Part 46 - Honest

2.4K 214 93
                                    

Pertemuan dengan Viny benar-benar membuka pikiran Shani yang selama ini tertutup, memunculkan keberanian di dalam diri Shani yang selama ini tertutup. Keberanian itu yang membuat Shani kini berani untuk duduk berhadapan dengan Vernando untuk mengatakan hal yang sangat penting. Hal yang mungkin akan memberikan perubahan besar dalam hidupnya sekarang.

"Ka, makasih ya aku udah boleh kesini. Maaf ya kalo kalo keputusan aku bikin kamu sakit, tapi aku tau Ka Ver pasti dapet yang lebih dari aku"

"Kamu ga perlu ngomong gitu Shan, maksud aku untuk apa mendoakan aku seperti itu yang sebenernya justru kamu yang berharap orang lain"

"Kaaaa, maaf" Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Shani sekarang, ia tau ia salah. Tapi ia sadar jika manusia mungkin memang terkadang harus melakukan kesalahan sekali untuk tidak mengulanginya lagi. Shani yakin jika keputusannya saat ini benar-benar yang terbaik bagi dirinya maupun Vernando. Ia tidak ingin Ver semakin sakit hati dengan hubungan yang tidak Shani jalani sepenuh hati.

"Secinta itu kamu sama dia Shan?"

Shani terdiam dan menelan ludahnya, pertanyaan ini benar-benar sulit untuk Shani jawab. Bagaimana bisa ia menyakiti Vernando, jelas Shani sesungguhnya tak ingin melakukannya. Tapi mau bagaimana lagi?. Ia sudah lelah bermain peran, sehari-hari ia bekerja dengan memainkan peran. Rasanya keterlaluan jika dalam kehidupan nyatanya sendiri ia masih harus tetap memainkan peran.

"Maaf Ka" Shani mengangguk lalu tertunduk, tak apalah ia kini dipandang buruk oleh Vernando. Setidaknya ia berani memutuskan sesuatu untuk tidak menyakiti Vernando lebih dari ini.

"Damn" Vernando menyandarkan kepala ke kursi kerjanya, ia memejamkan mata. Selama ini ia sangat selektif dalam memilih pasangan dan kini ia sudah memilih Shani, hal yang jelas membuat iri banyak pihak. Tapi kini permepuan yang ia pilih mengakui jika ia mencintai lelaki yang bukan dirinya.

"Maaf Ka, aku tau ini ngecewain Ka Ver banget. Tapi aku ga mau bikin Ka Ver lebih sakit nantinya. Aku udah coba Ka, aku udah coba buat bisa serahin hati aku sepenuhnya ke Ka Ver. Tapi aku ga tau kenapa rasanya sulit, maaf Ka"

Hening menyelimuti keduanya. Ver kini hanya bisa diam dan merasa ia adalah manusia bodoh yang sudah berlari mengejar rencana mereka berdua sementara orang yang ia anggap berlari di belakangnya ternyata masih diam di tempat. Shani tak pernah kemana-mana, Shani masih menetap dengan perasaannya pada seseorang di masalalunya.

"Ya mau diapain lagi Shan? Aku juga ga mungkin hidup sama perempuan yang jelas ga bisa cinta sama aku. Mau jadi apa pernikahan kita kalo sampai dipaksakan" Beruntung Vernando cukup dewasa untuk menyikapinya, ditambah Ver juga memiliki harga diri yang cukup tinggi. Tidak mungkin ia akan memohon dan meminta Shani untuk tetap tinggal, kini ia sadar harga dirinya lebih tinggi dibanding rasa cintanya sendiri pada Shani.

Pertemuan itu cukup membuat Shani lega ketika ia berhasil meyakinkan Vernando bahwa semuanya akan berjalan lebih baik ke depannya. Pertemuan ini mungkin menjadi yang terakhir bagi mereka dengan status sebagai pasangan, ke depannya mungkin mereka akan bertemu dengan status berbeda. Meskipun Ver dan Shani tentu sama-sama butuh waktu dan memberikan jarak untuk menetralkan perasaan masing-masing.

"Ka, aku kembaliin ya cincinnya. Makasih Ka Ver udah baik sama aku selama ini, aku yakin kamu bakal bahagia ke depannya. Makasih Ka" Shani melepaskan cincin dari tangannya, satu yang membuat keduanya sedikit tenang adalah pertunangan mereka belum dilakukan secara resmi dan belum ada obrolan antar dua keluarga secara resmi.

"Sama-sama Shan, makasih udah berani jujur dan putusin hal ini ya. Mungkin kalo kamu ga jujur, kita bakal terus kejebak di hubungan ini. Semoga kamu bahagia ya ke depannya" Vernando membuka tangannya lebar-lebar dan memberi kode pada Shani untuk memeluknya, mungkin ini pelukan terakhir mereka.

RAPSODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang