"Ada apa denganku?" Ucapnya Win sambil merasakan detak jantungnya.
Pria bergigi kelinci itu, masih setia duduk di ranjang empuk berwarna abu-abu gelap sambil termenung.
Tanpa disadarinya, seseorang baru saja masuk ke kamar.
"Win" panggil pria tinggi berparas tampan bak pangeran dari kerajaan itu.
Win yang merasa namanya dipanggil pun, lantas menoleh ke sumber suara.
"O-oh..k-kau kembali?" Ucap Win tergagap karena kembali teringat kejadian beberapa menit yang lalu.
"Hmm" dehem Bright, lalu berjalan menuju meja yang ada di sana, dan meletakkan kantong plastik yang sejak tadi ditentengnya.
"Kemari" Ucap Bright pada Win yang sedari tadi memandang setiap pergerakannya.
Dengan cepat, Win turun dari ranjang itu, dan berjalan ke arah Bright.
"Kau belum makan, bukan?" Tanya Bright, sambil mengeluarkan isi kantong plastik itu satu persatu.
"Emm" Win mengangguk sebagai jawaban.
"Duduk, dan makanlah dulu" ucap Bright.
Tanpa disuruh dua kali, Win pun mendudukkan dirinya di bangku. Keduanya pun mulai makan bersama. Selama makan, tak ada satupun yang berbicara. Hanya terdengar suara piring dan sendok yang saling berbenturan.
Bright mengentikan makannya, dan beralih menatap Win. Win yang merasa sedang diperhatikan pun, ikut menghentikan makannya dan menoleh ke arah Bright.
"A-ada apa?" Tanya Win, saat melihat Bright menatapnya dengan intens.
Bright tak menjawab. Ia terus memandang Win dengan dalam.
Bola mata Win bergetar. Ia salah tingkah. Pasalnya, ini pertama kalinya Bright memandangnya seintens itu. Dalam artian, sebagai kepribadian 'Bright' sendiri.
"A-apa ada sesuatu di wajahku?" Ucap Win, memegang wajahnya dengan tangan.
Bright masih belum berbicara. Win yang sudah sangat canggung pun, akhirnya memilih untuk tak menatap bola mata kecoklatan itu, dan menunduk.
Tapi, tanpa disangka tiba tiba Bright berdiri, dan mendekatkan wajahnya ke arah Win. Lalu, jari panjang nan indah itu mengangkat dagu Win ke atas, hingga kedua pasang mata itu kembali bertatapan.
"Win.." panggil Bright.
"H-huh?"
Bright kembali menjeda kalimatnya untuk beberapa saat. Dan kalimat yang keluar selanjutnya dari pria tampan itu, membuat jantung Win kembali berdetak dengan sangat kencang.
"Aku menyukaimu. Maukah kau bersamaku untuk waktu yang lama?" Ucap pria tampan bernama Bright itu.
Nafas Win seolah berhenti untuk beberapa detik. Namun, ia kembali tersadar saat Bright menjetikkan jarinya di depan wajah Win.
"Win..apa kau mendengarku?"
"H-hah? Y-ya aku mendengarnya"
"Lalu..bagaimana jawabanmu?"
"A-aku...aku..."
"Yasudah kalau kau belum yakin. Ambillah waktu sebanyak mungkin, untuk memikirkan jawabanmu. Aku akan menunggumu" ucap Bright, dan kembali menjauhkan wajahnya.
"Aku akan ke bawah dulu, untuk membawa piring-piring kotor ini" lanjut Bright, dan mengambil piring yang ada di meja, lalu keluar dari kamar.
Win masih termenung. Mencoba mencerna kembali kata kata Bright.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT [BRIGHT X WIN]
FanficBright Vachirawit dikenal sebagai orang yang ramah, dan baik kepada siapa pun. Namun, siapa sangka, orang yang dicintainya mengetahui tentang sisi lain dirinya. Bagaimanakah sifat asli Bright? Dan apa alasannya? Baca kelanjutan ceritanya... ATTENTIO...