Part 32 - Sunflower

1.7K 177 27
                                        

"Sore semuaaa"

Hampir semua kepala melongok ke arah sumber suara, dan disana muncullah sosok Viny. Masih dengan gaya favoritnya, celana  jeans dan kemeja kebesaran yang setia menemani. Tidak lupa sebuah totebag yang menjadi ciri khas gadis itu.

"Halo Vin, yaampunn makin cantik aja lu" Rachel segera menghampiri teman baiknya, sekaligus pacar atasannya itu.

"Halo Vin, how's work?" Boby tiba-tiba melangkah mendekat. Sebagai satu-satunya atasan yang sedang berada di kantor, ia merasa harus menyambut mantan pegawainya. Gracio dan Mario kebetulan sedang meeting saat Viny sampai di Arkana.

"Alhamdulillah lancar Ka Boby. Ka Gre belum sampai ya?"

"Iya belum, tadi bilang masih meeting sama Pak Hans. Kamu mau nunggu di mejanya, atau mau di atas?"

"Di mejanya aja deh Ka"

"Yauda yuk masuk"

Boby mempersilakan Viny masuk dan menarik kursi Gracio untuknya. Sementara Boby melanjutkan pekerjaannya yang sebelumnya terjeda, gadis itu sibuk melihat-lihat meja kekasihnya. Disana tertempel beberapa foto mereka bersama, saat perpisahan Arkana, dan banyak foto momen-momen mereka menyaksikan konser bersama.

Viny tersenyum mengamati wajah bahagia mereka di foto itu. Setahun bersama Gracio memang begitu membahagiakan. Walau tidak jarang mereka adu mulut karena sama sama lelah, tapi mereka selalu bisa mengembalikan situasi seperti sedia kala.

"Dia makin semangat lo sekarang Vin kerjanya, Gracio. Bahkan udah jarang banget liat dia ngerokok ataupun minum-minum kalau bukan event besar. Dia jadi lebih baik sejak sama kamu"

Gadis itu berbalik dari kursi dan menariknya hingga mendekat ke arah Boby. Ia mengamati Boby yang sedang merevisi desain junior-junior arsitek sebelum diserahkan ke client.

"Aku cuma minta Ka Gre buat mikirin kesehatannya si Ka... Dan udah makin dewasa harusnya udah ga lagi gaya-gayaan kaya gitu ga sih?"

"Hahaha, iya Vin. Bucin banget emang dia tuh. Kamu tau kan dia awalnya gimana, sampai bisa kaya gini sih aku akuin kalo Gracio bener-bener cinta sama kamu"

Viny menikmati obrolannya dengan Boby yang banyak membocorkan rahasia-rahasia Gracio selama ini. Bagaimana dia sering kesal ketika melihat Viny dekat dengan rekan-rekan kerjanya, tapi tidak pernah berani mengungkapkan di hadapan si ratu, atau bagaimana ribetnya Gracio setiap akan bertemu Viny, seperti anak ABG yang baru pacaran"

"Hey sayang, ko ga bilang bilang udah disini?"
Saat mereka tengah asik bercengkrama, tiba-tiba Gracio memeluknya dari belakang dan mencium puncak kepala Viny. Ia memang sudah sangat merindukan Viny karena telah seminggu tidak bertemu.

"Lo baru dari luar anjir, cuci muka sama cuci tangan dulu lah. Malah langsung peluk-peluk"
Boby melemparkan penghapus ke arah Gracio, sementara Viny malah tertawa melihat pertengkaran mereka.

"Yauda yuk cuci mukanya dulu, Ka Boby thank you ya. Aku nganterin bayi besarku dulu." Viny menarik tangan Gracio dan segera mengajaknya ke toilet. Ia sengaja membiarkan pintu toilet terbuka agar Boby ataupun staf lainnya tidak berpikiran yang macam-macam

"Yang mana sabun muka Gracio Harlan? Oh pasti ini ya?"

Viny meraih sabun muka Gracio dan meletakkannya di tangan Gre.
"Ayo dong cuci mukanya, debu itu ga baik buat muka Ka. Nanti jadi jerawat"

Bukannya mendengarkan Viny, Gracio malah menangkupkan tangannya di pipi gadis itu yang tentu saja membuat Viny memberontak.

"Ka Gre! Ko malah di muka-" omelan Viny dibungkam oleh sebuah ciuman lembut dari Gracio yang masih membingkai wajah cantik sang kekasih. Ia memang tidak pernah bisa melihat Viny jika sudah mengomel. Wajahnya begitu menggemaskan dan membuat Gracio selalu ingin menciumnya.

"Maaf ya, sengaja"
Setelah memasang wajah cengengesan seperti itu, Gracio segera melanjutkan aktivitasnya tanpa memeperdulikan Viny yang masih membeku karena keabsurd an sang pacar.

"Kamu itu cuci muka dulu kek baru cium, kan aku jadi harus cuci muka lagi kalo gini. Bandel banget emang kamu yaa" Ia mendorong tubuh Gracio agar memberikan tempat untuknya mencuci muka. Gracio memang selalu seperti ini, menyebalkan, iseng, tapi Viny tak pernah bisa marah.

"Sayang, minggu depan ke Singapura yu?"

"Hah? Ngapain Ka ko tiba-tiba?"

"Aku mau ngajak kamu nonton konser. Minggu depan Rex Orange County ngadain konser di Spore, dan aku udah beli tiketnya"

"Hah? Serius Kaaa? Aaaa itu kan penyanyi favorit akuu. Tahun lalu ga bisa nonton pas di JKT kerena Corona"

"Hehehe iya dong, jadi tolong nanti minta cuti ya 3 hari." Gracio mencium puncak kepala Viny dan menuntun gadis itu untuk kembali ke ruangan. Gracio memang selalu tau apa yang diinginkan Viny.

Viny menyadari bagaimana besar kasih sayang seorang Gracio padanya. Jika biasanya saat menyiapkan sesuatu yang akan ribet adalah cewek, namun kali ini berbeda. Viny hanya perlu mengemas barang-barangnya dan hal lainnya sudah disiapkan oleh Gracio. Mulai dari tiket pesawat, hotel, dan yang lainnya. Gracio juga menyempatkan diri menjemput Viny dan meminta izin kepada orang tuanya. Maka pada 21 Februari malam, mereka berdua sudah sampai di Singapura.

"Sayang, aku mesti bilang dulu. Tapi kamu jangan mikir aneh-aneh. Aku nyari hotel deket sama venue konser. Tapi ternyata yang available cuma satu kamar dan itu juga yang kelas tertinggi. Jadi karena aku mager yaudah aku book aja."

Melihat Viny yang masih menaikkan alisnya heran, Gracio buru-buru menambahkan. "Tapi aku udah cek kok Yang, itu tipenya kaya 1 bedroom apartemen, jadi nanti aku tidur di ruang tamu gapapa ko"

Viny malah memilih meneruskan langkahnya hingga membuat Gracio yang membawakan ransel Viny sedikit kesulitan untuk mengejar.

"Marah ya Yang? Maaf dehh aku ga bilang dulu. Nanti kalo gitu aku book kamar di hotel seberang deh"

Viny berbalik, dan melihat wajah panik kekasihnya ia tak bisa lagi berpura pura untuk marah.

"Hahahhaa, lucu banget si kamu. Panik ya?"

"Ya panik lah, aku ga mau kamu ngira aku sengaja. Taunya aku malah dibecandain. Paling bisa emang kamu yaaa" Gracio merangkul tubuh Viny dan mencium puncak kepalanya.

"Sayang langsung istirahat ya, besok aku mau ajak jalan-jalan. Good night honey" Gracio mencium puncak kepala Viny yang masih bersandar di tempat tidur sebelum meraih sebuah bantal dan dibawanya keluar.

Karena penasaran, Viny pun mengikuti Gracio dan melihat kekasihnya sudah meringkuk di sofa sambil menyaksikan acara bola.

"Kamu ngapain disana?"

"Tidur lah Queen. Kenapa emang?"

"Yakin mau tidur disana?

Gracio hanya mengangguk polos. Eh, apa Viny mengharapkannya untuk benar-benar menyewa kamar lain di hotel seberang?

"Sini masuk, nanti ga enak tidur disana"
Viny berbalik dan segera masuk ke dalam kamar, meninggalkan Gracio yang masih melongo dengan tampang bodohnya.

"Ka Greee, kalo belum masuk juga aku tutup nih pintunya"

Teriakan Viny tadi seakan menyadarkan Gracio dari lamunannya dan buru-buru masuk ke dalam kamar dimana Viny sudah menenggelamkan diri dengan nyaman di dalam bungkusan selimut.

"Bener nih aku boleh tidur disini? Ga akan ngadu sama Papa kamu kan?"

"Hahaha, iya, sini tidur. Udah jam 1 pagi lo Ka..."
Viny menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya, dan akhirnya Gracio menurut.

"Good night Sayang"

"Good night too Ka Gre"

Mereka benar-benar tertidur lelap karena benar-benar lelah oleh pekerjaan dan perjalanan ke Singapura hingga mereka melewatkan waktu breakfast. Gracio pun memutuskan untuk mencari restoran sementara Viny tidak henti-hentinya mengucapkan maaf disebelahnya karena gadis itu juga kesiangan.

"Maaf ya Ka Gree"

"Gapapa sayang, kan waktunya juga masih banyak nih sebelum open gate nanti malem. Lagian bagus lagi kita recharge energy untuk nanti malem hehe..."

Kedua pasangan itu benar-benar menikmati day off mereka dengan berkeliling. Alih-alih mengunjungi spot spot yang sudah sangat mainstream, Gracio mengajak Viny untuk berkeliling tempat-tempat yang tidak terlalu banyak dikunjungi orang, dan dengan arsitektur yang menarik mata. Cocok untuk kedua anak desain yang sepanjang jalan malah mendiskusikan desain bangunan bangunan yang mereka kunjungi. Gracio dan Viny mengunjungi Colonnade Condominiums yang merupakan desain salah satu arsitektur terkenal yang juga mendesain Intiland di jalan Sudirman Jakarta, kemudian berpindah ke 1 Moulmein Rise, sebuah apartemen yang didesain untuk lahan yang sempit. Mungkin terdengar membosankan, namun percayalah. Mereka sangat menikmatinya. Di leher Gracio maupun Viny tergantung kamera yang mereka gunakan untuk mengcapture banyak pemandangan yang menarik mata mereka. Sementara kamera Viny banyak diisi oleh desain-desain unik, kamera Gracio justru dipenuhi oleh foto candid Viny yang ia ambil diam diam.

"Makan yu Kaa, aku laper"

"Yaudah, mau makan apa?"

"Rekomendasi dong, kamu kan pasti udah sering kesini"

"Hahah, aku biasanya makan Salted Egg Chiken, tapi sekarang makan Hainanese Chicken Rice aja ya."

Pasangan ini memang tidak memiliki ketertarikan yang besar dalam hal berbelanja, maka seharian sembari menunggu malam Gracio dan Viny hanya berkeliling dan membeli beberapa makanan unik yang mereka temui. Gracio benar-benar mengikuti kemanapun kaki Viny melangkah, sepanjang hari Viny selalu membuatnya tersenyum karena melihat kebahagiaan di wajah kekasihnya.

"Kamu ini aneh tau Yang, sepupu-sepupu aku kalo ke Singapura itu nonton girlband atau boyband. Ya kalau ga paling nonton Charlie Puth, Shawn Mendes atau yang lain. Ini kamu nonton ROC, pacarku seleranya emang unik ya?"

"Hahaa, dia jenius tau Yang, kamu juga suka kan"

Pertama-pertama mereka sudah disambut lagu Best Friend yang benar-bener easy listening dan cocok untuk dinyanyikan bersama. Seperti apa yang dilakukan oleh Gracio dan Viny yang ikut sing along di tempat mereka, Gracio berdiri di belakang kekasihnya, menjaga Viny dari sentuhan-sentuhan yang tidak diinginkan, sesekali tangannya  merangkul pinggang kekasih ketika Rex melantunkan lirik yang begitu romantis.

And that's because I wanna be your favorite boy
I wanna be the one that makes your day
The one you think about as you lie awake
I can't wait to be your number one
I'll be your biggest fan and you'll be mine
But I still wanna break your heart and make you cry

"Akkk Alex keren banget sumpahh"

"Kerenan aku apa si Rex?"

"Rex lah, hahaha"
Setelah Viny mengatakan itu, ia meraih tangan Gracio untuk dilingkarkan di pinggangnya. Gadis itu masih begitu bersemangat menyanyikan lagu-lagu dari penyanyi favoritnya ini dengan sesekali mengelus tangan kekasihnya.

Hingga tiba di lagu terakhir, yaitu Sunflower. Lagu yang benar-benar disukai oleh Viny.

I want to know
Where I can go
When you're not around
And I'm feeling down
So won't you stay for a moment?
So I can say

"Vin"
Viny merasakan bisikan Gracio menyapa telinganya. Lelaki itu memang masih setia berdiri di belakang Viny dan memeluk mesra tubuhnya. Dengan lembut Gracio memutar tubuh Viny agar memandang dirinya.

"Happy birthday, and happy first anniversary Sayang"

I, I need you so
"Ka? Eh ini udah 23?" Viny memeriksa jam tangan Gracio sebelum kembali memandang wajah kekasihnya.

"Yaampun maafin aku sampe lupa, Happy first anniversary too Baby" Viny menenggelamkan wajahnya di dada Gracio. Ia tidak menyangka bisa melewati waktu setahun yang terbilang lama bagi dirinya yang baru merasakan menjalin hubungan, dan Gracio yang sebelumnya selalu tidak bisa mempertahankan hubungan dalam waktu lama.

'Cause right now you know
That nothing here's new
And I'm obsessed with you

"Makasi banyak ya Ka, kamu selalu buat ulang tahun aku berkesan tiap tahunnya."

"Aku yang makasi karena taun lalu, kamu udah mau ngasi aku kesempatan buat bisa bareng sama kamu. I still remember that day, kamu bilang kalo aku adalah awal dari hidupmu yang baru. Dan selama satu tahun sama kamu, aku ngerasain banget diperhatiin, dimanja. Kamu nerima semua masa lalu aku. Kamu bahkan ga mempermasalahkan saat aku ga jujur sama kamu. Vin, maybe it's too soon, tapi aku ingin di ulang tahun kamu ini, di first anniversary kita, aku mau ini jadi awal yang baru buat kita. Aku pengen serius sama kamu."

"Jadi istriku ya Vin? Katanya menikah itu berarti harus siap jatuh cinta berkali kali dengan orang yang sama. Dan aku udah bayangin gimana bahagianya aku jatuh cinta sama kamu setiap hari. So, will you take my hand and be the person I want to grow old with Vin?"

Berlatarkan lagu sunflower Rex Orange County pasangan itu berdiri saling memandang satu sama lain. Gracio menggenggam tangan Viny dengan pandangan memohon yang sungguh menyentuh hati Viny.

"Kaa... Ini mendadak banget jujur"

Dari sepenggal kalimat yang diucapkan Viny itu saja langsung membuat harapan Gracio menciut. Gimana kalo Viny memang tidak siap, atau bahkan mungkin tidak ingin hidup bersamanya?

"Ya, whether you say yes or no, aku bakal terima ko Vin. But I really hope you say yes"
Gracio sudah tidak berani melihat Viny kembali. Jantungnya benar-benar dibuat tidak menentu menunggu respon dari gadis yang masih betah memandangi wajahnya.

"Ka Gre... Liat aku bisa?"

Akhirnya Gracio dengan perlahan mengangkat kepalanya.

"Untuk menjawab pertanyaanmu itu, sepertinya aku butuh waktu Ka. Bukan berarti aku ga bahagia denger apa yang kamu sampaiin tadi, aku bahagia banget. Kamu juga orang yang aku harepin selalu nemenin aku sampai kapanpun Ka... Tapi memang untuk mutusin ini aku bener-bener harus mikirin. Gapapa kan Sayang? Aku janji bakal jawab secepatnya dan ga akan bikin kamu nunggu."

Viny benar-benar merasa bersalah melihat Gracio yang memandangnya seperti anak kucing. Namun lelaki itu tetap mengangguk. "Iya Vin, gapapa"

"Kaaa, jangan sedihh... Aku cinta sama kamu, dan aku sayang banget sama Ka Gre. Aku cuma minta waktu untuk mikirin ini karena jujur, semua orang juga ingin memantapkan hati untuk hubungan yang serius ini kan Ka? Ka Gre juga kan?"

"Jadi please..." Viny melepaskan genggaman tangan mereka dan berganti melingkarkan tangannya di leher Gre. "Kasi aku waktu ya sayang? Untuk ngasi jawabannya sekarang mungkin aku belum siap, tapi aku bener bener bahagia hari ini Ka, dan aku juga bahagia banget denger permintaanmu yang berarti udah bener-bener mempercayakan perasaanmu sama aku, thank you Honey. I love you" Viny mengangkat sedikit tubuhnya dan mengecup bibir Gracio dengan lembut. Ia mencoba membuat Gracio untuk rileks kembali dengan ciuman yang mereka lakukan. Karena memang sejujurnya ia sangat bahagia mendengar permintaan Gre tadi, ia hanya ingin tidak ada penyesalan setelah keputusan besar yang mereka ambil.


**

"Sayangg"

Gracio yang sedang melamun tiba-tiba dikejutkan saat Viny tiba-tiba mengambil bantal yang membatasi tubuh mereka dan malah memeluk tubuh Gre dengan erat. Ia tau Gracio sedari tadi masih memikirkan hal tadi, dan Viny benar-benar tidak ingin membuat kekasihnya kecewa.

"Masih mikirin yang tadi?"
Jari Viny tanpa permisi menyentuh wajah sang kekasih, mengelus alis Gracio yang sedari tadi menekuk tanda banyak pikiran.

"Engga ko sayang"

"Jangan boong. Katanya mau hidup bareng tapi gamau jujur"

"Kepikiran dikit sih."

"Apa yang kamu pikirin?"

"Ya apa aku mungkin terlalu cepet mintanya ke kamu"

"Ka Gre, sini aku peluk"

Viny merentangkan tangannya dan Gracio perlahan mulai masuk ke dalam pelukan Viny. Ia menikmati aroma tubuh Viny yang begitu familiar selama setahun ini.

"Please jangan mikir aneh-aneh Ka. Aku cuma butuh waktu buat mikirin ini. Aku janji ga akan lama. Dan aku janji jawabannya nanti itu adalah yang terbaik buat kita. Kamu jangan mikirin ini lagi ya, aku bahagia banget hari ini dan kamu juga harus bahagia dong. Ini kan hari ulang tahun aku, dan juga first anniversary kita. Ya sayang?"

Sentuhan Viny pada rambutnya membuat Gracio semakin menenggelamkan kepalanya di pelukan Viny. Tangannya semakin erat melingkar di tubuh sang kekasih seakan tidak ingin berpisah.

"Makasi ya Vin. Makasi selalu berhasil buat mengatasi overthinkingku. Aku cinta banget sama kamu Viny. Love you so much"

"I love you too Sayang, sekarang tidur ya?"



Viny masih terjaga beberapa saat setelah kekasihnya tertidur. Wajah tidur Gracio sangat begitu menggemaskan di pelukannya. Ia sungguh sangat menyayangi Gre. Lebih dari apapun. Lelaki ini memberikan kebahagiaan yang belum tentu bisa Viny rasakan selama ini. Gracio pun selalu memperlakukannya istimewa. "I love you so much Ka Gre" Viny mencium kening Gre dan memutuskan untuk mengistirahatkan badan bersama dengan kekasihnya.


Perjalanan mereka ke Singapura adalah perjalanan hati dimana Gracio dan Viny mencoba untuk mendalami hati masing-masing, bagaimana mereka berusaha meyakinkan diri bahwa pasangan mereka adalah orang yang paling tepat mendampingi hidup mereka selamanya.

Keesokan harinya, Gracio terbangun lebih awal dan mendapati Viny yang masih setia memeluknya. Harus diakui jika untuk tidur, Viny dan Gracio sama kuatnya sehingga selalu susah untuk bangun pagi. Gracio mengelus pipi si birthday girl, dan setelahnya memutuskan untuk mandi lebih awal.

Setangkup roti dan segelas kopi menjadi menu breakfast Gracio kali ini. Lelaki itu terlihat sudah duduk di resto, lebih awal dari Viny karena dia perlu singgah ke minimarket terlebih dahulu.

"Nyenyak kemarin tidurnya?"

Tiba-tiba Viny mengambil tempat di depan Gracio sambil membawa semangkuk sereal untuk sang kekasih serta bubur untuk dirinya.

"Nyenyak dong kan di peluk semalaman sama kamu"

Sepertinya mood Gracio telah membaik dan Viny sangat senang melihatnya. Ia beralih menyesap kopi dan membuka chat yang sangat menumpuk.

"Eh? Shani sama Ver sekarang?"

"Apa Yang?"

"Ini, ada yang kirim link berita, Shani sama Ver ya sekarang?"

Gracio mengambil handphone Viny dan mengeceknya. Dan benar saja disana terdapat berita yang membahas kedekatan Shani dengan Jason Vernando. Gracio dengan sigapnya membuka browser dan mencari infomasi tentang lelaki ini.

Jason Vernando. Seorang pengusaha media yang sering menjadi inspirasi bisnis anak muda. Wajahnya yang memang sangat tampan karena blasteran Manado dan Portugis sangat serasi disandingkan dengan Shani yang memang semakin terlihat dewasa.

"Aku masih pake hape ku Kaa"

"Ah sorry Vin.. Jason Vernando itu siapa Yang?"

"Loh bukannya kamu udah browsing sendiri tadi?"

"Iya sih udah browsing, tapi aku ga kenal dia. Kamu kenal?"

"Hmmm, aku cuma tau dia emang pebisnis muda di bidang media gitu. Punya PH kalo ga salah"

Viny memutuskan untuk melanjutkan breakfast. Ini sudah biasa ia alami. Setiap ada berita Shani dekat dengan lelaki, protektifnya seorang Gracio akan kembali merajalela. Entah berlaku menyebalkan dengan bertanya terus menerus tentang lelaki itu, atau menyibukkan diri dengan handphonenya mencari informasi. Padahal Viny pun sama tidak taunya.

"Dia kaya Rio ga ya Yang? Kamu ga mau nanya sama Shani tentang cowo ini?"

"Kenapa harus ditanyain Yang? Aku liat kayaknya Vernando ini udah matang dan ga mungkin bermaksud jahat kaya Rio. Lagian Shani udah mutusin buat grad kan, dan beberapa minggu lagi last shownya jadi kayaknya aman-aman aja"

"Bukan gitu Vin, ya ga harus dengan dia udah dewasa dan matang jadi kita ga perlu aware sama cowonya dong."

"Ka Gre, Shani udah dewasa. Dia udah bisa nentuin sendiri mana yang baik dan mana yang ga baik. Aku rasa dia juga udah belajar dari pengalaman ko. Shani pasti tau apa yang dia lakuin"

Setelah mengucapkan kalimat itu, ia benar-benar berharap Gracio mengerti dan tidak lagi selalu ikut campur masalah Shani dengan cowo yang sedang dekat dengannya. Namun rasanya Viny hanya membuang-buang waktu. Lelaki itu seperti tidak mendengar apa yang ia ucapkan dan malah terus mengamati instagram Vernando. Ia menghembuskan nafas lelah, ini adalah salah satu alasan kenapa Viny tidak ingin terburu-buru menjawab lamaran Gracio. Seketika sarapan yany awalnya begitu menggugah selera pun terasa hambar dilidahnya.

Viny benar-benar tidak mau ketika mereka memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, namun kehidupan mereka masih saja dibayang-bayangi oleh Shani. Viny benar-benar tidak mempermasalahkan semua itu, ia menyadari Gracio dan Shani posisinya saat ini selayaknya seorang sahabat. Namun tetap saja ada rasa menyakitkan ketika melihat Gracio begitu peduli pada Shani, bahkan selalu khawatir jika mendengar berita Shani dekat dengan lelaki lain.

Ka Gre, apa yang ada di pikiranmu sebenarnya? Apakah benar cuma ada aku di dalamnya? Kenapa semakin hari aku menjadi semakin takut dengan hubungan kita. You are so close yet so far. Aku benar-benar tidak tau apakah perasaanmu memang hanya milikku, atau adakah tempat untuk Shani di dalamnya? Ka, apa kamu masih mencintai Shani?

"Yang, maaf ya" Gracio langsung berpindah tempat duduk dan menempati space kosong di samping Viny, tangannya langsung melingkar di pinggang Viny dan mengecup puncak kepala Viny.

"Eh? Ko minta maaf?"

"Gapapa takut aku salah ngomong aja"

"Engga ko Yang, kita hari ini mau kemana?"

"Emmmh kita jalannya sorean aja gimana Yang?"

"Kamu capek ya Ka? Hahaha yaudah gapapa kita istirahat aja"

"Engga sih, aku pengen di kamar aja... cuddling sama kamu" bisik Gracio hingga membuat Viny merinding sendiri.

"Idih genit banget sih kamu"

"Hahaha becanda, udah sarapannya? Ke kamar yuk Yang aku pengen rebahan nih"

"Udah udah, yuk. Aduh aku ko berasa sakit kaki ya"

"Mau digendong ga? Sini"

"Gak hahaha"

"Yang ih ayo haha"

"Engga engga ayo buruan ke kamar ah" Viny langsung menarik tangan Gracio menuju lift.

"Ih ko kamu agresif sekarang Yang maksa-maksa aku ke kamar?"

"Yaaaaang ih, ngeselin banget kamu kenapa sih"

"Hahahaha love you too" Gracio dengan santainya malah merangkul Viny dan mencium ujung bibir perempuan itu ketika mereka berada di lift yang memang hanya ada mereka.

"Yang ih kamu kalo ada orang gimana" Viny langsung menyikut perut Gracio.

"Ya engga lah aku juga ga berani kalo ada orang, kunci di kamu kan ya Yang?"

"Iya, yuk masuk" Viny langsung membuka pintu, namun baru beberapa langkah ia masuk, tangan Viny sudah ditarik oleh Gracio.

"Eh kenapa?" Viny sedikit terkejut ketika kini Gracio menyandarkan Viny ke pintu yang sudah Gracio tutup. Sementara tangan Gracio kini seolah mengunci Viny agar tak bisa bergerak kemana-mana.

"You really drive me crazy, Vin!" Gracio langsung mencium bibir Viny dengan lembut. Membuat Viny tersenyum dalam ciuman mereka itu.

Ciuman Gracio benar-benar lembut, begitupun sentuhan tangannya yang kini melingkar di pinggang Viny. Sementara tangan Viny kini melingkar di leher Gracio. Ciuman ini benar-benar menyingkirkan keraguan yang semula merasuki pikiran Viny. Tapi bersama Gracio seperti ini membuat Viny yakin jika Gracio adalah lelaki yang bisa membuatnya bahagia.

"I love you so much, Queen!"

"I love you more Baby"

"Nooooo! I love you more than you love me"

"Ih licik!"

"Ih licik!"

"Kamu kenapa ngikutin aku ka?"

"Kamu kenapa ngikutin aku Vin?"

"Au ah sebel"

"Au ah sebel"

"Kaaaaaa!"

"Viiiiin!"

"Viny cantik!"

"Viny cantik!"

"Emang hahaha"

"Emang hahaha"

"Sumpah ya kamu ngeselin ahaha" Viny yang kesal sekaligus gemas langsung loncat ke pelukan Gracio yang sudah merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Sama aku terus ya Vin" Gracio memeluk erat Viny dan menciumnya berkali-kali.

"Kamu juga ya Ka" Viny mengangguk lalu membenamkan kepalanya di dada Gracio. Tempat ternyaman bagi Viny saat ini.

*****

Semalem nulis ini sama Ka Kidz sampe capek, capek ketawa, capek... dah lah hahahahaha

Gue ga tau mau nulisin apalagi dah ah ahhahaha
Gemes banget liat pasangan di atas kenapa sih huhu Gre manja, Viny lembut banget. Alig emang pasangan idaman ya Ka ikutakidz

Part selanjutnya minta Ka ikutakidz yaaaa

RAPSODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang