Chapter 36 | Permintaan Maaf

855 120 1
                                    

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT
- DEAR AQEELA -
H A P P Y ~ R E A D I N G

Sudah 15 menit, dokter belum keluar juga menangani Aqeela. Sampai akhirnya Dimas dan Indri datang menyusul.

"Aca! Gimana kondisi, Aqeela?"tanya Dimas.

"Aca juga belum tau, Om. Daritadi dokternya belum keluar, masih tanganin Aqeela, Om"jawab Aca.

"Ya sudah kita tunggu"ucap Dimas.

"Om, Tante, maafin Aca ya belum bisa jagain Aqeela. Aca nggak akan pernah maafin diri Aca sendiri kalau hal buruk pada Aqeela terjadi"ucap Aca memeluk Dimas dan Indri.

"Aca, Om sama Tante enggak pernah menyalahkan kamu sayang. Ini namanya kecelakaan, ini rencana Tuhan yang nggak bisa kamu ganggu gugat. Sudah, jangan merasa bersalah, berdoa saja agar Aqeela baik-baik saja"ucap Dimas.

"Tante, maafin Kikan ya. Kikan berharap banget semoga Aqeela enggak kenapa-kenapa, Tante"ucap Kikan memeluk Indri.

"Iyah, Kikan. Enggak apa-apa, bukan salah kamu"ujar Indri.

"Om, Tante, Rassya juga minta maaf ya. Rassya nggak bisa jagain Aqeela. Kalau Om sama Tante mau ngehukum Rassya karena nggak bisa jagain Qeela, nggak apa-apa kok Om, Rassya siap"ujar Rassya.

"Rassya, Om sama Tante enggak nyalahin kamu. Enggak nyalahin Aca dan juga Kikan. Ini real murni kecelakaan, sudah jangan menyalahkan diri kalian sendiri. Lebih baik berdoa saja"ucap Dimas.

"Iya, kalian jangan meminta maaf sama kita berdua. Yang seharusnya meminta maaf itu orang yang naik mobil nya kencang diarea sekolah itu"ujar Indri.

"OH IYA, KEMANA YA DIA. DIA TADI JANJI MAU IKUT KITA KERUMAH SAKIT BUAT TANGGUNG JAWAB. MANA SAMPE SEKARANG BELUM JUGA DATENG"ujar Rassya.

"Kalau memang dia enggak mau bertanggung jawab juga tidak apa-apa, Nak. Yang terpenting kita fokus pada Aqeela aja"ujar Indri.

Tak lama orang yang menabrak Aqeela ini pun datang bersama Meel.

"Permisi"

"Nah ini dia orangnya, gimana Pak mau tanggung jawab?"tanya Rassya.

"Iya, Nak. Saya siap tanggung jawab"

"Pak, Bu, saya minta maaf atas terjadinya kecelakaan pada anak bapak dan ibu. Saya bener-bener minta maaf dan tolong jangan laporin saya ke polisi. Saya akan tanggung jawab sebisa saya, Pak. Karena jujur saya orang tidak berada, dan bahkan mobil yang saya gunakan itu hanya pinjaman dari saudara saya untuk mencari nafkah dengan taksi online"

"Pak, tidak apa-apa. Saya enggak akan minta pertanggungjawaban apa-apa dari bapak apalagi sampai bawa bapak ke kantor polisi. Saya cuma butuh kata maaf yang keluar dari mulut bapak, itu saja cukup. Yasudah, ini untuk bapak dan kembali bekerja"ujar Dimas memberi uang 200rb kepada supir tersebut.

"Lho Pak, kenapa bapak beri saya uang? Jelas-jelas anak bapak yang sudah saya tabrak"

"Iyah gapapa, terima saja ya. Saya ikhlas kok"ucap Dimas.

"Terimakasih, Pak. Yasudah kalau begitu saya permisi, kebaikan bapak akan selalu saya ingat sampai mati"

Dimas pun tersenyum lebar

"Lihat Meel, Papa nya Aqeela baik banget. Padahal orang itu yang nggak sengaja nabrak anaknya, tapi Papa nya malah kasih uang ke supir itu"batin Meel.

"Om Dimas ternyata baik juga ya. Om nggak mau menyusahkan orang lain, padahal anaknya lagi terbaring didalem karena ulah dia"ucap Rassya.

"Iyah Rassya, Om cuma enggak mau menambah beban dia saja. Apalagi tadi kalian dengar, kalau bapak itu dikalangan orang yang tidak berada"ujar Dimas.

"Tapi Om, kalau dia bicara kayak gitu hanya ingin dikasihanin gimana?"tanya Kikan.

"Nggak baik berburuk sangka sama orang, Kikan. Kalaupun dia bohong ya udah dosa dia sendiri yang ditanggung"ucap Dimas.

"Tau lo, Kan. Berburuk sangka aja"ujar Aca.

Kikan pun langsung menatap sinis kearah Meel.

"Lo ngapain disini, Meel?! Lo masih mau cari masalah sama kita?!"tanya Kikan emosi dan melangkah maju mendekati Meel.

"Kan, jangan ribut. Ini rumah sakit, takut ganggu pasien lain"ujar Rassya menahan Kikan.

"Gu-gu-gue kesini cuma mau bilang terimakasih sama minta maaf sama Aqeela, Kan. Gue bener-bener nyesel selama ini berbuat salah terus sama dia. Ternyata Aqeela sebaik itu orangnya, dia rela ketabrak demi selametin gue"ujar Meel.

"GAUSAH BOHONG, MEEL! GUE UDAH ENGGAK PERCAYA SAMA AIR MATA BUATA LO! MENDING LO PERGI DARI SINI"bentak Kikan.

"Nggak! Gue enggak akan pergi dari sini sebelum gue ketemu sama Aqeela, Kan. Lo mau usir gue 1000× pun gue enggak akan pergi"ujar Meel.

"Kali ini gue bener-bener ngerasain kalau Meel itu emang tulus minta maaf sama kita terutama sama Aqeela"batin Aca.

"Kan, biarin. Biarin dia tunggu disini sama kayak kita. Menunggu Aqeela sadar"ujar Aca.

Meel pun berjalan menuju kedua orang tua nya Aqeela. Dan ia meminta maaf tentang apa yang pernah ia lakukan pada Aqeela, anaknya.

"Om, Tante, aku bener-bener minta maaf sama kalian dan Aqeela. Meel tau, kalian tau semua apa yang pernah Meel lakukan disekolah terhadap Aqeela. Jadi, Meel minta maaf banget sama Om dan Tante. Meel juga tau, mungkin maaf ini emang susah untuk diterima, tapi tolong izinin Meel untuk berbuat baik pada Aqeela untuk menebus sama Aqeela"ujar Meel.

Dimas dan Indri terdiam. Mereka menatap Meel dengan penuh arti.

"Om tau, Nak. Kamu itu sebenernya anak yang baik, Hartono orang tua kamu adalah orang yang baik"batin Dimas.

"Meel, Om sama Tante pasti maafin kamu. Anak Om sama Tante aja bisa maafin kamu sepenuhnya, masa Om dan Tante sebagai orang tua nya enggak bisa maafin kesalahan kamu. Sudah kalian berdamai saja, tidak baik jika kalian terus-terusan bermusuhan"ujar Dimas.

"Iyaa, Meel Papa kamu, Hartono Wijaya itu orang yang baik. Tante percaya, kamu sebagai anaknya juga pasti anak baik"ujar Indri.

"Makasih, Om, Tante"ucap Meel sambil memeluk kedua orang tua Aqeela.

[Suara Pintu Terbuka]

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT
-@MEILINAULIA-
T H A N K ~ Y O U

DEAR AQEELA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang