empat

3.4K 307 0
                                    

Pagi ini Rey bangun dengan keadaan yang kurang mengenakkan, mata sembab dan rambut yang acak acakan. mungkin karena efek dia menangis semalaman

bahkan Dina saja terheran heran karena yang dia lihat kemarin Rey berangkat dengan wajah yang cerah tapi pulang dengan wajah yang kusut

"Kamu semalem ngapain ajasih sampe demam kayak gini" Dina menyentuh kening keponakannya dengan punggung tangannya dan ia merasakan panas yang lumayan hebat

"Mungkin cuaca Tante, kemarin kan aku lupa bawa jaket jadinya kayak gini"

"Kalo pun iya kamu gabawa jaket terus ini kenapa mata kamu sembab?Kamu gabisa bohongi Tante!"

"Hahh cape emang ngomong sama Tante Tante rempong!"itu gumaman yang amat jelas terdengar oleh Dina

'pluk'

"Tanteee!" Kain yang seharusnya menempel pada dahi Rey namun Dina melemparkannya pada wajah Rey

"Apaa!"

Nyali Rey jadi menciut saat mendapat tatapan tajam dari Dina

"Tante tau kamu kenapa! Cuman Tante mau denger langsung dari kamu! Tante pengen tau seberapa besarnya kamu nganggep tante!" jelasnya tajam yang membuat Rey meringis karena suara nyaring Dina yang mencelos masuk kedalam telinganya

"Maaf"

"sekarang dia ngapain kamu sampe kamu bisa bisanya pergi pake wajah sumringah tapi pulang malah kusut kayak kanebo kering?!"

"Tante tau dari mana aku suk-"

"Halah itu urusan nanti, mending kita ke dokter dulu"

"NO!"

Dina tersenyum miring dan membuat Rey semakin merinding ketakutan

"Tante please jangan yah...aku ga papa kok kan udah ada Tante yang rawat aku" Rey menunjukan puppy eyes nya membuat Dina mendengus kesal

"Hmm!"Rey tersenyum menang dan memeluk Dina

"Eh!" Dina melepas pelukannya, melihat Rey yang menangis sesenggukan dan di usapnya air mata Rey yang jatuh

"Udahh jangan nangis kalo kamu emang serius sama dia kamu harus perjuangin dia..." Dina menatap sendu keponakannya itu, ia tak menyangka bahwa Rey akan menyukai sesama jenisnya. Tapi demi kebahagiaan Rey, Dina akan berikan yang terbaik untuk itu. Tapi dia juga masih berharap kalo keponakannya ini akan lurus suatu saat

Flashback on

Satu tahun yang lalu

Bandung, 23 Maret 2017

"Bund ini punya siapa?" Disa menunjukan sebuah buku seperti diary milik seseorang pada Dina yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya

"Milik kakak kamu kali ketinggalan deh kayaknya..." dan Disa hanya ber-oh ria.

"Sini biar bunda yang simpen" Disa memberikan buku diary itu pada bundanya

"Kamu Nemu dimana?"

"Di ruang tamu, yaudah aku pergi main dulu yah Bund dahh!"

"Iyah hati hati jangan pulang kemaleman!" Peringat Dina pada anak semata wayangnya itu dan dibalas dengan jari telunjuk menempel pada ibu jari membentuk huruf O

Pukul 20:25

"Saa liat hp bunda gak?"teriak Dina dari dalam kamarnya

"Lah mana saya tau saya kan ikan"

"Disa yang bener dong! Bunda mau ngabarin ayah, biar pulang kerja dia beli makan dulu!"

"Gini nih ribet banget! punya nyokap tapi pelupa hadeuhh!"

Rey To Syaa(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang