Hari itu, Gracio benar-benar bekerja di kantor hingga pukul 21.00, bahkan hanya tinggal dirinya sendiri yang tersisa di kantor. Karena Mario sudah pulang terlebih dahulu bersama Rachel untuk makan malam bersama. Maka tinggalah Gracio di kantor, ditemani oleh security kantor dan satu office boy yang memang menginap di kantor mereka.
"Gila serem juga gue kerja sendirian disini, balik ah" Gracio akhirnya bangkit dan mematikan komputernya, membereskan barang-barang miliknya ke dalam ransel.
"Mau pulang sekarang Mas?"
"Iya Cil, balik gue ah serem"
"Hahaha ya paling ada yang nemenin aja cewe rambut Panjang, baju putih Mas"
"Sialan lu haha dah ya gue balik"
"Iya hati-hati Mas"
Gracio masuk ke mobilnya dan langsung mengendarai mobilnya itu menuju Apartemennya. Namun ternyata perutnya tiba-tiba keroncongan dan membuatnya memutuskan untuk berbelok ke salah satu kedai yang biasa ia nikmati bersama Shani jika malam-malam pulang Shani berkegiatan di JKT48. Sebuah kedai sederhana, tapi kenangan yang dibuat disana tak pernah sederhana untuk dilupakan. Tawa lepas Shani dan raut wajah perempuan itu masih jelas di benak Gracio begitu ia tiba dan menginjakan kaki di kedai tersebut.
Gracio POV
Selamat malam, Shani Indira Natio
Semoga kamu baik-baik saja pasca minggu berat, akhir bulan, pekerjaan menumpuk, serta hal tidak penting yang ternyata dapat menghilangkan kewarasanmu selama beberapa hari. Semoga tidur kamu lebih berkualitas dan tubuhmu mendapat istirahat lebih. Semoga gelembung di bawah matamu kian meredup hari ke hari. Semoga tidak ada yang sadar pula bahwa kau membawa seribu (atau mungkin sejuta?) harap yang kau taruh pada gelembung tersebut, hingga akhirnya pecah begitu saja tanpa sisa. Tapi, kutahu, bibirmu yang mampu merekah lebar bagai lahan sawit di Kalimantan itu dapat membuat orang turut berbahagia atas kehadiranmu.
Tiba-tiba saja, malam ini aku menepi di sebuah restoran yang pernah kujanjikan tak akan kudatangi. Tentu kau tahu, aku kesulitan memilih makanan asing tanpa didampingi orang yang bisa membantuku memilih menu. Barangkali dengan keahlianmu yang kerap menyebut makanan enak sebelum pernah mencobanya bisa membantuku? Awalnya kuharap memang demikian. Namun, hari-hari semakin sibuk dengan segala tuntutan hidup yang entah muncul dari mana. Hal-hal yang sesekali membuatku ingin mengumpatkan kata-kata asal, semacam biji kuda atau yah peler lu. Umpatan-umpatan yang dapat membuat bahuku kebiruan ketika berbicara di sampingmu. Aku masih hafal pada momen apa kau bisa bebas memukul atau mencubitku tanpaku marah.
Shani, cuaca yang anomali ini ternyata semakin memperburuk keadaan saja. Hujan yang sering turun tiba-tiba,lalu awet hingga pagi berhasil membuat beberapa wilayah digenangi banjir. Dampaknya, beberapa waktu belakangan, aku mudah sekali terserang flu. Iya, penyakit yang hanya satu obatnya katamu satu waktu, "flukanku". Kalau dipikir-piki sih ya betul juga. Obat generik atau herbal sekalipun hanya sementara. Tapi flukanmu itu selalu berhasil membuat flu yang aku derita mereda. Ah rasanya aku rindu kelakar-kelakar receh semacam itu, Shan.
Kamu tahu tidak Shan apa hal yang tiba-tiba datang, tiba-tiba juga menghentikan? Semoga kau tidak menjawab kematian. Ada yang lain. Lebih sederhana dan menyebalkan, seperti ketika kita sedang mengobrol di area pembangunan proyek Arkana. Tiba-tiba terdengar bisingnya suara mesin pengaduk semen atau hebohnya teriakan para pekerja bangunan. Keduanya membuyarkan obrolan. Barangkali begitu juga dalam hidup. Semakin tak heran mengapa Pram sempat bertanya, "mengapa manusia bukan berduyun-duyun lahir dan berduyun-duyun pula kembali pulang?" aku membaca kecemasan Pram di situ. Kecemasan ternyata membikin spaneng manusia 100x ketimbang antre suntik difteri. Tapi, kecemasan juga dapat membuatku berpikir hal-hal ringan, membuatku mereorientasi lagi cara berpikir, mungkin ketika dalam keadaan stabil bisa saja aku sebut sebagai kegiatan tolol yang melelahkan. Aku terlalu sering mencemaskan hal-hal terlampau sepele yang mungkin menjadi sebuah ke-tololan bagiku yang membuat aku berada di kedai ini sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPSODI
FanficHallo guys, tulisan ini adalah kolaborasi bersama @ikutakidz Part ganjil bakalan dipost di @ikutakidz dan genap bakalan dipost disini. Selamat membaca!