Part 16 - Inginku

2.3K 191 74
                                        

*Coba-coba didengerin dulu lagunya, lagu tujuh tahun lalu ya ini kalo ga salah hahaha

Kepala Shani masih betah bersandar di bahu Gracio yang tegap, sentuhan lembut tangan Gracio di rambut Shani benar-benar memberikan kenyamanan yang utuh bagi Shani.

"Eh Beb, dinner di luar yuk"

"Kapan Ka?"

"Malem ini gimana? Tapi temenin aku dulu beli baju ya"

"Beli baju kemana Ka?"

"Plaza Senayanaja yuk" Shani nampak berpikir sejenak, memang bagi Shani untuk bisa berjalan bersama lelaki di tempat umum sangat tidak mudah. Sangat-sangat tidak mudah.

"Eh takut ketauan ya?"

"Hemm gapapa sih kayanya kalo ke Plaza Senayan beli baju juga ga akan lama kan Ka? Kita mau dinner dimana tapi?"

"Ada pokoknya tempatnya aman pasti, kita bisa booking private room"

"Ini dinner dalam rangka apa sih Ka?"

"Rayain kemenangan kamu, mau kan?"

"Yaudah boleh deh Ka" Shani mengangguk tanda setuju, membuat mata Gracio berbinar dan satu kecupan mendarat di kening Shani.

Setelah mereka bermalas-malasan hingga sore di atas sofa, sore hari akhirnya Shani mulai bersiap-siap. Ia mandi terlebih dahulu dan setelah selesai Shani langsung menuju meja riasny, sementara Gracio kini bergantian masuk ke kamar mandi. Shani sudah hatam betul jika Gracio membutuhkan waktu yang cukup lama di dalam kamar mandi, entah apa juga yang dia lakukan sampai harus selama itu.

"Pas kan kamu keluar aku udah mau selesai make up"

"Waaaaw" Gracio yang tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk langsung terpaku melihat Shani yang tengah duduk di meja riasnya.

"Kenapa sih Ka?"

"Cantik banget astaga ga kuat aku ga sanggup ampun"

"Ka lebay hahaha"

"Sumpah ini ga bohong kamu kenapa bisa secantik ini sih Beb? Aku serius bukan gombal doang"

"Haha makasih loh pujiannya Ka"

"Iya sama-sama" Gracio mengangguk tapi matanya masih tertuju pada Shani yang akhirnya kini beranjak dari kursinya itu dan berjalan ke arah Gracio.

"Mau aku bikini stampel ga di pipi kamu?"

"Stampel apa?"

"Nih" Cup! Satu ciuman mendarat di pipi Gracio dengan mulusnya, ciuman yang cukup lama hingga lipstick Shani menempel di pipi Gracio dan ia sengaja tak memberi tahukan hal itu.

"Waaaaw"

"Hahaha udah gausah bengong yuk jalan nanti keburu macet, nanti bukannya dinner kita malah sahur Beb"

"Iya iya ini udah siap ko aku" Gracio langsung melempar handuk ke tempat tidur Shani, hal yang sudah menjadi kebiasaannya dan terkadang membuat Shani kesal. Tapi hari ini Shani sedang tak ingin marah-marah, ia hanya pasrah meraih handuk itu dan menyimpan di tempatnya.

"Yuk Beb, sini aku gandeng" Gracio yang sudah mengenakan sepatunya langsung mengajak Shani untuk berangkat, ia kali ini tak membawa apapun selain dompet, kunci mobil dan ponselnya.

"Kaya truk ya aku digandeng haha"

"Kamu bukan kaya truk, tapi kaya gambar-gambar cewe di belakang truk itu loh. Terus tulisan di bawahnya pulang malu tak pulang rindu"

"Ka hahaha sumpah aku jadi kebayang, kocak u"

"Haha apa love you? Love you too"

"Yeee, di Plaza Senayan sekalian beli korek kuping ya kita nanti"

RAPSODITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang