aku mau ajak kamu jalan, mau kan?" Harap Dimas tersenyum manis pada Pasya

"Bolehh!" Jawabnya

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang