"aku mencintaimu, Win" bisik Sarawat di telinga seorang pria yang sedang terpulas dalam tidurnya.
Bangkok, 06:12
Win mengerjapkan kedua matanya. Dan hal pertama yang dilihatnya, adalah langit-langit kamar dengan nuansa putih. Dia terbangun di kamarnya, setelah alarm di HP nya berbunyi. Win mengambil posisi duduk, dan menatap ke luar jendela yang tepat berada di samping tempat tidur itu. Ia menatap kosong halaman luas kediaman keluarga Metawin itu. Seketika, air matanya menetes begitu saja. Ia kembali teringat kejadian, dimana Sarawat pergi meninggalkannya. Ia memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Hingga sebuah suara ketukan pintu masuk ke gendang telinganya.
"Win" Panggil seorang wanita dari balik pintu.
Win dengan cepat menghapus sisa air matanya.
"Iya, mae. Buka saja, Win tidak menguncinya" Ucap Win.
Sang ibu pun membuka kenop pintu itu, lalu masuk ke dalam kamar sang putra.
"Ada apa mae?" Tanya Win.
"Ah, ini. Katanya, dia adalah temanmu dan ingin mengajakmu berangkat kuliah bersama." Jawab wanita berusia 35 tahun, yang masih tampak cantik itu.
Win memiringkan kepalanya, guna melihat sosok yang berdiri di belakang ibunya itu.
"Bright?" Ucap Win, setelah melihat pria itu.
Bright tersenyum, lalu berjalan satu langkah ke depan.
"Kalau begitu, mae mau menyiapkan sarapan dulu na?" Ucap ibu Win.
"Ah, iya. Apa kau sudah sarapan?" Tanya ibu Win pada Bright.
Bright menggeleng.
"Kalau begitu, turunlah bersama Win, dan kita akan sarapan bersama" kata nyonya Metawin, sebelum pergi.
Suasananya menjadi hening, dengan posisi Win yang masih terduduk di atas kasur, dan Bright masih berdiri di tempatnya.
Setelah beberapa detik berlalu, Bright pun berjalan ke arah kasur Win, dan mendudukkan dirinya di sana. Dilihatnya Win yang tertunduk seperti menahan tangis. Bright yang mengerti itu pun, langsung membawa Win ke dalam pelukannya. Dan detik berikutnya, tangisan Win pun tumpah. Ia menangis sejadi-jadi. Tangan Bright, mengelus bagian belakang kepala Win. Sedangkan tangan yang satunya, mengelus punggung Win, berusaha menenangkan pria itu.
"Sudahlah. Tak apa. Aku akan menjagamu" ucap Bright.
Win mengangguk dalam pelukan Bright.
"Kalau begitu, mandilah dulu" ucap Bright, perlahan melepas pelukannya.
Win menyeka sisa air matanya. Lalu, beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mandi.
Setelah beberapa menit menghabiskan waktu di kamar mandi, Win pun keluar dari bilik kamar mandi dengan baju kampusnya.
"Kau sudah selesai?" Tanya Bright yang duduk di tepian ranjang, dengan HP di tangannya.
"Humm" Win mengangguk.
"Kalau begitu, ayo kita turun." Ucap Win, dan kedua pria itu pun turun menuju lantai bawah.
Di bawah, sudah tampak ibu dan ayah Win yang sudah menunggu untuk sarapan bersama di meja makan.
"Ah, duduklah" ucap ibu Win, saat melihat kedua pria itu menuruni anak tangga.
Tanpa disuruh dua kali, kedua pria itu pun langsung mendudukkan diri mereka.
"Mari kita sarapan" ajak nyonya Metawin, dengan senyum manis di bibirnya.
Semuanya pun mulai menikmati hidangan yang ada di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [BRIGHT X WIN]
FanficBright Vachirawit dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik kepada siapa pun. Namun, siapa sangka, orang yang dicintainya mengetahui tentang sisi lain dirinya. Bagaimanakah sifat asli Bright? Dan apa alasannya? Baca kelanjutan ceritanya... ATTENTIO...