"B-bri..." Gumam Win.
🔥🔥🔥
Tubuhnya bergetar hebat. Pertanda bahwa ia sedang berada dalam ketakutan sekarang. Sungguh, ia tak merindukan sosok itu datang lagi.
Bak seekor kelinci yang ingin dimangsa oleh seekor serigala, Win menciut sambil berjalan mundur, berusaha mencari kesempatan untuk keluar dari kamar itu. Tapi, tak ada sela untuknya. Pria di depannya terus berjalan ke arahnya.
Hingga punggungnya kini menyentuh pintu keluar. Win melirik ke arah Bri yang terus menatapnya intens. Berharap, pria itu mengalihkan pandangannya, dan dia bisa kabur dari sana. Namun nihil. Pria itu tak mengalihkan pandangannya sekalipun.
Melihat jaraknya yang semakin dekat, tanpa pikir panjang Win memutar kenop pintu. Setidaknya, dia sudah berusaha bukan? Walaupun usahanya itu sia-sia, karna Bri sudah lebih dulu menarik tangan Win sebelum pria itu sempat keluar.
Tubuh Win terhempas ke lantai. Membuat bokongnya terasa sakit karena berbenturan dengan kerasnya lantai. Sedangkan Bri mengunci pintu kamar, lalu berjalan ke arah Win yang masih terduduk di lantai itu. Ia berjongkok di depan Win, sambil terus mendekatkan wajahnya.
"Hahah. Kau mau ke mana sayang~?. Apa kau tak rindu padaku hmm~." Ucap Bri sambil terkekeh.
"M-menjauh dariku"
"Kenapa? Apa kau takut?"
Win mengangguk sekilas.
"Hei, ayolah. Aku hanya ingin bermain sebentar denganmu"
"B-bright..tolong" lirih Win, sambil menangis ketakutan.
"Bright? Oh dia tak mungkin keluar."
Bri menangkup pipi Win dengan satu tangannya. Mendekatkan wajahnya, dan detik berikutnya, Bri melahap bibir tebal milik pria itu dengan kasar, hingga darah segar keluar dari bibir bagian bawah Win.
Bri melepaskan tautan itu. Dilihatnya, pipi Win yang sudah basah dengan air mata.
"Ah, apa aku terlalu kasar?" Ucap Bri, menyeka bekas darah di bibir Win.
"Simpan air matamu itu. Karena permainan,baru saja dimulai." Bri kembali berseringai.
Bri mengangkat tubuh Win, dan membawanya ke kasur berukuran besar itu. Ia menghempaskan tubuh itu. Win berusaha untuk lari, namun Bri sudah lebih dulu mengukungnya, dengan tangan yang dikunci ke atas.
"Hei tenanglah. Kau pasti kelelahan bukan? Aku akan menenangkanmu" ucap Bri.
Bri mengambil segelas air putih yang terletak di meja nakas, yang sebelumnya sudah ia berikan obat itu. Bri mendudukkan Win, sambil masih mengunci tangan Win ke atas. Dengan paksa, Bri memberikan segelas air itu kepada Win. Dan pria itu pun, mau tak mau meneguk habis air yang diminumkan kepadanya itu.
Tak selang lama, kepala Win terasa pusing. Perlahan, pandangannya kabur. Dan tak lama, tubuhnya pun melemas, dan jatuh ke pelukan Bri.
Keesokan harinya...
Win membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat. Ia menggulirkan matanya ke arah samping, dan didapatinya pria yang masih terpulas. Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Dan yang diingatnya, hanya sosok Bri yang muncul, lalu menciumnya dengan kasar. Setelahnya, Bri membawanya ke kasur dan memberikannya segelas air. Setelah itu, ia tak ingat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [BRIGHT X WIN]
FanfictionBright Vachirawit dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik kepada siapa pun. Namun, siapa sangka, orang yang dicintainya mengetahui tentang sisi lain dirinya. Bagaimanakah sifat asli Bright? Dan apa alasannya? Baca kelanjutan ceritanya... ATTENTIO...