Hari-hari selanjutnya mereka disibukkan dengan persiapan keberangkatan ke Bali. Gracio dan Shani sebisa mungkin menyelesaikan semua hutang kerjaannya karena mereka memang tidak mau diganggu saat sudah tiba di Bali. Shani dan Gracio memilih berangkat pagi hari sementara orang tua Gracio dan orang tua Shani baru akan tiba besok.
Sepanjang di dalam pesawat, genggaman tangan mereka tidak pernah terlepas. Gracio ingat betul momen pertama kali mereka bertemu, bagaimana Shani sudah menarik perhatiannya sejak detik pertama mata mereka bertemu. Begitupun Shani. Ia tidak pernah menyesali mengizinkan orang asing mendekatinya kala itu. Bahkan sejak awal bertemu feeling Shani mengatakan bahwa Gracio adalah orang yang baik.
"Pake sunscreennya dulu yang."
"Emang kita ga langsung ke resortnya?"
"Langsung, cuma pake aja. Pasti perlu" Shani akhirnya menurut dan mengoleskan sunscreen ke wajah serta tubuhnya. Tidak lupa ia melakukan hal yang sama pada Gracio.
"Yang serius kita naik ini?"
Sebuah mobil convertible -atap terbuka- berwarna bumblebee terlihat menunggu mereka di area penjemputan. Gracio memilih tidak menjawab Shani dan langsung memasukkan barang-barang mereka ke bagasi.
"So ide banget deh pake mobil gini di Bali. Untung aku bawa floppy hat sama kacamata item.
"Aku waktu di Miami pengen banget naik mobil kaya gini nyusurin pantai-pantai. Kebetulan ini di Bali, yaudah sekalian. Pake dulu sabuk pengamannya, naik kita naik bukit soalnya.
Wedding venue mereka memang terletak di Bukit Peninsula, bukit kapur yang di tepian tebingnya telah dipenuhi puluhan resort paling mahal yang ada di Bali. Di awal, jalanan yang mereka lalui masih sangat mulus, hingga 40 menit berlalu mobil mereka berbelok ke tengah hutan. Sejauh mata memandang hanya hamparan pohon yang mereka temui. Ditemani lagu Everything dari Michael Bublé.
"And in this crazy life, and through these crazy times
It's you, it's you, you make me sing
You're every line, you're every word, you're everything" Gracio menyanyikan lagu itu seraya menggenggam tangan Shani, memang vibes romansa di Bali selalu menyenangkan. Namun ternyata Shani justru terlihat panik sendiri."By bentar deh bentar, ini kita ga nyasar?"
"Engga dong, kan aku udah beberapa kali kesini. Bentar lagi nyampe kok."
Mendengar jawaban Gracio, Shani jadi semakin penasaran apa yang akan menanti mereka di ujung jalan ini. Apakah semewah rumah Nick Young di film Crazy Rich Asians?
"Waaaww" Shani tidak bisa menghilangkan kekagumannya saat akhirnya mereka telah sampai di area parking Tirtha Uluwatu. Walau belum finish 100 persen, tapi wedding venue ini benar-benar sangat indah. Kaca-kaca bening mendominasi banyak ruangan. Banyak ruangan terbuka dengan atap jerami yang begitu memanjakan mata. Bahkan Shani tidak bisa berhenti membuka mulut saat mereka tiba di pinggiran tebing, dimana terdapat glass stage dengan kolam kolam rendah yang memantulkan cahaya matahari.
"Ini kamu yang desain?"
"Idenya dari aku, tapi abis itu ada inkubasi ide juga dari beberapa arsitek dan ahli tata lahan. Aku harap kamu suka"
Gracio merangkul Shani yang masih memandang hamparan laut biru yang begitu indah. Shani semakin mengeratkan pelukan tangan Gre di pinggangnya.
"Kaa, aku suka banget. Aku tahu kalo rancanganmu ga mungkin jelek, tapi ini diluar ekspektasi aku banget." Akhirnya Shani membalikkan tubuhnya dan mengalungkan tangannya di leher Gracio.
"Aku seneng kamu suka."
Gracio akhirnya tidak bisa menahan diri untuk mencium bibir merah muda Shani yang sedari tadi seakan menggodanya. Shani pun semakin mengeratkan pelukannya di leher Gracio, mencoba mengimbangi ciuman calon suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAPSODI
FanfictionHallo guys, tulisan ini adalah kolaborasi bersama @ikutakidz Part ganjil bakalan dipost di @ikutakidz dan genap bakalan dipost disini. Selamat membaca!